End?

216 14 2
                                    

Hanbin yang mendengar desahan jinhwan tak kuasa membendung gejolak nafsunya. Ia begitu merindukan jinhwan, dan ia juga tahu jika jinhwan masih sangat mencintainya. "Em, nado hwannie... Hanbin melepas pagutanya dan menatap manik mata jinhwan lama.
Air matanya kembali menetes. . .

Hanbin kemudian hendak beranjak dari posisinya , namun jinhwan segera meraup bibir tebalnya. Jinhwan menyesap bibir yang sangat ia rindukan itu, mencoba mendominasi namun sang same tak kunjung memberikan balasan.

Jinhwan kemudian membuka matanya yang sudah mengajak sungai. "We ...? Apa kau tak merindukanku,hiks hiks.. atau ku jijik padaku karena aku anak seorang pembunuh hiks hiks. Tubuh jinhwan melemas, airmatanya semakin deras.

Hanbin yang menyaksikan itu tak kuasa menahan tangisnya juga, ia mengusap lembut pelupuk mata Jinan .Mengecupnya pelan " Aniya, aku bahkan hampir mati karena merindukanmu, tapi...

"Aku tau, hiks hiks aku memang tak pantas untukmu setelah apa yang appaku lakukan padamu, benci aku bin hiks hiks itu hakmu" jinhwan mencoba melepaskan diri dari kukungan Hanbin , ia hendak berlari meninggalkan Hanbin ,namun tangannya di tarik oleh Hanbin hingga tubuhnya jatuh kepangkuan Hanbin.

Hanbin terus menatapata jinhwan lekat, ia tak henti menghapus air mata jinhwan yang terus saja mengalir.

"Aniya, aku tak menyalahkanmu untuk perbuatan Siwon ahjusi. Hwannie, apa yang kita lakukan ini salah, kau sudah punya june. . Jelas Hanbin sembari menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya yang semakin banyak.

Jinhwan meraup wajah hanbin, ia menatap manik mata kecintaanya itu dalam. Ia menemukan ketulusan dan kesedihan dalam mata itu. "Aniya, hiks hiks aku hanya milikmu Kim, tak ada yang berhak atas diriku selainmu..
"Apa.apaa maksudmu, kau sudah bertunangan dengan june,, tanya Hanbin tak percaya.
"Ani, hari itu pertunangan kami gagal.
"Mian, itu gara" aku.
"Aniya, aku bersyukur pertunangan itu gagal..
"Tap..Mpfthh.. belum selesai Hanbin menjawab jinhwan kembali meraup bibir Hanbin, kali ini dia mendapatkan balasan bahkan ciuman itu menjadi lebih liar dan menuntut.

"Mmhhhh, Hanbin ahhhh aku hanya milikmuhhhh....
Desahan jinhwan begitu indah ditelinga Hanbin, tangannya mulai bergerak memasuki bagian perut mulus jinhwan mencari-cari harta Karun didalamnya. "Empphhh, hanbinahhhh , suara desahan jinhwan semakin menggebu kala Hanbin meremas dan memainkan niple miliknya sambil terus menjelahkan lidah liar dimulut jinhwan.

Jinhwan pov

Ini sangat nikmat, baru pertama kali Hanbin menyentuhku, bahkan selama kami berhubungan kami hanya sebatas mencium dan mencumbu saja , kalian pasti tau alasanya bukan karena akau menolak tapi karena Hanbin begitu menjagaku.

Kurasakan tangan Hanbin membuka kemeja yang ku kenakan sambil dia menikmati leherku. Ku dongakan kepalaku untuk memberikan yang akses yang lebih mudah , geli nikmat kurasakan. Aku ingin lebih, lebih dari ini.

Ku beranikan diri untuk mengelus kebanggan Hanbin yang masih tertutup rapat dibawah sana. "Ahhhssshh.. aku mendengar desahannya ketika tanganku mulai menggesek-gesek pelan pada juniornya. "Kauhh, nakal sekali hwanihhhh , ahhhssshh . .

Normal pov

Hanbin terus menyesap nikmat potongan leher jinhwan dan memberikan tanda kepemilikan disana. Namun konsentrasinya dibuyarkan dengan perlakukan sang uke, yang berani membangunkan juniornya.

Hanbin sudah sangat horni, begitu pula jinhwan. Tangan keduanya saling melucuti pakaian masing-masing hingga keduanya benar-benar nakes.

Hanbin menatap manik mata jinhwan intens. Betapa indah namja dibawahnya (?) Ini. "We ? Hem, apa kau masih ragu ? Jinhwan penasaran dengan sikap Hanbin yang menghentikan aktivitasnya dan justru memandanginya intens. "Ani, aku hanya tidak mengerti kenapa Tuhan menciptakan hal seindah ini" Hanbin mengelus pipi jinhwan lembut, dan hal itu sukses membuat jinhwan merona.

Sacrifiece of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang