End ?

198 18 3
                                    

Sumpah gue lagi baper ini , ikon ke Bali boo... Q pengen ke Bali sekarang juga. Deket banget Lombok sama Bali 😭 Elah tapi malah disuruh pulang sama my momz, gegara my babang lusa tunangan. Aku galau antara pulang ke rumah atau ke bali 😣

Kesempatan liat ikon mungkin kagak datang 2 kali, tapi tunangan babang juga kagak kalah penting yang pasti cuman 1 kali aja gue liatnya, babang gue atu-atunya. Sedih aku tuh. Padahal cuman Lombok -Bali (dekat banget) Awww.... Akuh pengen pingsan aja kayaknya (baylay ) abaikan 😭😭

Oke lah ya, sambil nunggu tukang martabak lewat depan rumah akuhnya mau lanjutin cerita kagak jelas ini 😂

✳✳



Tak lama kemudian dokter keluar.
" Keluarga Kim Hanbin ? "
Tuan Kim yang baru saja keluar ruangan istrinya segera berlari menuju sang dokter
" Saya ayahnya dok"
"Oh, ne tuan. Kim , bisa kita bicara di ruangan saya ...
"Oh, ne dok...

Nyonya Dara bangun dari pingsannya ia segera menuju ruang rawat Hanbin sambil terus menangis. "Hanbin, Hanbin anak umma hiks. Hiks Hanbiiiiinnn"

"Omonim,,, "Bobby menangkap tubuh umma Hanbin yang limbung .
"Bobby ya, kenapa Hanbin tidak juga bangun hiks.hiks , apa dia tega meninggalkan ummanya hiks. Hiks..
Bobby mengelus punggung umma Hanbin untuk menenangkan.

"Bob, minta Hanbin bangun Bob, hiks. Hiks... Bia Sanya dia mendengarkanmu kan, bicaralah hiks.hiks. biar Hanbin bangun hiks.hiks" suara nyonya dara semakin melemah, dan tentu saja pemandangan itu membuat semua mata merasa iba, bahkan semua yang ada di depan ruangan Hanbin menangis terisak.

Tuan Kim keluar dari ruangan dokter, wajahnya sama sekali tidak bisa diprediksikan. " Yobo, hiks. Hiks. Hanbin yobo... " Nyonya dara menghampiri suaminya dan memeluknya erat. Ayah Hanbin hanya bisa mengelus lembut punggung istrinya, entah apa yang difikirkan ya setelah keluar dari ruangan dokter.

Saat ini ayah dan umma Hanbin ada di dalam kamar rawat Hanbin, ada juga Bobby dan Donghyuk. Sedangkan jinhwan hanya bisa menunggu di luar bersama chanwoo dan yunhyeong.

Namja mungil itu tak hentinya menangis, ia masih dalam kondisi bingung. Apa yang sebenarnya terjadi pada hanbin, semua orang seolah bungkam tentang kondisi Hanbin. Walaupun kenyataanya ia tahu jika saat ini Hanbin sedang sakit, karena ia melihat sendiri tubuh Hanbin yang semakin kurus, baju pasien dan kamar rawat yang penuh aroma obat.

Sahabat-sahabat Hanbin belum berani mengatakan yang sebenarnya pada jinhwan. Mereka berharap Hanbin segera sadar dan menjelaskan semuanya sendiri pada jinhwan.

Appa Hanbin keluar ruangan, menghampiri jinhwan . "Jinhwan , bisa kita bicara sebentar "

"Ah, nnne. "

Jinhwan segera menghapus air matanya, kemudian ia mengikuti ayah Hanbin menuju taman belakang. Jinhwan takut, takut jika ayah Hanbin mnyalahkanya seperti nyonya dara.

"Sudah lama sekali bukan, kita tidak mengobrol? Ayah Hanbin membuka suara.
"Ne abonim..
Ayah hanbin tersenyum mendengar panggilan "abonim " jinhwan.
"Jinhwan, aku mendengar semuanya ....
"Nee?
"Aku mendengar kau telah melaporkan apamu ..
"Oh... Apa memang harus bertanggung jawab untuk semuanya..
Tuan Kim tersenyum, ia tau jika jinhwan sangat terluka saat ini. Namun ia juga tak bisa memungkiri asa lega serta khawatir terhadap kondisi ayah jinhwan dan juga Hanbin .

Sacrifiece of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang