"Aku denger kamu ngga pernah deket sama cowok. Katanya kamu supel kalo sama cewek, tapi susah deket sama cowok. Apa gosip itu bener?" tanya Romi dengan santainya sambil mengunyah.
"Apa?" Anesa tidak mengerti arah pembicaraan Romi.
Romi menghentikan makannya dan bertanya dengan hati-hati sambil menatap gadis itu."Apa bener kamu les-. Apa bener kamu penyuka sesama jenis?"
°°°
Pletakk!
"Awwhh..sakit tauk! Dasar cewe bar-bar!" Romi meringis saat tiba-tiba sendok makan menghantam kepalanya.
Pletakk!
"Adaww! Lu kenapa si cewe buas? Dasar singa lo emang. Singa betina!"
Pletakk!
"Arrgghh..sialan lo!"
"Stop!" Romi mencekal tangan Anesa yang sedari tadi menyerang kepalanya dan merampas sendok yang menjadi senjata gadis di hadapannya itu."Lo kenap-"
"Beraninya kamu nuduh aku penyuka sesama jenis!" Kini tangan Anesa menjambak rambut Romi dengan penuh amarah.
"Tapi kan aku cuma-" Romi menarik tangan Anesa yang bersarang di rambutnya yang lembut.
"Udah gitu ngatain aku singa lagi. Aku ini manusia! Memangnya kamu ngga liat hah?" Anesa terus berusaha menyerang Romi dengan kedua tangannya. Untung saja mereka duduk di pojokan sehingga sedikit terisolasi dari pengunjung lainnya.
Karena sudah kehabisan akal Romi pun membekap Anesa dengan tangannya.
"Heh, singa! Gue kan cuma nanya, kenapa jadi kalap sih?"
"Mmpphhhh," Anesa mencoba melepaskan tangan Romi dari mulutnya namun tak berhasil. Hingga akhirnya Romi melepas tangannya dan berganti dengan telunjuk kanannya menempel di bibir gadis itu.
"Ssttt, ini tempat umum jangan teriak-teriak."
Anesa melepas telunjuk Romi dengan kasar dan melototinya. Romi hanya pasrah sambil tetap waspada kalau-kalau gadis itu membuat kegaduhan lagi.
"Aku mau pulang." ucap Anesa tiba-tiba.
"Elahh baru juga makan sedik-"
"Kalo ngga mau anter aku pulang sendiri." Anesa beranjak sambil menyambar sling bag nya. Dengan tergopoh Romi mengikuti langkah gadis itu dan segera membayar pesanannya.
Anesa yang sudah tiba di parkiran bersandar pada pintu mobil sambil memasang wajah cemberut. Romi sedikit berlari menyusulnya.
Setelah keduanya berada di dalam mobil Romi tidak segera melajukannya. Ia hanya diam mencerna sikap Anesa yang-menurutnya-aneh. Hening beberapa saat, namun Romi memecahnya dengan pertanyaan.
"Kamu kenapa sih? Aku salah ngomong ya?"
"..."
"Elahh aku kan cuma nanya Ne, bercanda doang kali."
"Aku mau pulang," tanpa sadar Anesa mengucapkannya dengan merajuk seperti anak kecil.
Romi menghela napas panjang, dan hanya bisa menuruti kemauan Anesa dan melajukan mobilnya menuju rumah Anesa.
°°°
Kini dua remaja tersebut tengah duduk berdampingan di teras rumah Anesa.
Tentu saja setelah perdebatan panjang di antara keduanya. Anesa mengusir Romi secara halus hingga terang-terangan namun Romi bersikukuh tidak mau pulang dengan mencari berbagai alibi yang terus saja dibantah Anesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Mr.Player (Me & Mr.Gambler)
Teen FictionRomi Nathanael Budiharto memiliki hobi menjadikan cewek sebagai bahan taruhannya. Seumur hidup tidak pernah mengalami kekalahan dari ratusan taruhannya karena parasnya yang digilai kaum hawa. Namun akhirnya ia harus menelan kekalahan dari taruhannya...