Agent 1

296 17 32
                                    

Note= Nama sekolahnya ganti jadi Sayap Timur yah


"Get ready? Ready? Come curious ... with us, feel the tension."

- Agent Pive

Kami Seorang Agent

                                   
Saat itu hujan mengguyur kota dengan deras. Namun terlihat disebuah gedung tua lampu sorot serta sirine mobil terlihat dan suaranya cukup menggelegar. Beragam mobil terparkir di sekitaran gedung. Beberapa orang berseragam dengan jas hujan berkeliaran.

Ada sebagian yang sibuk memasang pembatas di titik tertentu. Ada pula yang sibuk berdiam di tenda rakit yang sengaja dibangun dengan alat elektronik canggih.

"Pergerakannya gimana?"

"Maju nih, aman kak Ifan."

Ifan tersenyum puas lalu menepuk bahu Dona yang daritadi sibuk dengan laptop. "Dona gimana kata Romi?"

Dona memutar badan menghadap Ifan. Sesaat iris Ifan terjatuh pada badge name bertuliskan 'Agen Pive' sebelum suara Dona membuat Ifan menatapnya.

"Abis ini amanin sandra terus kita balik ke markas buat pengumuman pergantian."

Ifan ngangguk-ngangguk. "Engga nyangka beneran stop pas lulus kita."

Dona cuman senyum tipis. "Gue mau ke Jepang, lo juga mau fokus kuliah kedokteran kan?"

Ifan mengacak surai Dona gemas. "Betul, ayo kita tuntasin tugas TKW ilegal ini terus party."

"GUE MAU PIZZA!"

"BRIEL JANGAN BERISIK!"

"Plis, kalian berisik banget."

Ifan tertawa dengan Dona yang mengomel pada Briel, Putri dan Nathan yang bersuara. Udah tau lagi ngamanin orang malah pada ngebacot.

"Kak agen 3 di sini, situasi aman!"

"Lapor juga Kak, agen 2 di sini. Posisi aman juga."

Dona dan Ifan saling tatap lalu menghela napas lega bersamaan. Dengan laporan dari Dwi dan Natasha berarti tugas mereka selesai.

Ifan menekan alat di telinganya untuk tersambung ke seluruh anggotanya. "Segera tuntaskan semuanya lalu kumpul di markas. Romi mau peresmian sekalian kita party."

"AAA GA MAU PISAH SAMA KAK DONAKU!!" rengek Briel yang langsung dapat omelan Putri.

Dona cuman terkekeh. "Semangat yah Adek."

"Serius harus pisah banget kita nih?"

Ifan tertawa mendengar nada lesu Braien. "Heh, agen Pive kok loyo amat. Semangat dong."

"Biasa, Braien loyo tertolak Tania."

"Sha gue iket lo pake rantai!"

Kami Seorang AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang