"Ibu, Ibu ayo cepat bangun, ini sudah pagi"
Pagi-pagi ke dua putraku Satria dan Cakra sudah membangunkanku, mereka selalu bangun lebih awal untuk menonton kartun favorit mereka, lalu akupun bersiap mandi, sepertinya aku harus protes pada televisi yang menayangkan kartun pada pagi hari.
Aku memilki dua anak laki-laki berusia empat tahun, tapi mereka bukan kembar, dan seorang anak perempuan yang sebentar lagi berusia dua tahun, mereka anak-anakku meski bukan berasal dari rahimku.
Aku mandi sambil memandikan Riana, setelah berganti pakaian aku harus menyiapkan sarapan. Kedua putraku sudah bisa mandi dan ganti pakaian sendiri, mereka sekolah di taman kanak-kanak dan diajarkan mandiri di sana, meski belum bisa baca, tulis, hitung. Aku lebih senang kepada anak yang seperti itu daripada jago membaca tapi masih dimandikan dan disuapi.
Kita sarapan bersama sebelum aku mengantar kedua putraku ke sekolah, si bungsu ke rumah tantenya dan aku pergi bekerja. Aku bekerja di sebuah perusahaan penerbitan, dengan gelar sarjana teknologi aku menjadi IT support di sana.
Aku selalu menitipkan anak-anakku kepada Indri, temanku sedari smp. Ia mantan perawat yang memilih pensiun karena ingin menjadi Ibu rumah tangga, lalu untuk apa dia membuang uang dan waktu di akademi perawat?. Karena belum memilki anak jadilah dia menginginkan anak-anakku untuk memanggilnya Ibu, ia menagatakan 'mereka juga bukan anak-anakmu kenapa hanya kau yang boleh jadi Ibu mereka?', tapi aku bilang padanya 'hanya akulah Ibu mereka, kalau kau mau kau bisa jadi tante mereka'. Iapun setuju dan selalu merawat anak-anakku sementara aku bekerja.
Menjadi seorang IT support sekaligus Ibu tunggal, membuatku sedikit tomboy. Menjadi Ibu sekaligus Ayah untuk anak-anakku, dan rekan kerjaku mayoritas laki-laki, tentunya perusahaan ini memperkerjakan karyawan perempuan, karena berbeda divisi aku canggung untuk bergabung dengan mereka, lagipula aku sudah lupa caranya bergosip bersama wanita.
"mainan lo ya toolkit, bawa tas pinggang begono, mana ada cowo yang mau ama lo? Palagi lo ngurusin anak orang" ujar rekanku Oki
"lu gak liat gue gi megan apaan?, sekali lagi lo bilang kalo mereka bukan anak-anak gue, gue lempar lo pake crimpingtool"
"ampun. sorry, sob sorry gue tuh care ama lo. Gue cuma kaga mau lo hidup sendirian terus"
"gue kaga sendirian, gue hidup ma anak-anak gue. Kalo gitu, lo aja nikah ma gue?" sambil memasang puppy eyes
"ogah!! Yang ada pas malem pertama lo bakal pingsan, terus gue bakal jadi suami naas seumur hidup "
"nah lo tau gue kaga bisa skinship ma cowo, gimana gue mo nikah coba?"
"ya elu, punya phobia kok aneh banget?"
"emang phobia lu kaga aneh, kalo lo jadi cewe pingsan lo tiap bulan. Lemah bgt sih, cowo kok takut darah" jurus jitu mengusir Oki, ketika membahas darah Oki pasti langsung kabur, pusing juga denger ocehan dia
Namaku Karlina Putri Megantara, usiaku 28 tahun, dan aku phobia skinship dengan lelaki.
Pasti kalian menganggapku aneh.
---
Baru pertamakali nulis, padahal waktu jaman sekolah dulu paling sebel ama yg namanya mengarang. ide cerita terinspirasi dari karakter yg diperanin N vixx di cheer up.
Covernya gambar Yoon Kyun Sang&Chorong A pink, tadinya mau pake artis sinetron tapi gimana gitu..
Cerita pertamaku semoga ada yang baca, trimakasih banget kalo ada yg suka.
ditunggu kritik&sarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skinship
Ficción GeneralKarlina dijodohkan lalu bercerai dari suaminya dan menjadi takut pada sentuhan pria, ternyata mantan suaminya menjadi bos di tempat kerjanya. Akankah Karlina mencoba membuka hati untuk mantan suaminya itu?