chapter 12

4.2K 447 5
                                    

Bambam menepuk bahu Jungkook, lalu tersenyum.

"Sudahlah Kook. Yakin saja, hasilnya pasti bagus. Lagipula Kau sudah berjuang keras 'kan untuk tes ini."

"Tapi--"

"Sudahlah, sebaiknya Kau harus sudah mulai memikirkan rencanamu kedepan. Kau akan meminta apa dari Taetae Hyung?" tanya Bambam antusias

"Rencana?" Jungkook menggeleng lemah. "Aku tidak memiliki rencana apapun."

"Apa?" Bambam membulatkan matanya tak percaya. "Aku tak percaya Kau sebodoh itu." ia berdecak.

"Aku masih memikirkan apa yang Aku inginkan."

"Bagaimana kalau Kau meminta Hyung untuk menjadi kekasihmu." saran Bambam.

"Yak, itu terlalu frontal." bentak Jungkook sambil menjitak kepala Bambam.

Pemuda bersurai pirang hanya meringis kesakitan.

.
.

"Jungkook, Kau ada waktu siang ini?" tanya Yugyoem yang kala itu sedang berdiri di depan pintu kelas Jungkook.

Jungkook menoleh "Tidak. Kenapa?" tanyanya dengan wajah polosnya.

"Ada yang ingin Kukatakan padamu. Baiklah, temui Aku di gedung olah raga setelah pulang sekolah." jawab pemuda bersurai jelaga itu.

Setelah mendapat anggukan setuju dari Jungkook, pemuda bersurai jelaga itu pergi. Tapi sebelum itu Ia sempat tersenyum ke arah Bambam dan dibalas anggukkan oleh pemuda bersurai pirang itu.

***

Jungkook melangkah menuju gedung olah raga. Duduk menunggu Yugyeom hingga selesai tanding basket. Ia melihat pemuda bersurai jelaga itu tengah menikmati permainan basketnya. Mendrible lalu melangkah dan melakukan lay up. Yap, tim Yugyoem mendapat dua point. Dan unggul 3 point dari tim lawan.

Jungkook melihat papan skor, waktu permainan sudah masuk babak kedua dan hanya tersisa kurang dari 1 menit lagi.

Beberapa supporter berteriak menyerukan nama kebesaran tim Yugyeom dan sesekali memekikan nama pemuda tampan itu. Jungkook hanya melirik kesal. Teriakan para supporter itu benar-benar mengganggu fokusnya.

.
.

"Kau sudah datang?" tanya Yugyeom dengan nafas yang tersengal-sengal. Beberapa tetes keringat menetes dari dagunya. Ia terlihat kelelahan namun sorot matanya terlihat benar-benar hidup.

"Apa yang ingin Kau bicarakan?" tagih Jungkook. Ia mengulurkan sebotol minuman dingin pada Yugyeom yang langsung disambut girang oleh pemuda itu.

"Jungkook--" Yugyoem memotong kalimatnya. Menimang-nimang apakah Ia harus meneruskan kalimatnya atau tidak. "Ada yang ingin Kukatakan padamu. Tapi Kuharap Kau tak akan pernah membenciku setelah ini." lanjutnya hati-hati.

Jungkook hanya menatap Yugyoem, membiarkan pemuda bersurai jelaga itu melanjutkan apa yang ingin disampaikannya.

"Sebenarnya--"

"Jungkook, seseorang memanggilmu." panggil seseorang di ambang pintu.

Jungkook menoleh, "Siapa?"

Pemuda itu hanya mengedikan bahunya, "Entahlah... Seseorang bernama Kim Taehyung kalau tidak salah."

"Hyung?" Jungkook mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke arah Yugyeom. Pemuda bersurai jelaga itu hanya membalas pandangan datar.

"Yeom, apa yang ingin Kau katakan barusan bisa Kau katakan lain kali saja? Aku harus menemui Hyung sekarang. Aku sedikit khawatir, Dia sedang tidak sehat." Jungkook meninggalkan Yugyeom.

My Perfect TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang