Aku berlari ke kelas Fafa untuk melihat kakak senior kelas 9 yang sedang bermain bola, bukan karena aku suka melihat pertandingan bola yang diadakan antar kelas, tapi Att lah yang menjadi tujuanku, aku berharap bisa melihat Att.
Tapi kucari ke sekeliling lapangan, yang kulihat hanyalah gerombolan teman Att. Tapi aku tidak menemukannya, biasanya saat istirahat Att selalu berkumpul bersama mereka untuk ikut bermain bola juga, tapi tidak sekarang.
"Eaaa orang yang dicari gaada tu, lagi pacaran sama kak Venya lahh, kalau ada yang lebih cantik kenapa engga" ucap Fafa saat itu, aku tau dia hanya menggodaku dan aku berusaha untuk tidak peduli dengan ucapannya.
Venya itu siapa,Din?
Yaah aku lupa menceritakannya di bab sebelumnya ya? Padahal kak Venya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang membuatku ragu dengan Att. Jangan tanya kenapa, karena Att dan Venya itu teman sekelas yang sangat dekat, hampir setiap hari Att pergi ke rumah Venya hanya untuk bermain. Aku sudah lelah bertanya tentang hubungan mereka yang sangat dekat, karena Att hanya menjawab 'dia sahabat aku, Din. Mana mungkin aku nggak deket sama dia, tolong ngerti ya, jangan kekanak kanakan gitu ah'
Selalu saja itu jawabannya, salahkah jika aku cemburu? Mereka sangat dekat, bahkan aku saja tidak sedekat itu dengan Att. Lagipula seharusnya Att itu menjaga perasaan ku, bukan malah tetap berdekatan dengan Venya.
Aku tau, aku ini egois, selalu marah kepada Att saat dia dekat dengan Venya yang notabene nya adalah sahabat Att, tapi percayalah disaat berada di posisiku kalian akan merasakan hal yang sama.Aku sudah mencoba bersikap dewasa, tapi sulit sekali rasanya menerima Venya sebagai sahabat Att.Aku seperti melihat Att, entah kenapa disaat melihat Att, mataku terlihat sangat jelas. Tapi saat itu aku sedang melamun, jadi aku tidak yakin jika itu Att, hingga Fafa membenarkan bahwa orang yang berjalan bersama kak Venya memanglah Att.
"Itu Att bukan, Fa? " tanya ku.
"Yup, pintar sekali matamu kalau melihat Att"
"Itu kak Venya yang jalan sama Att?" tanya ku lagi.
"Betul, 100" jawaban Fafa semakin menambah keraguanku terhadap Att. Lagi lagi aku diperlihatkan keburukan Att. Entah mengapa semua hal yang menyangkut Att selalu kupandang negatif, dan ini lah yang membuat ku menyesal. Karena aku terlalu sibuk melihat keburukannya hingga lupa melihat kebaikan kebaikan Att yang tertutup oleh keburukannya.
Aku yakin setiap orang memiliki sisi buruk dan baik, tapi entahlah, pandanganku dan pikiranku selalu saja sama. Ya, sama sama lebih suka melihat keburukan Att.
Bel berbunyi, dan aku akan menanyakan kepada Att tentang kejadian tadi nanti.
Dikelas, aku tidak bisa berkonsentrasi, aku masih saja memikirkan Att, dari mana Att? Kenapa dia jalan berdua sama kak Venya? Ada apa dengan Att? Banyak sekali pertanyaan yang ingin kutanyakan kepada Att dan aku sudah tidak dapat menunggu lagi, aku bisa mendapatkan jawabannya sekarang juga.
Aku membuka password hp ku dan mengirimkan pesan kepada Att.
'Dmn? '
Tidak menunggu lama karena Att langsung membalas pesanku.
'Di rumah, syg:)'
'Bohong'
'Serius, aku baru aja pulang karena mau pergi'
'Tadi aku istirahat liat km jln sm kak Venya'
'Iya, aku minta dia nemenin jajan. Hehe'
'Maaf ya''Ohh gitu' Langsung kumatikan data seluler ku karena tidak mau lagi membaca pesan Att.
—————————————
Pulang sekolah, Fafa memberitahu ku bahwa Att pernah berpacaran dengan Eca,teman sekelasnya. Lalu kenapa aku marah? Bukan kah itu wajar? Lagipula itu sudah sangat lama sekali.
Aku sadar, bahwa aku ini aneh. Aku selalu menganggap apapun yang pernah dilakukan Att itu salah.
Aku lelah, terus menerus berprasangka buruk kepada Att, dulu aku tidak pernah seperti ini, aku tidak pernah peduli atau pun memikirkan apapun yang orang lain lakukan, tapi kenapa Din sekarang berbeda? Apa karena Att?
Lebih baik aku akhiri semuanya, aku lelah dengan sikapku sendiri, bahkan aku sendiri tidak mengerti apa yang aku mau.
Sejak aku berkata suka kepada Att, bukannya merasa lega, tapi aku malah merasa semakin ragu dengan apa yang sudah aku ucapkan kepada Att saat itu.
Rasanya ingin sekali aku mengakhirinya, tapi bagaimana dengan cerita ini, mana mungkin aku membiarkan ceritaku terbengkelai, walaupun kisah yang sebenarnya memang terbengkelai, tetapi aku tetap saja tidak ingin memperlihatkan kepada semua orang yang sudah membaca cerita ini.
Lagipula, aku tidak tau alasan apa yang harus aku katakan kepada Att saat aku berkata ingin mengakhiri semua ini, sulit dan rumit memang. Bahkan penulisnya saja tidak mengerti bagaimana akhir cerita ini

KAMU SEDANG MEMBACA
Adyna's Diary
Teen FictionDari hatiku, akan kuberitahukan kepadamu sebuah kisah tentang aku dan kamu. Kisah yang kutulis diam-diam tanpa sepengetahuanmu, kisah yang mengantarku pada memori kecil, kisah yang seringkali membuatku tersenyum tanpa alasan saat aku tidak sengaja...