I warn u. Typo banyak bgt. Maaf :)
Sabtu pagi ini semuanya terasa membingungkan bagi Joohyun. Bagaimana tidak?
Dia bangun dengan mata yang terbelalak kaget saat pandangannya melihat pada sesosok wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah mertuanya sendiri, Nyonya Oh.Dua koper berwarna hitam dan bercorak putih polkadot menghiasi ruang tamu apartemen mereka. Sehun sudah berada disana sembari berbicara empat mata dengan Nyonya Oh. Seketika obrolan yang mungkin penting itu buyar saat bagaimana Joohyun melangkahkan kakinya untuk masuk dan larut dalam obrolan mereka juga, gadis itu ikut bergabung menghampiri.
"Joohyun-ah kenapa kau masih memakai piyama tidurmu?" Nyonya Oh menoleh begitu dia melihat Joohyun sudah berada tak jauh dari jaraknya saat ini. Dia langsung bertanya tak karuan saat matanya melihat bahwa Joohyun masih mengenakan piyama tidur pada pagi ini.
Joohyun tak kunjung menjawab. Dia hanya memberikan tatapan bingung sekaligus melirik untuk bertanya kepada Sehun. Tak kunjung mendapatkan jawaban dari suaminya, Joohyun memutuskan untuk kembali bertanya.
"Memangnya kenapa?"
Dan reaksi dari Nyonya Oh adalah terkejut. Bukan, bukan terkejut karena ucapan Joohyun barusan. Melainkan mata Nyonya Oh dengan cepat menangkap angka jarum jam dinding di belakang tubuh gadis itu.
"Astaga sudah jam segini! Sehun-ah, Joohyun-ah kalian harus segera berangkat." Dan dengan seenaknya tanpa berfikir, Nyonya Oh mengambil sebuah jaket hitam yang tergeletak di sofa peach mereka, lalu segera memasangkan jaket tersebut pada tubuh mungil Joohyun.
Joohyun panik, namun wajahnya sedikit menyuratkan kebingungan yang kentara kepada suaminya. Sedangkan Sehun hanya memandang dua wanita itu dalam diam. Sorot kedua matanya lebih tepat diarahkan kepada Joohyun yang saat ini memaksanya untuk melakukan sesuatu. Tapi Sehun diam, hanya diam memandang Joohyun tanpa memberikan pengertian apapun.
Detik berikutnya, apa yang dilakukan seorang Oh Sehun memang benar-benar selalu tak terduga. Dengan gerakan cepat dia bangkit dari sofa dan membawa dua koper polkadot itu dalam genggamannya. Kemudian Sehun menghampiri Joohyun yang masih tak menyadari apa maksud dari perbuatan suaminya tersebut.
"Hanya 3 hari." Sehun berbicara pelan kepada Joohyun yang menatapnya dengan pandangan bingung. Dengan ragu Joohyun terpaksa mengangguk untuk mengiyakan permintaan Nyonya Oh yang nyatanya memang sangat memaksa dan mendesak.
Nyonya Oh lantas tersenyum sumringah memperlihatkan deretan giginya. Membayangkan apa yang akan terjadi diantara Sehun dan Joohyun nantinya setelah pulang dari pulau cantik tersebut membuat degupan jantung wanita paruh baya itu tak terkendali.
Setidaknya mereka memiliki waktu berdua di tempat yang indah.
*****
Hilir mudik penumpang bergantian datang dan pergi. Membantu meramaikan ruangan lebar yang biasa disebut dengan bandara. Dua orang itu disini. Ya, Bae Joohyun dan Oh Sehun sudah menginjakkan kedua kaki mereka di Bandara Intenasional Incheon. Joohyun mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, satu tangan kanannya digunakan untuk menarik koper polkadot miliknya. Sedangkan Sehun menggenggam tangan Joohyun agar mereka saling tak terpisah diantara ratusan hilir mudik manusia yang saling berjalan berdampingan dan berlawanan.
Setelah lelaki tersebut berhasil melakukan check in untuk beberapa menit, Sehun langsung mengajak Joohyun untuk menempati pesawat yang beberapa menit lagi akan lepas landas.
"Aku lelah." Ujar gadis itu begitu bokongnya sudah menyentuh kursi putih pesawat. Sehun tak menanggapi, pemuda itu hanya memainkan ponselnya dengan pandangan serius. Ada beberapa pesan disana. Terutama dari Nyonya Oh yang katanya sudah menyiapkan satu orang kepercayaannya untuk menunjukkan beberapa tempat liburan mereka di Maldives sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liquid [HunRene]
Fanfiction[PRIVATE MODE. Click ikon follow to read this story.] (Adult) Awalnya Bae Joohyun kira dia hanya akan dikenalkan sebagai 'partner' kerja lelaki dingin itu. Namun saat dimana orang tua mereka bertemu, kemudian tertawa bersama, dan mengatakan hal-hal...