Bukankah pagi ini sangat menyenangkan? Diawali dengan kabar baik ayah yang tidak jadi mengasingkan kakaknya Im Yeonwu ke Zimbabwe. Lalu suasana hangat saat sarapan dimeja makan tadi, tentu saja dengan keluarga Im Yoona yang sudah lengkap. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dijalan setelah turun dari bus, Yoona tak pegal-pegal menyunggingkan senyuman terbaiknya.
"Selamat pagi!"
Teriak Taeyeon dan Seohyun dikanan kiri Yoona sambil merangkul pundaknya.
"Tidak biasanya kau berangkat menggunakan bus. Dimana Seung-hyun?"
Seohyun mulai penasaran ketika melihat Yoona berjalan memasuki sekolah sendirian. Tentu ia penasaran karena setiap hari Seung-hyun tidak akan membiarkan Im Yoona berangkat sendirian dan lepas darinya.
"Seung-hyun hari ini mengikuti olimpiade sains, aku harap dia berhasil."
Cerita Yoona yang membuatnya semakin bahagia di awal hari ini, ia yakin Seung-hyun pasti akan berhasil mengingat kekasihnya itu sangat pandai dalam mata pelajaran tersebut.
"Jangan lupakan, Jiyong juga mengikutinya." Ucap Taeyeon merasa bangga karena ia mengetahui kabar tentang Jiyong lagi. Lagi? Benar, setelah kejadian penolakan itu akhirnya Taeyeon sadar jika Jiyong tidak menaruh hati padanya sedikitpun. Taeyeon memutuskan untuk berhenti mencari tahu kabar tentang Kwon Jiyong. Namun kadang juga terselip rasa penasaran di hatinya tentang kabar laki-laki itu. Dan pagi ini ia tidak sengaja mendengar berita bahwa Kwon Jiyong juga mengikuti olimpiade, olimpiade matematika.
"Bukankah kau mengatakan bahwa sudah melupakannya?"
Kini Seohyun menagih ucapan yang Taeyeon katakan dulu. Taeyeon pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal akibat malu.
"Bukan berarti aku menguntitnya, aku hanya mendengar informasi itu dari anak-anak lain."
Yap! Taeyeon mengatakan hal benar. Karena ia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun pada Kwon Jiyong yang tampan itu. Bahkan hatinya kini telah luluh pada adik kelasnya bernama Baekhyun.
Membayangkan Baekhyun yang imut saja sudah membuat Taeyeon tersipu sendiri. Tidak masalah jika dia adalah adik kelasnya. Cinta tidak memandang usia bukan?
"Hoek!"
Yoona menyentuh perutnya yang tiba-tiba merasa mual. Tidak tahan lagi ia lalu berlari sambil menutup mulutnya sendiri dengan kedua tangan, takut sesuatu benar-benar akan keluar dari sana.
Taeyeon yang sedang berhalusinasi pun segera tersadar dan saling tatap dengan Seohyun. Pandangan mereka seolah-olah menuntut kata penjelasan. Tak kunjung mendapat jawaban, mereka kemudian berlari mengikuti Im Yoona ke toilet.
Mendengar suara Im Yoona didalam kamar mandi sambil memuntahkan sesuatu yang ada diperutnya membuat kedua temannya itu semakin cemas.
"Im Yoona apa kau sakit?" Teriak Taeyeon sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Tidak ada jawaban dari Im Yoona sampai beberapa menit. Hingga akhirnya Yoona keluar dan terlihat wajahnya sudah pucat.
"Kau baik-baik saja?" Seohyun memastikan keadaan sahabatnya itu.
"Akhir-akhir ini aku sering mual, perutku seperti tidak mau menerima makanan." Ucap Yoona menjelaskan keadaannya akhir-akhir ini.
Seohyun pun mengerutkan keningnya tanda penasaran. "Apa kau sudah mendapatkan tanggalmu?"
Apa yang ditanyakan Seohyun ini? Taeyeon pun membelalakkan matanya tanda tak mengerti.
"Yoona jangan katakan kau pernah melakukannya dengan Seung-hyun." Kini Taeyeon mulai mengerti. Bukan sembarangan ia mengira tentang hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blows 🔹 t.o.p • yoona • gd
FanfictionPergi namun tidak untuk kembali. Start : 10. 12. 2016 By : ohnanattty