04

1K 115 3
                                    

Vote dulu baru baca.

Akhirnya, mereka berdua sampai di rooftop sekolah.

"Lo ngapain bawa gue kesini?"
Tanya Rani bingung kepada Alan.

"Gue..."

"Lo kenapa?"

"Gue pengen kenalan sama lo"
Ucap Alan dalam satu tarikan napas.

"WHAT!!??" teriak Rani terkejut.

Gila nih orang, ngajak gue ke rooftop sekolah cuma mau kenalan doang? Kan di kantin tadi bisa. Udah gue di seret-seret kayak kambing yang mau di kurban. Bener-bener gila nih orang. Untung ganteng lo kalo gak, udah gue ceburin lo ke segitiga bermuda. Eh? Apa gue bilang ganteng, oh Rani otak lo udah ketularan gila sama orang di depan lo ini. Batin Rani menyumpah serapahi Alan.

"Kenalan?" tanya Rani sedikit bingung. Alan menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Rani.

"Kenapa gak di kantin aja."

"Gak. Di sini lebih enak dari pada di kantin."

"Gue Alan Tristan Geovane, anak dari pemilik sekolah ini. Gue kelas 12 IPA1." Ucap Alan sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Gue Rani Franriska Johansson. Gue kelas 11 IPA2."
Ucap Rani membalas uluran tangan Alan.

"Namanya cantik, kayak orangnya." ucap Alan tersenyum menggoda.

"Gombal!" ucap Rani dingin dan ketus.

Gila nih cewek, digombalin kagak mempan. Batin Alan tak percaya.

Kringgggggggg

"Udah bel masuk tuh. Gue ke kelas dulu." ucap Rani berjalan meninggalkan Alan.

"Eh, tunggu!" ucap Alan sambil memegang tangan Rani.

"Apaan lagi sih?" tanya Rani kesal kepada Alan.

"Gue minta id Line lo dong."

"Gak mau." ucap Rani ketus.

"Plissssss." ucap Alan memohon dengan wajah puppy eyes nya.

"Iya deh iya. Mana sini hp lo."

Alan pun mengambil handphone nya yang ada di saku celana nya dan memberikannya kepada Rani. Rani mengambil hp Alan dan mengetikan id Line nya di hp Alan.

"Nih udah." ucap Rani sedikit ketus sambil memberikan hp Alan.

"Thank you baby." ucap Alan menggoda Rani sambil mengambil hp nya dari tangan Rani.

Rani hanya bergidik geli mendengar perkataan Alan. Kemudian, Rani pergi menuju kelasnya.

Sedangkan Alan, dia mah bukan pergi ke kelas, melainkan ke cafe dekat sekolah. Alan lagi masuk ke kelas pas pelajaran matematika, pasti saat itu juga tsunami dan gempa bumi melanda SMA Bhayangkara.

Mungkin, suatu hari nanti ada seseorang yang bisa merubah sikap Alan yang tadinya badboy menjadi goodboy.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Setelah bolos di cafe dekat sekolah, Alan kembali lagi ke sekolah untuk mengikuti pelajaran olahraga, pelajaran yang paling di sukai oleh Alan.

Apalagi setelah tau dari Jordan bahwa, kelas Alan akan bergabung dengan kelasnya Rani pada saat nanti olahraga, itu membuat Alan tambah bersemangat.

Jordan memang selalu update tentang guru-guru yang tidak masuk. Tadi Jordan bilang guru olahraga nya Rani tidak bisa hadir karena sakit.

Entah tau dari mana, si Jordan bisa tau tentang guru-guru yang tidak bisa hadir. Yang pasti, semua yang dibilang oleh Jordan pasti selalu tepat bahkan sangat tepat.

Kembali ke masa sekarang, Alan sedang berjalan di koridor sekolah. Untung saja koridor sekolah sepi, kalo ramai pasti banyak yang histeris melihat Alan, terutama para wanita.

Alan terus berjalan, dan kini sampai lah ia di kelasnya yaitu kelas 12 IPA1 di lantai tiga. Semua siswa-siswi kelas 12 IPA1 tengah bersiap untuk berganti baju olahraga.

Alan berjalan ke arah bangku belakang dimana ia duduk di kelas dan langsung duduk di bangku tersebut.

"Lan, lo darimana aja. Tadi di cariin sama Bu Faridah." ucap
Ivan teman sebangku Alan.
Bu Faridah adalah guru matematika yang mengajar di kelas Alan.

"Gue habis dari cafe sebelah."
Ucap Alan dengan santainya.

Pletakkkkkkk

"Bego lo. Bolos melulu lo. Gue laporin ke kepala sekolah dan kepala sekolah laporin lo ke bokap sama nyokap lo baru tau rasa lo." ucap Ivan setelah menjitak kepala Alan.

"Bego, kepala gue sakit nih." ucap Alan sambil mengelus-elus kepalanya yang habis di jitak oleh Ivan.

"Dan tolong jangan laporin gue ke kepala sekolah, gue gak mau pindah dari sekolah ini."
Lanjut Alan dengan wajah memohon kepada Ivan.

"Hah? Gue gak salah denger nih. Lo gak mau pindah dari sekolah ini?" tanya Ivan sedikit terkejut dan Alan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban nya.

"Apa yang membuat lo gak mau pindah dari sekolah ini?"
Tanya Ivan lagi kepada Alan.

"Karena gue lagi falling in love sama seseorang."

"Sok Falling in love lo. Lo kan gak pernah serius kalo pacaran. Gonta-ganti pacar melulu. Dasar playboy cap gajah." ucap Ivan sedikit ketus.

Bukan hanya Ivan yang tahu kalo Alan adalah badboy dan playboy, tapi seluruh siswa-siswi SMA Bhayangkara tahu soal itu. Kecuali Rani, karena ia kurang bersosialisasi dengan siswa-siswi SMA bhayangkara. Bukan Mereka yang tidak mau berteman dengan Rani, tapi Rani yang tidak mau berteman dengan mereka. Alasannya, karena Rani takut mereka membully Rani karena Rani adalah orang miskin.

"Tapi gue kali ini mau serius sama dia. Karena hati gue udah terpikat oleh dia." ucap Alan dengan senyum bahagia di wajahnya.

"Emang siapa sih yang udah membuat hati seorang Alan berbunga-bunga seperti ini?"

"Kalo gak salah namanya Rani Franriska Johansson. Dia kelas 11 IPA2."

"Apaaa? Ra-Rani?"

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆











Love With A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang