PART 10

77 8 0
                                    

Hallo...Minal aidzin wal faidzin pembaca yang kece🙏🙏🙏
Selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriyah
Mohon maaf baru bisa update, karena setelah kegiatan KKL 1 masih aja sibuk bikin laporan, seminar, UAS, dll😖😖
Mohon dimaafkan 😘😘😘
Dan sesuai janjiku, aku kasih oleh2 dari kegiatan KKL yaitu...foto sunset di Karimunjawa yeaayy🎉🎉🎉
Semoga suka sama part ini, jangan lupa klik bintang, and Happy reading:^^

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Gadis itu terus menggerakkan jemari mengusap layar ponsel yang menampilkan foto-foto dirinya dan seorang lelaki. Betapa manisnya gambar-gambar itu dipandangnya, sebab di tempat yang ia sukai lah momen itu diabadikan. Selain itu, hasil jepretan lelaki itu tidak mengecewakan. Benar-benar seperti fotografer profesional. 'Hmm, jadi benar dia itu fotografer', pikir Anesa.

Melihat foto yang paling disukainya yaitu sunset, ingatannya beralih pada momen mendebarkan sekaligus romantis. Spontan gadis itu meraba pergelangan tangan kirinya yang dihiasi gelang dengan bandul Eiffel.

Ya, gelang itu pemberian Romi sang lelaki yang telah mewujudkan impiannya sejak dulu. Lelaki yang telah berhasil menyeretnya keluar dari rutinitas kehidupannya yang membosankan. Anesa si pekerja keras yang menghabiskan waktunya untuk membaca, belajar, dan melakukan penelitian telah menjelma menjadi Anesa si pemalas dan hobi jalan-jalan, meskipun itu hanya terjadi selama dua hari kemarin.
Bukan apa-apa, Anesa menjadi pribadi dengan rutinitas yang monoton karena ketakutannya. Ia takut nilainya turun, sangat takut. Karena, sekali saja nilainya turun maka beasiswanya bisa melayang. Itu juga yang membuat Anesa urung menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Anesa terus tersenyum saat memegangi gelangnya sambil memutar kembali momen-momen yang dilewatinya dua hari kemarin. Ketukan pintu menyadarkannya kembali ke masa sekarang.

Tok tok tok

Segera saja Anessa keluar kamar membukakan pintu.

"Hai"

Anesa terkejut. Seketika tubuhnya mematung tak sanggup bergerak. Apa ini yang namanya telepati? Baru saja ia memikirkannya, orang itu langsung berdiri di hadapannya sekarang.

"Halloo..." sang tamu berteriak sambil melambaikan tangannya tepat di wajah Anesa. Namun Anesa tak bereaksi. Membuat tamu lelaki itu kehabisan kesabaran dan nyelonong begitu saja menuju ruang tamu, meninggalkan Anesa yang masih melongo di depan pintu.

Karena tak kunjung sadarkan diri, si lelaki melemparkan permen kenyal ke kepala gadis itu, dan berhasil mengembalikan kesadarannya.

"Kamu ngapain ke sini lagi? Baru aja pulang udah nongol lagi." protes Anesa sambil menghampiri lelaki itu, kemudian bersila di sofa menghadap lawan bicaranya seolah siap menghakimi.

Mereka baru saja pulang dari puncak, dan Romi juga baru setengah jam meninggalkan rumah Anesa.

"Aku mau nagih hutangnya sekarang."

"Apa? Sekarang? Heii.. Perjanjiannya kan tiga hari, ini belum ada sejam tauk"

"Aku mau sekarang Sa, se-ka-rang."

"Ngga mau! Perjanjiannya kan ngga gitu," Anesa memalingkan tubuhnya ke samping, menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya.

"Ayolahh Sa, aku ngga bisa nunggu lagi"

"Sekali nggak, tetep nggak! Jangan lupa ya aku masih marah soal film jelangkung itu."

"Elahh itu kan si kunyuk yang mau, lagian kamu juga ngga takut hantu kan"

"Aku sih engga takut, tapi kalian berdua jadi modus kan biar bisa peluk-peluk?"

"Yeee orang kita takut beneran,"

Me & Mr.Player (Me & Mr.Gambler)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang