"Ng-nginap?" Anesa kembali tergagap, sedangkan yang ditanya hanya mengangguk tanpa melenyapkan senyumnya.
"Nggak! Aku nggak mau! Kita bukan muhr-"
"Hey..hey..tenang.. Kita di sini ngga cuma berdua kok. Ada penjaga villa di sini, mereka kemari nanti malam. Kita juga ngga tidur sekamar kan?"
"Iya, tapi-"
"Sssttt..udah deh, jangan rusak acara surprise nya. Atau.. Kamu mau aku jadiin muhrim sekarang hm?" ucap Romi menggoda. Anesa kalah, ia mencebik kesal.
'Kenapa sih dia suka banget bikin baper?' batin Anesa. Ia menghentakkan kakinya kesal lalu melangkah memasuki kamar serba putih itu.
💘💘💘
"Waahhh.." Anesa kembali mengagumi bangunan mewah itu.
"Kalo udah puas liatin kamarnya ke bawah yaa. Kita mulai acara surprise nya," ujar Romi. Anesa hanya mengangguk kemudian melanjutkan aktivitasnya menjelajah kamar mewah tersebut.
Namun aktivitasnya terganggu dengan dering ponselnya."Hallo vi.."
"Hallo An, Dosen pembimbing minta kita konsultasi nih"
"Oh, boleh. Kapan?"
"Ntar sore gitu katanya. Soalnya beliau mau kunjungan gitu ke Kalimantan, pulangnya nggatau kapan,"
"Loh kok mendadak gini sih? Maaf kalo nanti sore aku nggabisa vi, aku lagi ngga di rumah soalnya"
"Lah emang kamu di mana An?"
"Emm.. Aku.. Aku lagi di puncak,"
"Ck, gitu ya. Yaudah deh nanti aku aja yang konsultasi."
"Maaf ya Vi,"
"Iya, santai aja kali An. Yaudah aku tutup ya,"
Anesa mengangguk dan sambungan terputus. Anesa sempat menyesal karena tidak bisa konsultasi untuk papernya.
Tapi mau bagaimana lagi, toh dia juga senang diajak ke sini. Kapan lagi jalan-jalan gratis? HihihiSementara Anesa sibuk mengelus setiap furniture yang ada di kamar, Romi berkutat di dapur. Ia membuat dua cangkir kopi panas untuk meredam dingin yang menusuk mengingat saat ini dia dan gadis itu sedang berada di puncak.
Drrtt..drrrtt..
Davian is calling
Romi mengerutkan dahi. Ada urusan apa sampai menelepon? Romi segera mengangkat panggilan itu untuk mengetahui jawaban dari pertanyaannya.
"Tumben telfon?" ucap Romi tanpa basa-basi.
"Ada job nihh. Pre-Wedding." Davian pun menjawab to the point.
"Hah? Lo mau mau nikah Dav?"
"Bukan! Klien nyokap."
"Ohh.. Gue kira elo. Kapan Dav?"
"Besok. Jam sembilan. Bisa kan?"
"Ngga bisa! Gue lagi di puncak."
"..."
"Lagian kenapa mendadak sih, lo kira gue pengangguran!"
"Hallo... Hallo"
Romi mengumpat saat panggilan diakhiri secara sepihak oleh Davian."Sialan tu bocah! Minta tolong ngga pake sopan santun!"
"Siapa yang ngga sopan Rom?"
Romi menoleh, terkejut saat mendapati Anesa sudah berada tepat di belakangnya."Ah..bukan siapa-siapa. Ngga penting kok Sa,"
"Aku bukan sayangmu!" tiba-tiba Anesa membentak. Kesabarannya sudah habis. Seenaknya saja cowok itu memanggilnya dengan berbagai sebutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Mr.Player (Me & Mr.Gambler)
Teen FictionRomi Nathanael Budiharto memiliki hobi menjadikan cewek sebagai bahan taruhannya. Seumur hidup tidak pernah mengalami kekalahan dari ratusan taruhannya karena parasnya yang digilai kaum hawa. Namun akhirnya ia harus menelan kekalahan dari taruhannya...