selamat pagi, ceritanya sengaja dipost pagi soalnya kalau siangan dikit takut pada sibuk nyoblos.
saya gak pulang kampung untuk nyoblos karena libur sehari doang dan dunia politik yang jilemetan buat saya bingung mau nyoblos siapa apalagi banyak tugas yang menumpuk dan deadline skripsi yang udah kaya main kejar-kejaran.
fyi sebenarnya ini tahun pertama saya kedaftar buat nyoblos tapi yah malah golput, siapapun yang jadi semoga yang terbaik, amin..
buat kalian yang pada nyoblos semoga pilihannya bijak dan buat kalian yang kena imbas libur tapi gak nyoblos kaya saya selamat liburan.
jangan lupa buat vote dan commentnya
luv yaw
***
Pernah gak sih tiba-tiba kalian ingin meteor jatuh kedunia disatu titik tempat orang yang benar-benar buat kalian ilfeel? Jika pernah itulah yang Kalana rasakan jangankan meteor bahkan jika ada kecoa terbang yang siap hinggap diwajah Kana Kalana akan bersorak gembira, tipe pria super rapi seperti Kana tidak mungkin berani dengan kecoa terbang apalagi tikus pasti dia akan menjerit histeris seperti banci yang ditarik bulu matanya hanya karena melihat seekor kecoa.
Bayangan Kana yang akan menjerit histeris saat dihinggapi kecoa memberi hiburan tersendiri untuk Kalana yang tengah kesal karena terus mencoba ballgown yang semuanya berwarna putih untuk resepsi mereka nanti. Ini sudah gown ketujuh dan Kana terus menggelengkan kepala dengan angkuh sambil menggerakkan jari telunjuknya membuat gerakan penolakan. Jika bukan karena Mama Kana dan mamanya juga tengah memperhatikan tiap gerak geriknya pasti saat ini mulut Kalana sudah kembali berula seperti sebelumnya.
Jari telunjuk Kalana dengan kuku yang sudah terpotong rapi kembli bergerak ditambah gelengan angkuh yang kini sudah menjadi gerakan yang paling Kalana benci, penolakan kembali terjadi dan ini sudah gown ke delapan. Tiga jam lima puluh menit, sepuluh menit lagi menuju empat jam dan Kalana sudah menghabiskan waktu hampir empat jamnya di butik kenalan mama Kana yang katanya terkenal dengan design baju para artis papan atas, Kalana tidak perduli itu.
Jika dari kesembilan gown ini semua Kana tolak, Kalana memang akan membuat Kana malu habis-habisan hari ini. Kakinya sudah terasa pegal mencoba setiap baju yang makainya ribet bukan main.
"Saya lebih suka yang pertama" setelah sembilan ballgown yang Kalana coba dalam waktu hampir empat jam Kana memilih pilihan pertama, kenapa tidak dia katakan dari tadi.
"Mama juga lebih suka yang pertama, cocok banget buat Kalana jadi kaya princess gitu, ya kan jeng?" seolah bersekongkol Mama angkat berbicara disertai anggukan dari calon besan tercintanya sebelum Kalana mencerca calon mantunya itu.
"Tapi gimana sama kamu Kalana sayang suka gak sama Gown nya? Kan percuma kalau bagus tapi mempelai wanitanya sendiri gak suka atau gak ngerasa nyaman nanti kamunya sendiri yang risih dan bad mood kan sayang pernikahan yang dilakuin satu kali seumur hidup jadi gak berkesan karena mempelai wanitanya yang badmood"
"Suka aja kok tante kan Kana yang milihin, percuma dong Kalana dari tadi nyoba sembilan baju tapi bukan pilihan Kana yang Kalana mau" sarkasme Kalana sambil melirik Kana yang masih duduk di kursinya.
"Ih... kok panggil tante sih? Mama dong kan bentar lagi nikah sama Kana"
"Eh iya ma" Kalana sedikit kikuk memanggil mama kana dengan sebutan mama juga rasanya seperti sok kenal sok dekat.
"Nah gitu dong, dengernya kan enak"
"Ma Kana sudah harus pulang ada janji sama Farash"
"Enak aja mau main pergi, anak gadis orang mau kamu biarin jalan kaki sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Desperately In Love
RomanceKalana Rey Dawnson bule jerman yang kelakuannya gak ada buleny sama sekali. Bangga punya sepatu bulukan yang dicucinya cuma enam bulan sekali dan itupun kalau sempat. Menolak nikah muda karena alasan belum bisa masak nasi. Kanara Prayoga pria dengan...