Tanpa judul

1.3K 36 2
                                    

Gadis itu diam-diam masuk rumah tanpa mengeluarkan suara,dia berjalan menuju kamar ibunya dan mengintip lewat lubang kunci.
"Ooohhh,astaga!!"pekiknya kaget.
Ternyata dia sedang menyaksikan kegiatan ranjang ibunya bersama seorang pria asing yang tak di kenalnya.
"Mam tega sekali kau melakukan ini pada kami,ayah baru saja di kubur dan Mam malah bersenang-senang!"katanya lagi, hatinya hancur saat mengetahui ibunya telah berkhianat,dia berlari meninggalkan rumah karna tak kuasa menahan amarah yang begitu besar kepada ibu yang selama ini dia banggakan.
"Rex kau mau kemana?"tanya Bill saat melihat adik perempuannya itu berlari melewati pekarangan rumah,dia sendiri sedang menemani beberapa tamu yang hadir.
Gadis bertubuh mungil serta bermata hijau itu mengambil sepeda gunungnya yang selalu dia parkir di samping rumah pohon buatan mendiang Ayahnya,dia bergegas mengayuh pedal dan meluncur kearah hutan yang memang tak jauh dari kediamannya.
Ketika Bill sampai rupanya dia sudah terlambat,ditatapnya Rex lekat-lekat dengan beberapa pertanyaan yang melintas di kepalanya.
"Bill,apa yang terjadi?ada apa dengan Rex?"tanya Meggi yang diam-diam mengikuti Bill.
"Entahlah,sepulang dari pemakaman dia jadi seperti itu?"
"Mungkin dia masih terpukul dengan kejadian ini Bill"Meggi berusaha menetralisir,gadis berambut ikal itu mengelus pundak temannya.
"Bisa jadi Meg"Bill masih melihat kearah Rex,meski Rex sudah menghilang di antara pepohonan.

Rex memarkir sepedanya dekat pohon pinus,sementara dia sendiri tengah duduk termenung diatas bebatuan yang menjorok kearah danau.memandang matahari yang sebentar lagi akan terbenam,matanya basah meluapkan kesedihan yang mendalam akan kekacauan keluarganya.dia teringat kembali kenangan Ayahnya yang begitu menyayanginya juga kakaknya.
Ingat saat ayahnya membangun rumah pohon,saat pergi memancing,saat membuat pesta berbique dan saat ayahnya terjatuh dari jendela atas yang kemudian berakhir seperti ini. Kenangan-kenangan itu membuat kepalanya sakit tak tertahankan dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Rex,kaukah itu?"
"Hay kau Rex,si penakut itu ya?"
"Dasar pembunuh"
"Rex kau pikir aku takut padamu?"
"Rex suka di bully di sekolahnya"
"Rex aku menyayangimu"
Entah kenapa tiba-tiba Rex berada di tempat aneh ini,dia tengah berjalan di sebuah lorong kumuh bersama orang-orang yang di kenalnya,disana ada Katy,Geb,Clos,Bill dan juga Ayahnya.
"Ayah,ayah"Rex mencoba mendekati Ayahnya,tapi semakin dia mendekat Ayahnya semakin jauh.
"Ayah aku ingin Ayah kembali, jangan tinggalkan aku Ayah, ku mohon!!"rengeknya.
"Tidak Rexy anakku,ayah tak bisa tinggal bersamamu,ibumu sudah punya pengantiku"
"Tidaakk,aku tidak mau dengan pria itu aku mau ayah"
"Tak mungkin Rex,itu tidak mungkin,ibumu mencintainya"
"Kalau begitu aku ikut bersama Ayah saja"
"Jangan Rex kau harus tetap bertahan,jaga dirimu baik-baik jangan kau ulangi kesalahanmu lagi"kemudian pria gembul itu menghilang.
"Ayaahh,ayahh"jerit Rex.
"Sudahlah Rex,jangan kau tangisi ini"sebuah suara serta usapan telapak tangan di pundak mengejutkannya.
Rex menoleh dan di lihatnya Ibunya tersenyum,tapi senyuman itu begitu licik.
"Mam,apa yang Mam lakukan disini?"
"Kau pikir aku tidak tau bahwa tadi kau mengintipku"
Rex tercenggang.
"Kau tau itu sangat menjijikkan, dan juga tidak tau malu"
"Siapa pria itu Mam?"
"Haruskah kau mengetahuinya?"
"Tentu saja,itu sebabnya Ayah meninggal"
"Jadi kau menuduhku sekarang, kau pikir Ayahmu meninggal gara-gara aku,bukankah kau yang telah membunuhnya"
Rex menahan napas kaget mendengar perkataan Ibunya.
"Aku membunuhnya, itu tidak mungkin,aku tidak melakukan itu"
"Iya kau melakukan itu sayang"
"Tidakk!!"
"Dan sekarang giliranmu"tampak Ibunya Rex mengeluarkan pisau dapur dan mengayunkan kejantung Rex,Rex tak berdaya dan tertengar bunyi blebbbb!!!

Rex terjingkat bangun dengan nafas tersengal sengal,dia mengucek matanya dan terpercaya dengan yang di alaminya barusaja.
"Butuh seharian membuat kau bisa terbangun"ucap seorang pria yang datang sambil membawa gelas.
Rex menyipitkan mata pada sosok pria kekar yang kini ada di sampingnya itu,Bill dia bukan Bill?pikirnya menyelidiki.
"Semalam aku menemukanmu di tepi danau,kau tertidur sangat pulas jadi ku bawa saja kau ke rumahku dari pada nanti di makan srigala"
Tampaknya pria itu tau apa yang sedang dipikirkan Rex.gadis berkulit pucat itu berusaha bangun dari ranjang namun lagi-lagi sakit kepalanya kambuh,dia kkesakitan.
"Sebaiknya kau minum air dulu?"kata pria berambut merah itu sambil menyodorkan gelas.
Rex yang terduduk sambil terus memegangi kepalanya mendongak dengan penuh rasa curiga,dia sendiri tak tau kenapa dia sekarang berada disini,di sebuah kamar dengan dinding kayu yang telah usang dengan di temani pria yang sama sekali tak di kenalnya.
"Tenang saja aku tidak menaruh racun di dalamnya"katanya lagi dan tepat sekali dengan yang di pikirkan Rex saat ini.
"Aku tau keluhanmu,sakit kepala terkadang membuat kita lupa sebagian kenangan yang telah kita lakukan".
Rex menerima gelas itu lalu meminumnya,meski rasanya agak masam namun sakit kepalanya berangsur pulih.
"Terimakasih"kata Rex akhirnya, kemudian dia berdiri mencari sesuatu.
"Kau mencari sepedamu,aku menaruhnya di bagasi,"
"Ohh ya,terimakasih"
Rex berlari keluar kamar dan tau-tau sudah mengayuh sepedanya menjahui rumah bergaya kabin itu yang ternyata rumah satu-satunya di hutan itu.

The Innocent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang