chapter 14

4.4K 495 15
                                    

Jungkook duduk di samping Taehyung. Wajahnya terlihat kesal. Ia mendengarkan penjelasan sang Tutor dengan setengah hati.

"Bagaimana? Sampai sini ada pertanyaan?"

"Tidak." ucapnya malas.

Taehyung mengernyitkan keningnya melihat respon si cantik. "Kau yakin sudah paham?"

Jungkook menatap Taehyung tak suka. "Kau meremehkan Aku?"

"Tidak, bukan begitu--"

"Sudahlah." potong Jungkook dingin.

"Yak. Yak. Ada apa dengan Kalian? Kalian tidak seperti Tutor dan murid." Mingyu angkat bicara, Ia merasa atmosfer ruangan ini diselimuti aura negatif. Dan itu membuatnya tak nyaman.

Taehyung maupun Jungkook tak merespon. Mereka sama-sama diam.

"Kookie, bagaimana kalau Aku saja yang mengajarkanmu. Kemampuanku tidak jauh berbeda dengan kemampuan Hyung." saran Mingyu.

Jungkook menoleh, berpikir sejenak lalu mengangguk setuju.

Mingyu tersenyum puas lalu menggeser tubuh kakaknya.

"Minggir." ujarnya, lalu duduk di samping Jungkook.

Taehyung hanya mendengus kesal. Ia bangkit lalu duduk di atas ranjang. Matanya masih mengawasi dua adiknya yang sedang belajar.

Suasana belajar terasa lebih santai dari sebelumnya. Jungkook lebih banyak tertawa ketika Mingyu menjelaskan materi sambil sesekali melontarkan lelucon-lelucon yang dianggap lucu.

Sejak dulu Mingyu memang pintar mencairkan suasana. Sikapnya yang ramah, murah senyum, dan mudah mudah bergaul membuatnya dapat diterima oleh siapapun.

***

Jungkook berjalan di samping Mingyu, beberapa hari ini pemuda berkulit eksotis itu terus menjemputnya di sekolah dan memintanya untuk menemani berkeliling kota Seoul. Jungkook tidak merasa keberatan karena Mingyu orangnya tidak membosankan dan asyik diajak mengobrol.

"Pororo? Jadi Kau juga suka film kartun itu?" tanya Mingyu antusias.

"Ya, Aku sangat menyukainya." jawab Jungkook yang selanjutnya mulai bercerita tentang betapa menggemaskannya pinguin biru berkacamata itu.

"Aku juga sedikit mengoleksi merchandisme-nya." kata Jungkook sambil memamerkan gantungan kunci pinguin lucu itu. "Sebenarnya masih ada lagi, case handphone. Tapi sudah lama Aku tidak memakainya. Malu." akunya sambil tertawa kecil.

Mingyu tersenyum gemas. "Kau niat sekali Kookie." gumam pemuda itu.

***

Taehyung membuka lembar buku yang sedang dibacanya. Matanya fokus membaca kalimat demi kalimat yang tercetak di lembar buku. Sampai-sampai Ia lupa ada orang lain yang mulai jenuh karena merasa diabaikan.

"Ck, Kita tidak sedang di perpustakaan Tae. Ingat, Kita sedang berada di cafe. Singkirkan bukumu."

"Maaf Noona." ucap Taehyung dengan cengiran kotaknya. Ia menutup bukunya lalu menyedot minuman di depannya.

Irene mendesal kesal, "Selalu seperti ini. Apa Aku memang membosankan? Hingga Kau selalu mengabaikanku dan malah asyik dengan bukumu itu?Apa Aku sudah tidak berarti lagi?"

Taehyung menatap Irene teduh, wajah gadis itu terlihat kesal. "Baiklah, baiklah, Aku minta maaf. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Taehyung dengan senyum hangat.

Mendengar permohonan maaf barusan, sukses membuat gadis itu kembali tersenyum dan memamerkan wajah cantiknya.

"Baiklah. Aku memaafkanmu. Sebagai gantinya hari ini Kau yang mentraktir Aku." sahut Irene.

My Perfect TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang