12

1.2K 101 5
                                    

Vote dulu baru baca.

"Alan!" panggil Rani sambil menepuk bahu Alan. Menyadarkan Alan yang sedang melamunkan sesuatu.

"Eh! Ehm... Kenapa?" tanya Alan setelah sadar dari lamunannya.

"Ye! Kenapa-kenapa? Harusnya gue yang nanya kayak gitu ke elo. Kenapa melamun lo?"

Alan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Ehm.... Tadi lo bilang, lo kerja di mana?"

Rani menghela nafas kasar."Nanya lagi nanya lagi. Cita-cita lo pengen jadi wartawan ya? Kebanyakan nanya lo." ucap Rani kesal kepada Alan.

"Ck! Udah sih, tinggal jawab aja. Kebanyakan protes lo."

"Gue kerja di restoran 'ART Fast Food'."

"Lo beneran kerja di restoran itu?"

"Iya Alan." jawab Rani dengan penuh kesabaran.

"Emang kenapa sih, kayaknya lo kaget banget gue kerja disitu?" tanya Rani sedikit bingung kepada Alan.

"Sebenarnya, restoran itu punya—"

Drrttt drrttt drtttt

Ucapan Alan terpotong oleh suara dering telepon ponsel Alan yang berada di saku celananya. Alan mengeluarkan handphonenya dari saku celananya dan melihat siapa yang menelepon.

"Benny?" gumam Alan pelan. Kemudian, Alan langsung mengangkat sambungan telepon dari Benny.

"Halo, ada apa Ben?"

"Main ke rumah gue, kuy. Ada Frans, Riko, sama Jordan juga nih." ucap Benny dari telepon.

"Ok. Gue otw kesana." Alan langsung menutup sambungan telepon dari Benny.

"Ran, gue ke rumah Benny dulu ya."

"Yaudah sono. Ngapain ijin ke gue?" tanya Rani sedikit ketus.

"Siapa yang ijin? Orang gue cuma bilang. Siapa tau aja lo tiba-tiba kangen mendadak sama gue?" tanya Alan sambil menyeringai jahil.

Rani bergidik geli saat mendengar perkataan Alan."Amit-amit gue kangen sama lo."

"Amit-amit apa imut-imut?" tanya Alan tambah gencar menggoda Rani.

"Ih! Apaan sih lo? Udah sono pergi." ucap Rani sambil mendorong tubuh Alan.

"Eh-eh. Iya-iya gue bakal pergi, tapi jangan di dorong-dorong juga kali."

"Yaudah makanya sono pergi." Ucap Rani ketus dan tidak lagi mendorong tubuh Alan.

"Iya gue pergi."

Alan naik ke motornya dan menyalakan mesin motornya. Kemudian, ia langsung melesat pergi menuju rumah Benny.

Rani pun berjalan masuk ke dalam rumahnya dan bersiap-siap untuk pergi bekerja.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Sesampainya di rumah Benny, Alan langsung memarkirkan motornya di halaman rumah Benny yang terbilang luas.
Rumah Benny juga besar dan bertingkat 3. Tapi, masih besaran rumahnya Alan sih.

Alan turun dari motornya dan berjalan menuju pintu rumah Benny. Kemudian, ia memencet bel rumah Benny berkali-kali. Pintu pun terbuka, menampilkan sosok Benny yang memakai baju dan celana rumahan.

"Ayo masuk. Yang lain udah pada di kamar gue." ajak Benny kepada Alan.

"Iya." Alan berjalan masuk kedalam rumah Benny dan duduk disofa panjang berwarna merah yang ada di ruang tamu. Benny pun menutup pintu rumahnya dan berjalan menghampiri Alan yang sudah duduk di sofa panjang milik keluarganya.

Love With A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang