Baru saja

16 4 0
                                    

Sepulang dari kedai floo, keadaanku sudah berbeda dari sebelumnya. Perutku yang sebelumnya mengeluarkan bunyi-bunyian 'aneh', sekarang sudah diam dan tidak merepotkanku lagi.
Tenggorokan ku yang tadinya kering, sudah tidak lagi.
Dan perasaanku yang awalnya ragu, sudah berubah menjadi sedikit lega, walau hanya sedikit itu sudah lebih dari cukup.

Setelah mengantarku kembali kerumah Fafa, Att langsung pulang karena keluarganya akan pergi ke jogja.

Aku melambaikan tanganku, dan berteriak "See you, Att and thanks for today".

Aku melihat Att tersenyum dibalik kaca helm nya. Saat aku berbalik, aku terkesiap melihat mbak Ara sudah ada dibelakangku "gimana tadi pacarannya?"

"Ya gitu-gitu aja" jawabku.

Aku berjalan ke teras rumah Fafa, semuanya sudah berkumpul disana entah membicarakan apa. Aku yang baru saja datang, ikut berkumpul membuat lingkaran.

Banyak hal yang kami bicarakan disana, aku juga banyak bertanya tentang Att kepada kakak kelasku.

"Att itu orangnya baik, gak pelit juga, orangnya ramah. Tapi yang aku ngga suka dari Att itu, dia terlalu serius dalam hal apapun, terlalu mudah membuat kesimpulan, mudah putus asa, nggak pernah bisa menghargai perkataan orang sekalipun yang di ucapkan orang itu baik buat dia sendiri" jelas mas Danu.

"Bahasamu terlalu tinggi untuk perempuan yang lemot ini mas" jawabku sambil tersenyum malu.

"Contohnya, kalau semisal aku punya salah ke Att, salah paham gitu, dan aku udah coba untuk menjelaskannya, dia nggak akan mau dengerin penjelasanku. Mungkin Att bisa juga dibilang keras kepala" Mas Danu seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi enggan.

Aku hanya memandang wajah mas Danu seakan berkata 'Ada apa? '

"Kalau mas Danu cerita, kamu jangan marah ya, mungkin saja Att bisa berubah karena kamu"

Aku mengangguk ragu mendengar ucapan mas Danu itu.

"Att ituu, umm aduh gimana ya? Sulit sekali untuk dijelaskan Din" Mas Danu menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal.

Aku masih setia menunggu kelanjutan cerita mas Danu mengenai Att, aku bukanlah tipe orang yang suka memotong perkataan orang lain saat sedang berbicara, apalagi jika yang dibicarakan adalah orang yang sekarang menempati hatiku.

"Sebenarnya dia tidak pernah benar-benar menyukai seseorang, dia adalah orang yang tidak pernah mau bersikap serius untuk hal seperti ini, karena menurutnya perempuan itu tidak bisa dipercaya. Dia akan mencari seseorang yang menurutnya menarik saja, dan aku ragu jika Att paham tentang Cinta" ucap Mas Danu pelan sekali

Aku terdiam setelah mendengarnya, mencoba memikirkan perkataan yang baru saja kudengar. Saat mulai mengerti apa maksutnya, aku melihat wajah mas Danu dengan tatapan sendu, kutundukan kepalaku, rasanya seperti ada sesuatu yang ingin menetes dari mataku.

Jangan, Din! Jangan menangis! Lihatlah ke atas agar air matamu tidak menetes!

Aku melihat dengan jelas bagaimana wajah mas Danu saat itu, seperti merasa bersalah.

"Maaf"

Tanpa melihat pun aku sudah tau siapa yang mengatakannya. Lagipula aku juga tidak ingin ada yang tau bahwa mataku sekarang sudah basah karena air sialan ini.

Aku mengangguk sebagai jawabannya.

Lalu? Bagaimana ini? Baru saja aku akan memulai, kenapa sudah sesakit ini? Apa memang seperti ini rasanya mencintai seseorang? Walaupun baru saja memulai?

"Are you okay? " ucap mas Danu.

Aku kembali menganggukan kepalaku, tanpa mendongak.

"Promise, I'll help you to change Attfaros. Trust me" kata mas Danu menenangkan ku

Aku menggeleng, "nggak usah, mas. Aku rasa aku nggak jadi memulai nya". Miris sekali, baru saja kukatakan aku akan memulai tapi sekarang? Bahkan hari belum berganti saja aku sudah akan mengakhirinya.

Untuk kalian yang membaca cerita ini, jangan sepertiku ya, terlalu mendengarkan perkataan orang, terlalu senang hanya untuk melihat kejelekan seseorang, padahalkan sifat seseorang bisa berubah kapan saja, bukan?

Semua orang yang ada di lingkaran itu menatapku aneh. "Memulai apa? " ucap Caca.

Aku yang masih menunduk, menghapus air mataku lalu melihat ke arah mereka yang menatapku aneh.

"Baru saja aku bilang ke Att kalau aku menyukainya. Hehe" Aku memaksakan untuk tersenyum

"Maafkan aku, Din. Begini saja, um kamu coba lanjutkan dulu hubungan mu sama Att"

"Hmmmm" aku hanya menjawab itu saja, selebihnya aku diam

----------------------------------------
Baca cerita dari Arfreaaak

Judulnya "Angkasa dan Bintang"

Judulnya "Angkasa dan Bintang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adyna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang