Miracle

235 18 4
                                    

Yeay, Akhirnya ya iKON bakal kambek juga, eish senengnya hatiku. Oke lah ya, karena gue lagi seneng, gue kasih bonus up cepet , muehehehe PD banget ya kayak ada yang nungguin aja :)

" Aku mencintainya, aku meninggalkanya karena aku mencintainya. Aku hanya tak bisa melihatnya terluka, aku hanya tak mampu melihatnya membenci orang yang dia cintai dan aku tak mau jika ia menangis lagi karenaku. Jika memang ini takdirku, aku mohon Tuhan berikan aku kesempatan untuk mengucapkan jika aku sangat mencintainya, sangat-sangat mencintainya."

Hanbin masih setia, setia terlelap dalam mimpinya dan Jinhwan juga masih setia menunggu kekasihnya itu bangun dari mimpinya. Bahkan untuk melangkah dari ruangan hanbinpun tak ia lakukan, ia melakukan segalanya di rungan berbau obat-obatan itu. Makan, tidur, mandi ia lakukan tanpa sekalipun meninggalkan ruangan Hanbin.

Jinhwan seolah tak perduli dengan kondisi tubuhnya sendiri, bahkan tawaran dari Ayah Hanbin dan sahabat-sahabatnya untuk menggantikanya menjaga Hanbinpun tak ia hiraukan. Dalam benak Jinhwan, apapun yang terjadi pada Hanbin ia akan tetap setia disampingnya.

"Kau masih bermimpi sayang ? apakah mimpimu terlalu indah hingga kau tak ingin bangun hem ?" jinhwan bergumam pelan sambil mengelap tubuh Hanbin. "Atau kau enggan bangun karena jijik padaku hiks,hiks? jinhwan kembali menangis. entah berapa banyak air mata yang ia habiskan dua hari ini untuk kekasihnya yang masih terus enggan bangun itu.

"Selesai, sekarang sudah malam selamat tidur sayang, aku harap esok pagi kau segera membuka matamu" Jinhwan mengecup kening Hanbin , air matanya menetes pada wajah Hanbin. kemudian ia melangkah meletakkan air waslap di nakas dan kembali menuju ranjang Hanbin. Merasa lelah, Jinwan mulai merebahkan kepalanya di samping ranjang Hanbin. tertidur.

Ketika Jinhwan tertidur, jemari hanbin bergerak-gerak, matanya mengerjap-erjab menyesuaikan cahaya di dalam ruangan.





















Hanbin POV

Entah berapa lama aku tertidur , tapi seingatku kemarin aku baru bertemu dengan Hwani. Aku mengingat kejadian itu, mulai ku gerakkan tanganku namun , ada yang menghalangi pergerakanya. Ku lirik samping ranjangku, dan kudapati kepala seseorang tengah meringkuk disana. Aku mengenalinya, itu kepala orang yang teramat aku rindukan.

kuberanikan tanganku untuk mengelus surainya, tak terasa aku menitihkan air mataku. Aku sangat merindukanya, sangat. Tapi, disisi lain aku juga takut dia pasti sudah tahu tentang kondisiku, hingga ia mau menungguiku seperti ini.

"Aku mencintaimu hyung, sangat !" gumamku. Entah terlalu kasar atau bagaimana aku mengelus surainya, kepala jihwan hyung bergerak-gerak. ia mengangkat kepalanya dan saat itu manik mata kami bertemu. Ku lihat lekat manik mata itu, manik mata yang sama seperti pertama kali aku bertemu denganya, raut ketulusan namun lebih dominan dengan kesedikan. kulihat juga matanya yang bengkak, aku yakin dia menangis sepanjang malam.

Kami masih saling menatap, tak sadar pula air mta kami juga sama-sama menetes.











Jinhwan POV

Aku merasakn gerakan tangan dikepalaku, kuangkat kepalaku dan betapa terkejutnya aku, dia dia yang kurindukan membuka matanya. Manik mata kami saling menatap, air matapun mengiringi tatapan itu.

"Ha..ha..hanbin ah, kau su.su.sudah bagun ? segera ku hamburkan pelukanku ke tubuhna yang masih terbaring itu. Aku tak lagi bisa menghentikan ucapan syukur dan air mataku. ku tenggelamkan kepalaku di dadanya. kurasakan tangnya mengelus suraiku pelan, aku juga tahu jika dia menangis.

"sejak kapan kau bangun ? kuangkat kepalaku dan lagi, kutatap manik matanya.
"baru saja ! jawabnya lirih, namun aku masih bisa mendengarnya. Tuhan terimakasih, tak hentinya kurapalkan syukur pada Tuhan.

Sacrifiece of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang