chapter 17

4.3K 427 41
                                    

Tiga tahun lalu...

Taehyung duduk dengan napas tersengal-sengal. Ia merasakan perih disudut bibirnya. Cairan kental berwarna merah bercampur dengan salivanya hingga terasa asin di lidahnya. Ia segera meludah. Lalu mengelap sudut bibirnya menggunakan tangannya. Ia meringis ketika rasa perih itu tak lagi bisa di tahan.

"Shit!" umpatnya. Ia melirik ke samping dan mendapati seorang pemuda yang kondisinya sama buruknya dengannya. Lalu menatap kedepan sambil mengatur napasnya.

Ia dapat mendengar pemuda di sampingnya itu tertawa disela-sela tarikan napas beratnya.

"Berandal, Kau menikmatinya?" tanya Taehyung sambil menatap tak percaya.

Pemuda itu menghembuskan napas kasar, "Apa Kau tidak?" Ia balik bertanya.

"Yak, Park Bogum sepertinya otakmu benar-benar bermasalah. Kita hampir mati tadi." rutuk Taehyung

"Jangan berlebihan Tae. Nyatanya Kita masih hidup" pemuda bernama Bogum itu bangkit. Ia meringis memegang lututnya. "Sepertinya Kakiku terkilir."

Taehyung melirik pemuda bersurai hitam itu. Lalu ikut bangkit.

"Kau masih bisa berjalan?" tanya Taehyung cemas. Ia sendiri merasa tubuhnya benar-benar remuk.

"Astaga Kalian melakukannya lagi!" pekik seorang gadis cantik ketika mendapati kedua pemuda yang dikenalnya keluar dengan tampilan yang jauh dari kata enak dipandang.

"Yak Bae Irene. Kau menyakiti telingaku." bentak Bogum.

Irene menatap horor pada lorong kecil lalu bergidig ngeri. Ia dapat melihat beberapa pria sudah terkapar tak sadarkan diri.

"Bisa bantu Aku berjalan?" Park Bogum mengulurkan tangannya di pundak Irene. Dengan cekatan gadis itu memapah Bogum. Sebelumnya Ia sempat menoleh kebelakang.

Taehyung mengejar dua orang di depannya. Lalu mensejajarkan langkah Mereka.

"Hyung, apa orang tuamu di rumah?" Taehyung bersuara.

"Sejak kapan Mereka akan berada di rumah." Bogum malah memberikan jawaban yang terkesan sinis.

"Kalau begitu, bisa Aku menginap di rumahmu selama beberapa hari. Aku tak mungkin pulang dalam keadaanku yang sekarang."

***

Bogum menyentuh plester di dahinya. Lalu tersenyum kecil.

"Kau gila Hyung?" Taehyung yang sejak tadi asyik dengan ponselnya kini beralih dan menatap horor pemuda di sampingnya yang tak berhenti tersenyum.

"Bagaimana menurutmu? Apa Irene akan menyukainya?" tanya Bogum sambil memamerkan sebuah cincin.

Deg

Taehyung merasa sesuatu meremat jantungnya, hingga  rasa sesak menyelimuti rongga dadanya.

Taehyung menatap nanar ke arah cincin yang dipamerkan sang sahabat, perasaannya mulai tak nyaman. Entahlah, sepertinya Ia mulai bisa menebak arah pembicaraan sahabatnya itu.

"Hm." Taehyung tersenyum singkat, senyum yang sangat dipaksakan.

Park Bogum dan Irene sudah lama menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Taehyung tahu sahabatnya itu sangat menyukai Irene. Bahkan sudah sejak lama. Bagaimana tidak, pemuda tampan bersurai hitam itu selalu tak pernah absen menyelipkan nama Irene di setiap ceritanya. Taehyung juga tidak buta untuk mengenali sikap Bogum yang berubah sangat manis di depan gadis itu. Yah walau kadang umpatan-umpatan kasar masih saja lolos dari bibir pemuda itu. Tapi tak mengurangi perasaan tulusnya terhadap gadis cantik itu.

My Perfect TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang