tanpa judul 17

235 14 2
                                    

Bill tampak membanting setir mobilnya ketika melewati belokan tajam di area jalan berhutan. Dia tak memperdulikan adiknya yang harus terguncang dan terpojok akan tindakkannya itu.

Bill menatap tajam jalanan, wajahnya yang tegang campur aduk dengan argumen-argumen yang memenuhi kepalanya, membuatnya agak murung dan bertingkah agresif.

Rex memperhatikan kakaknya dengan seksama. Dia merasa ada yang aneh dengan sikap kakaknya itu, tidak seperti biasanya yang selalu rama serta selalu memperlakukannya baik.

"Apa masalahmu Bill?" Rex angkat bicara setelah mobil yang mereka tumpangi nyaris saja menabrak membatas jalan saat melaju di tikungan.

"Tidak ada!" sahut Bill singkat, namun suaranya terdengar bergetar.

"Lalu kenapa kau seperti ini?"

"Hanya takut, kalau kau ada hubungannya dengan kematian Clos"

Bill melajukan mobilnya agak sedikit pelan, karna mereka telah memasuki kota.

"Jadi kau menuduhku,,," Rex tak percaya kalau keluarganya sendiri menaruh curiga padanya.

"Bukan begitu Rex!!" sentak Bill sambil mencoba menahan amarahnya.

"Lalu??"

"Aku hanya takut saja, karna yang ku ketahui kalian berdua agak akrab. Polisi itu juga mendapat beberapa keterangan kalau kau dan Clos menjalin kasih."

Rex terbelalak mendengarnya. Jadi ini alasan Pak Lee memanggilku untuk introgasi. Rex makin tersudut, dia seolah tak dapat bergerak sama sekali, tudingan-tudingan yang tak kasat mata menuntunya berjalan ketepi jurang, tinggal selangkah lagi maka dia akan jatuh.

Rex mulai menelaah beberapa kajadian yang menyudutkannya akhir-akhir ini. Semua kematian yang di alami orang terdekatnya mengapa dia yang selalu menjadi orang  terakhir kali bersamanya atau melihatnya.

Apa semua ini ada hubungannya dengan Victor? Pikir Rex. Dia diam saja ketika kakaknya kembali membanting setir ke arah belokan yang menuju langsung ke arah sekolahnya.

Pikirannya masih tertuju pada ucapan kakaknya tadi, dan kalau tidak salah dengar, Bill bilang bahwa pak polisi itu mengatakan  kalau dirinya dan Clos berpacaran!. Ohh apalagi ini? Siapa yang mengabarkan gosip murahan itu?.

"Rupanya pak polisi itu sedang menyelidiki ku yaa?" tanya Rex yang sebenarnya tak perlu ada jawaban untuk itu.

"Tentu saja Rex,, karna,,," Bill berhenti bicara, lidahnya terasa berat sekali untuk mengatakan sesuatu yang menganjal di hatinya. Andai saja aku mengikuti ucapan Mam, pasti semuanya tidak akan seperti ini, tapi kalau aku dan Mam terus melakukan itu padanya, takut kalau dia akan kehilangan keindahan masa hidupnya.

Rupanya pemikiran Bill saling bertentangan mengenai suatu hal yang sulit sekali dia selesaikan.

"Karna apa Bill?"

"Karna kami menyayangi mu Rex, kami hanya ingin kau bahagia"

Tepat di depan gedung sekolah yang tampak ramai para murid dan juga polisi itu mobil mereka berhenti.

"Aku masih tak percaya kalau Clos sudah tiada,," Bill berkaca-kaca.

"Apalagi aku Bill" Rex mencoba untuk tidak menangis. Dia memandang berkeliling guna mengurangi rasa sedih yang mengelayuti hatinya. Tapi pandangannya berhenti pada sosok-sosok yang berdiri di seberang jalan sana.

"Geb, Victor, Devit" gumamnya terkejut.

"Siapa Rex??" ulang Bill yang kebetulan mendengar ucapan adiknya.

The Innocent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang