PART 8

78 9 5
                                    

"Loh, kamu. Ngapain ke sini?"
.....

Seketika Romi menegag.Lalu bertanya pada Anesa,

"Kamu kenal dia Sa?" ucap Romi sambil menatap lurus pada sosok yang disapa Anesa.

Anesa mengangguk kecil, "iya. Dia salah satu partner aku Rom, kita mau buat paper gitu deh"

Anesa menjawab santai, namun detik berikutnya menyadari aura permusuhan antara Romi dan partnernya itu.

"Ka-kamu kenal dia Rom?" tanya Anesa hati-hati.

Yang ditanya tidak menjawab. Namun tiba-tiba melangkah menghampiri pria itu dan menyeretnya menjauh dari pandangan Anesa.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Romi galak

"Lo yang ngapain bawa dia ke sini! Pake acara nginep lagi." jawab cowok itu tak kalah sengit.

"Heh! Lo kalo taruhan yang fare dong! Lo sengaja ikut bikin paper sama dia buat jauhin  gue sama dia kan? Kenapa? Lo suka, atau... Lo butuh duit buat bayar kos, hah?"

Bugh

Tiba-tiba Romi menerima pukulan di wajahnya.

"Romi!"

Mendengar teriakan itu Romi mengurungkan niatnya untuk membalas. Kedua cowok itu menoleh kepemilik suara yang buru-buru mendekati mereka.

"Vian kamu nggapapa kan? Ada yang luka?" , tanya Anesa khawatir pada orang yang justru telah memukul Romi.

Melihat itu Romi geram dan meraih lengan Anesa agar menjauh dari cowok itu.

"Kok kamu malah belain dia sih!"

"Kamu yang ngapain mau mukul Vian?", tanya Anesa sengit.

Romi melongo. Di sini dia yang jadi korban tapi kenapa malah dijadikan tersangka.

Arrgghh ini karena Anesa datang terlambat jadi yang dilihat gadis itu adalah adegan saat Romi mengangkat tangannya hendak membalas pukulan cowok yang dipanggil 'Vian' itu.

" Dia yang-"

"Kamu nggapapa kan Vi?", Anesa sengaja memotong ucapan Romi dengan menanyakan keadaan 'pelaku' yang dibalas dengan anggukan kecil.

Sebal melihat adegan di depannya Romi segera menarik lengan Anesa menuju villa. Tak peduli seberapa kuat gadis itu meronta Romi tetap menyeretnya dengan kasar.
                          

                       💨💨💨

Anesa duduk berhadapan dengan dua cowok yang belum lama dikenalnya.

" Apa alasan sebenarnya lo sampe jauh-jauh ke sini?" tanya Romi dingin pada cowok di sebelahnya yang hanya diam tidak menjawab pertanyaan Romi.

Anesapun diam, menatap Romi takut-takut. Dia merasa bersalah karena telah menuduh Romi yang menyakiti Vian, padahal justru Romi yang kena pukul. Dan sepertinya usahanya memohon ampun dengan mengobati luka Romi tidak berbuah banyak. Nampak dari ekspresi kesal cowok itu yang belum berkurang sedikitpun sejak masih di kebun tadi.

"Dan kamu Sasa, kenapa kamu bisa kenal sama Davian kampret ini, hm?"

Anesa mendongak. Dengan ragu ia menjawab,
"Di-dikenalin sama temen aku, namanya Sarah. Kita bertiga satu team,"

"Udah deh Rom, lo bikin Anesa takut bege!"

Seketika Romi menoleh, menatap Davian tajam.

"Diem lo kampret. Surprise gue gagal gara-gara lo." desis Romi membuat Anesa semakin menunduk takut.

"Ekhm ekhm..permisi mas, ini pesanannya." Suara perempuan yang dilihat Anesa tadi siang saat minum kopi menghentikan  pembicaraan mereka.

"Hmm, makasih." Romi menjawab singkat.

Ternyata perempuan itu adalah penjaga villa yang dimaksud Romi.

'Huft..kirain pacarnya' pikir Anesa.

'Eh, memang kenapa kalo pacarnya? Aku... Aku ngga mungkin kan jatuh cinta sama dia?' batin Anesa lagi

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Me & Mr.Player (Me & Mr.Gambler)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang