❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Hei.. Apa kabar?
-delete-
Pagi...lagi apa kamu?
-delete-
Sasa my sweetheart, gimana kuliahnya?
-delete-
Jauh jauh dari si kunyuk yaa
-delete-"Aaakkkkhhh!"
Pemuda itu menjambak rambutnya frustasi.Aku rindu kamu.
-Send-
Akhirnya tiga kalimat itulah yang terkirim setelah belasan kali mencoba merangkai kata. Rasanya sangat canggung untuk sekedar menyapa, meski hanya melalui pesan singkat. Untuk sekian detik Romi menyesali perbuatannya mengirim pesan berisi tiga kalimat itu, namun ia juga penasaran akan respon si penerima pesan.
Sementara suasana hatinya masih tak karuan, suara ketukan pintu menginterupsi kegiatannya.
"Ck! Masuk!" teriak Romi.
"Maaf mas, mas Romi diminta Tuan untuk sarapan di bawah." seorang gadis -yang turut membantunya menyiapkan menu saat di puncak bersama Anesa- berkata sambil menunduk dalam-dalam.
"Bilang sama Tuan Besar lo, gue D-I-E-T! Udah jangan ganggu gue lagi, nekat gue pecat lo!"
"B-baik mas, maafkan saya." gadis itu berbicara terbata-bata sambil tergesa keluar dari kamar tuannya.
Setelah memastikan pintu sudah tertutup sempurna, Romi menarik selimutnya sambil bermonolog, "Cih! Emang gue bisa apa main pecat ART? Elu aja diboyong ampe paris gegara ketauan bantuin gue ketemu Anesa. Dasar ART poloss."
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Sementara itu, di belahan bumi lainnya seorang gadis tengah menikmati hujan sambil menikmati lagu yang mengalun dari ponselnya.
Melihat pesan masuk, segera saja ia membacanya.From:
princecharming69@gmail.com-Aku rindu kamu-
Bertepatan dengan mengeja pesan itu dalam hati hembusan angin menerpa tubuh sang gadis, yang hembusannya terasa sampai ke dalam dadanya tempat jantungnya berdetak.
Sesaat ia mematung, namun cahaya kilat berhasil mengembalikan kesadarannya. Dengan segera jarinya mulai menari di atas keyboard.
Berbeda dengan sang pengirim pesan yang luar biasa kesulitan saat mengetik pesan untuknya, si gadis begitu lincahnya menekan deretan huruf di layar ponselnya.
Tanpa ia sadari bibirnya melengkung hingga menampakkan lesung pipitnya, untuk sesaat kembali normal, kemudian ia tersenyum lagi. Tanpa ia sadari bibirnya turut menari mengutarakan suasana hatinya.
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄"Maaf Tuan , mas Romi bilang dia sedang diet", kembali gadis yang telah mengabdi pada keluarga Budiharto itu tertunduk saat berinteraksi dengan majikannya.
Majikannya itu tidak menjawab. Ia hanya mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya. Kemudian berkata pada pria paruh baya di belakangnya, "Ben, urus anak itu."
"Baik Tuan." jawab si lawan bicara Tuan Besar.
Kemudian Tuan Besar itu beranjak dari tempat duduknya meninggalkan meja makan, menuju tempatnya menghabiskan 3/4 waktunya setiap hari. Kantor.
Sepeninggal tuannya, pria paruh baya bernama Ben segera melaksanakan tugasnya. Ia mengawalinya dengan menelepon seseorang dan memerintahnya untuk menyiapkan motor sport.
Sementara itu, tuannya yang lain, alias Romi Nathanael yang merupakan putra kandung Michael Budiharto sedang berjingkrak-jingkrak di atas ranjangnya."Yeeeeeeessssss..... Yipeeeeee... Akhirnya dibales juga, mmmmuuuuuuuaaaahh muah muah", pemuda itu meloncat loncat di ranjang sambil mencium ponselnya yang berlatar belakang seorang gadis tersenyum di bawah cahaya sunset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Mr.Player (Me & Mr.Gambler)
Ficção AdolescenteRomi Nathanael Budiharto memiliki hobi menjadikan cewek sebagai bahan taruhannya. Seumur hidup tidak pernah mengalami kekalahan dari ratusan taruhannya karena parasnya yang digilai kaum hawa. Namun akhirnya ia harus menelan kekalahan dari taruhannya...