Incident behind meetingroom

43 7 0
                                    

Sepulang sekolah Att mengatakan akan bertemu dengan ku dulu sebelum ia pulang, hanya mengobrol sebentar, katanya.

aku lebih dulu berjalan ke depan bersama Erin, aku melihat Yona duduk sendiri di depan meeting room (biasanya aku sebut MR)

Aku dan Erin memutuskan untuk menunggu jemputan kami bersama Yona , jadinya kami bertiga duduk baersama di depan MR

Aku dapet message dari Att.

"Kamu dmna Din? "

"Dpn MR Att, knp? "

"Sini ke belakang MR, aku udah di sini"

"Oh ya?? Oke tgg"

Aku berpamitan kepada Yona untuk pergi sebentar, dan Yona berkata tidak apa apa.

Aku berjalan sambil membaca history chat aku dan Att, aku tersenyum kecil saat membaca ulang. Dasar!, batinku saat membacanya.

'Knp panggil aku tayang sihh, aneh deh. Nanti aku kena labrak pacarmu'

'Hey aku nggak punya pacar sayaaaangggg, aku sm dia udh lama putus. Emg knp kalo aku panggil sayang?'

Ya jelas saja, itu menggangguku! Dasar bodoh!

'Aku gasuka cowo yg sukanya main-main,apalagi ngomongnya pake sayang gitu, eww'

'Kan aku emg sayang, salah ya?'

Deg! Setiap baca pesan itu aku selalu deg deg an dibuatnya.

'Apaan sih! Sudah aku bilang jgn bercanda! "

"Aku ngga bercanda, nanti pulang sekolah, ketemu aku ya, aku mau ngomong langsung soal ini"

Hahaha ingin sekali tertawa di hadapannya, kata katanya sangat membuatku muak, mungkin Att tidak tau kalo aku itu tipe cewe yang 'susah' sekali merasa suka.

Oh iya aku mengajak Erin buat menemui Att dibelakang MR, karena aku takut sendiri.
Waktu sampai di belokan jalan menuju belakang MR, tidak tau kenapa Erin teriak.

Dia bilang "Itu Din, Att udah nunggu!!"

Aku tidak tau apa maksutnya, padahal, aku tidak melihat seseorang pun yang ada di sana, aku pikir minus di mata ku itu bertambah, sampai melihat orang saja tidak bisa, tapi ternyata setelah Att melihat Erin dia langsung balik badan, karena dia juga liat aku.

Aku berjalan sendiri ke arah Att, lalu Erin? Haha dia aku tinggalin di belokan jalan tadi.

Saat liat Att, dia lagi membelakangi aku.
Aku benar-benar gugup waktu itu.

Yang aku pikirkan saat itu adalah, takut membuatnya ilfeel dengan sikapku, takut salah salah berbicara, takut kalau aku terlihat salah tingkah.

"Att! " aku memanggilnya, dia sedang bermain ponselnya lalu menengok ke arah ku dan terus senyum.

"Hei...Kamu pulang kapan? " tanyanya

"Belum tau, nunggu hujan reda dulu kayaknya. Kamu? "

"Aku belum tau juga, masih ada latihan PBB soalnya, kamu udh makan Din? "

"Belum, kamu? " aku hanya memutar mutar pertanyaannya saja.

Dia menatapku sambil menggeleng.

"Kenapa ngga jalan aja? " tanyanya.

"Males tau, lagi ujan juga. Kenapa? " tanyaku.

Dia jawab "kalau pulang jalan, aku anterin kamu" Att senyum kepada ku.

"Nggak usah kali, jadi ngerepotin" aku tertawa mendengar ucapannya.

"Engga lah" jawab Att.

Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Setelah itu hening, kita sama sama bingung mau membahas apa, dan aku yakin Att juga sedang mencari topik untuk mengobrol denganku, canggung sekali saat itu.

Aku bermain hp, saat aku menengok ke arah ruang osis, disana ada banyak teman teman seangkatan ku yang melihat ke arah kami. Aku tidak tau siapa saja yang ada di sana, karena mataku itu minus, jadi tidak terlihat. Aku jadi malu. Akhirnya aku mengajak Att untuk pindah tempat untuk mengobrol.

"Att" panggilku pelan.

Att yang sedari tadi melihat wajahku menaikan alisnya, seakan bertanya 'kenapa?'

Aku mengerti maksut Att.

"Itu! Kita diliatin sama banyak orang, pindah aja yuk, malu tau" aku menunjuk ke arah segerombolan orang yang aku yakin sedang membicarakanku.

Att melihat ke arah yang aku lihat juga, lalu Att mengangguk mengiyakan permintaan ku.

Akhirnya aku dan Att berpindah ke arah lorong yang saat itu sepi.
Masih belum ada topik yang enak untuk di bahas.

Aku bermain hpnya, dan Att pun juga.

Kita sama sama gugup dan memeluk tiang yang kita gunakan bersandar masing masing.

"Din" panggil Att.

"Ya? " aku melihat wajah Att yang telihat gugup sekali.

"Aku mau ngomong yang tadi"
Aku bingung dengan perkataannya, tapi setelah aku ingat, aku kaget dan menutup telingaku. Jujur saja, aku sangat malu jika mendengarnya langsung.

Tapi aku juga harus menghargai Att yang ingin berbicara.

Aku memberanikan diri untuk menatap Att.

"Ya, ngomong aja"

"Aku sayang kamu Din"

Aku tidak bisa berkata apa apa lagi, aku ingin tertawa, tapi aku juga malu.

Yang aku katakan saat itu hanyalah.

"Iyaa"

Apa maksutnya iya? Hahah aku juga tidak tau, hanya asal mengucap saja.

Setelah mengatakan itu, aku dan Att memutuskan berpisah.

Aku menemui Erin dan Att menemui teman-temanya.
Aku masih tidak mengerti apa maksut Att mengatakan itu.

Setelah itu aku langsung menarik tangan Erin kembali ke depan MR untuk mendengarkan semua ceritaku tadi.

Erin bertanya "Tadi kenapa sih, pada meluk tiang gitu? "

Aku jawab "Akward tauu, Hahahahha"

Aku dan Erin pun tertawa.

____________________________

Hal kecil yang manis, menurutku.
Sangat manis, sampai membuat ku lupa untuk menutup luka ini.

If only I can turn back the time, I will say to him 'I love you too'.

Seandainya..........

Adyna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang