11

890 111 5
                                    

Vote dulu baru baca.

"Mau pulang bareng gak?" Tanya Alan kepada Rani.

"Gak usah. Gue bisa jalan sendiri."

"Udah ayoo, buruan. Mumpung gue lagi baik, nih."

"Gak ah. Ntar gue ngerepotin elo."

"Ck! Kelamaan lo. Gak bakal ngerepotin. Gue tanya sekali sebelum gue berubah pikiran, mau pulang bareng gue gak?"
Tanya Alan sedikit kesal. Alan memang tidak suka sama yang namanya 'menunggu'. Ia selalu ingin cepat-cepat dalam melakukan segala hal.

Kalo jalan, gue capek. Lagian juga gak enak, gak ada teman buat ngobrol. Kalo gue bareng sama Alan, gue gak capek dan ada Alan juga yang bisa gue ajak ngobrol. Pikir Rani.

"Ok deh, gue pulang bareng sama lo."

Senyum Alan mengembang saat mendengar jawaban Rani."Yaudah. Ayoo."

Kemudian, Rani menaiki motor sport Alan yang lumayan tinggi. Walaupun sedikit kesusahan saat menaikinya. Namun, akhirnya bisa juga. Alan pun memakai helm nya kembali dan mulai menyalakan mesin motornya.

"Udah siap?" tanya Alan kepada Rani.

"Udah."

Namun, Alan masih belum menjalankan motornya. Rani mengernyit bingung."Ayo jalan. Gue udah siap nih." ucap Rani sedikit kesal.

"Gak. Lo belom siap."

"Belom siap gimana?"

"Lo belom pegangan sama gue."

"Apaaa? Pegangan?" tanya Rani sedikit terkejut. Alan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Maksud lo, gue pegangan sama pinggang lo gitu?" lagi-lagi Alan hanya menganggukkan kepalanya.

"Gak boleh main pegang-pegangan. Bukan muhrimnya. Ntar dosa lo."

"Terserah lo sih. Tapi gue saranin, mendingan lo peluk pinggang gue erat-erat. Kalo lo gak mau mental karena ke bawa sama angin dari motor gue." ucap Alan menakut-nakuti Rani.

Rani menghela nafas kasar."Itu mah lo mau modus sama gue." ucap Rani sambil memutar bola matanya malas.

"Terserah lo deh, Ran."

"Udah ah. Lo kelamaan deh." ucap Rani mulai meluapkan rasa kekesalannya.

"Bener nih ga mau pegangan sama gue?" tanya Alan.

Rani berdecak kesal."Ck! Iya. Bawel banget deh lo."

"Yaudah."

Akhirnya, Alan menjalankan motornya keluar dari gerbang sekolah menuju rumah Rani.
Tepat saat motor Alan keluar dari gerbang sekolah, Ivan datang ke parkiran sekolah.

Ivan yang melihat motor Alan keluar dari gerbang sekolah, hanya bisa megumpatkan rasa kekesalannya. Apalagi saat melihat Rani yang berada di motor Alan, itu membuat Ivan semakin kesal."Argghhhh... Sial. Gue kalah cepat sama Alan." ucap Ivan kesal.

Ivan menghembuskan nafas kasar untuk meluapkan rasa kesealnya."Hari ini lo boleh menang, Lan. Tapi besok-besok, gue gak akan ngebiarin lo deket-deket lagi sama Rani."
Gumam Ivan pelan.

Kemudian, Ivan masuk ke dalam mobil bugatti veyron-nya dan melajukan mobilnya keluar dari gerbang sekolah menuju rumah nya dengan perasaan kesal bercampur marah.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Selama di perjalanan, Alan dan Rani asik mengobrol dan sesekali mereka berdua tertawa karena lelucon yang di lontarkan dari mulut keduanya. Tidak ada kehenginan diantara mereka berdua.

Love With A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang