Jinhwan, di dalam kamarya merenung sambil tersenyum miris, ia sangat ingat jelas wajah Hanbin tadi yang lempeng bertemu denganya dan tidak ada tanggapapun tentang hubunganya dengan Junho. Kecewa, jelas ia berharap Hanbin akan cemburu namun nyatanya tidak Hanbin masih bisa tersenyum tulus.
Ya, hanbin memang tersenyum tulus untuk Jinhwan, ia juga ikut bahagia jika Jinhwan bahagia namun dibelakang ia sangat Hancur. Hanbin memang berusaha keras menahan hati dan persaanya, ia hancur namun melihat Junho dengan baik menjaga Jinhwan dan membuat namja mungil itu bahagia membuatnya juga merasa tenang.
Setidaknya selama ini, Jinhwan ada yang menjaga dan menemani bahkan juga membahagiakanya. Wlaupun pikiran Hanbin itu sangat salah, pasalnya meski bersama Junho Jinhwan masih tidak bisa menghapus bayang-bayang hanbin dari otaknya.
Niat untuk melupakan hanbin hanya bisa berakhir sia-sia bagi seorang kim Jinhwan. Ia tak pernah bisa melupakan hanbin barang sedetikpun, otaknya terus berfikir keras untuk melepas hanbin namun hatinya terus mengelak. tak jarang sikap Jinhwan mengundang rasa Iba dari Keluarganya.
"Cih, Kim Hanbin kau benar-benar melupakanku !" Kau memang pria jahat" Jinhwan negedumel sebal sambil air matanya tak berhenti mengalir.
Kim tae Hyung yang sedari tadi melihat keadaan adiknya begitu memilikan, hanya bisa menahan hatinya. Ia sangat marah kepada Hanbin yang telah berani membuat adiknya seperti itu. tangan taehyung mengepal keras, terlihat amarahnya begitu memuncak. "Awas kau Kim Hanbin sialan, kau telah melukai adikku. Membuka lagi luka yang beberapa tahun ini mulai sembuh". Kim Taehyung berlalu pergi meninggalkan adiknya yang terus menangis.
Disisi lain Hanbin hanya menatap kosong jendela apartmenya, ia masih ingat jika orang yang dia cintai telah bersama orang lain. Miris, harapan jika Jinhwan masih mengharapkanya musnah sudah. Cintanya kini telah bahagia, mau tak mau ia harus rela melepas Jinhwan untuk selamanya. Lagipula ia tak akan mungkin pernah bersatu dengan Jinhwan, mengingat janjinya kepada sang uma dan tentu saja kejahatan ayah Jinhwan yang masih terngiang dibenaknya.
Airmata Hanbin kembali menetes. "Bahagialah hyung, aku tahu Junho mampu membahagiakanmu, saranghe hyung, saranghe !" tangisan Hanbin semakin pecah mengalun pilu mewarnai malam yang gelap diapartemennya yang sepi.
....
Bobby masih memeluk erat tubuh istrinya, bahkan keduanya tak sadar jika mentari telah naik menyemburkan binar terangnya. Keduanya masih terlelap karena lelah dan tangisan tadi malam. Malam pengantin mereka hanya habiskan untuk menangis sambil berpelukan, tidak lebih.
"Changi, sudah siang bangunlah !" ucap Bobby pelan pada istrinya sambil membelai mesra surai sang istri.
"ehmmm,,,, !" Donghyuk masih belum ingin bangun, ia masih ingat kejadian semalam dan saat ini ia terlalu malu untuk bangun karena pasti matanya telah bengkak karena semalaman manangis.
Bobby pelan mengecup kening sang namja semok, ia mengangkat wajah istrinya yang benar saja matanya bengkak karena semalaman istrinya itu menangis, Bobby denga lembut mencium kedua mata Donghyuk.
"Changi, ayo bangun kau harus mandi bau badanmu sungguh tidak enak !" ucab Bobby bercanda untuk meningkatkan mut sang istri.
Donghyuk tersenyum, ia kemudian mengangkat tubuhnya untuk bersandar pada badan ranjang. Ia sudah sedikit lega Bobby selalu merengkuhnya ketika ia terluka, ya seperti tadi malam. Dimalam pertama mereka yang harusnya dihabiskan untuk melakukan *itu* justru Bobby memilih untuk menundanya demi menenangkan hati sang istri.
"Ne, aku akan mandi.. tapi maukah kau mandi bersama ?" ucap Donghyuk sedikit menggoda.
Bobby yang awalnya malas langsung bersemangat, ia langsung beranjak dari tidurnya dan menatap manik mata istrinya yang terlihat lebih tenang. Ia tersenyum menang mendengar ucapan istrinya yang meminta mandi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifiece of Love
Storie d'amoreAku mencintaimu tapa alasan, aku mencintaimu karena Tuhan telah menetapkan hatiku padamu." "Hingga detik inipun aku masih-masih mencitaimu, tanpa kau sadari dan aku tidak ingin kau tahu betaba besar cintaku padamu"__ Kim Hanbin "Sedangkal itukah ci...