Meeting room

64 7 1
                                    

Kali ini akan aku biarkan saja perasaan itu, perasaan takut akan hal yang aku sendiri tidak tau, aku sedang ingin bercanda dengan Att sepuasku. Aku rindu ingin melihat Att, karena sejak pagi tadi aku belum liat dia di sekolah, dan saat pulang mataku tidak sengaja melihatnya sedang duduk bersama temannya di depan MR.

Jadi malas untuk pulang ke rumah.

Aku, Fafa, mbak Ara, Yona, dan Caca berjalan ke arah Att. Bukan, bukan untuk menghampirinya, tapi untuk duduk duduk saja di samping MR.

Disitu aku juga bisa melihat Att, tapi aku tidak berani menyapanya, karena malu.

Dia melihatku sambil tersenyum, aku membalas senyumnya, sekilas.

Di saat itu, mas Rafa (pacar mbak Ara) datang, mas Rafa menyapa mbak Ara dan bergabung bersama Att dan teman-temannya.

Seharian aku tidak bertemu Att itu karena dia dan anggota osis lainnya sedang berkumpul di dalam MR untuk membahas angkatan baru yang akan meneruskan mereka untuk menjadi osis

Mbak ara datang mendekati mas Rafa, dan Fafa, Caca, Yona pun ikut berkumpul dengan mas Rafa dan Att. Aku yang saat itu malu, hanya duduk berdiam diri saja karena belum terbiasa dekat dengan Att.

"Sini Din, kumpul sini aja ada Att tuh" ucap mbak Ara sambil menarik tanganku untuk mendekat.

"Aku disini aja ah, malu" jawabku pelan dan mungkin hanya mbak Ara yang mendengar.

"Woy Att! Din mau deket sama kamu, tapi malu katanya!! " teriak mbak Ara keras, hingga Att menoleh kepadaku dan tersenyum kecil sambil menggeleng geleng kan kepala.

Att mendekat kepadaku dan menarik pelan pergelangan tangan ku untuk berkumpul bersama teman temannya. Att mengatakan hal membuatku semakin malu.
"Kenapa harus malu sih? Teman temanku nggak ngetawain kamu kok, lagipula nggak ada yang memalukan di kamu, malah terlihat cantik"

"Apaan sih" ucapku berusaha tenang.

Mbak Ara duduk disamping Mas Rafa, sedangkan Fafa dan Caca duduk dibawah sambil bermain hp, sedangkan aku duduk didepan Att dan disamping Yona. Kalian bisa membayangkan sendiri bagaimana malunya aku duduk dekat Att, bahkan berada di depan ku langsung.

Ternyata mas Rafa baik, tidak seperti yang kubayangkan, mas Rafa juga orangnya asik, sama seperti Fafa, membuat suasana menjadi tidak canggung, berbeda dengan saat aku hanya berdua bersama Att.

Banyak hal yang kami bahas, dari yang penting hingga hal hal yang tidak penting, dan entah mengapa sepertinya langit mendukungku, tidak hujan, tidak juga panas. Atau karena Att didekatku? Ah mana mungkin Din.

Ibuku juga tidak menyuruhku untuk cepat pulang, tidak seperti biasanya yang mengirimkan banyak pesan untuk menanyakanku atau menyuruhku cepat pulang.

Dan asal kalian tau, gara gara Fafa menunjukan kartu pelajarku kepada Att, kartu itu dibawa Att dan tidak boleh diminta. Att berkata mau membawa pulang kartu itu, dan ditukar dengan kartu pelajar miliknya untuk kubawa agar aku tidak melupakan Att saat berada dirumah.
Bukannya aku tidak suka Att membawa kartu pelajarku, hanya saja fotoku yang ada dikartu itu terlihat sangat jelek, aku malu.

Att terang terangan melihat fotoku dan tersenyum kecil dia juga melihat ku seakan akan membandingkan wajahku yang sekarang dan wajahku di foto itu.

"Att kembalikan, aku malu itu jelek sekali" aku merengek meminta kartu itu dikembalikan.

"Tidak juga ah, kamu terlihat lucu, aku suka" Att memasukan kartu itu di kantong seragamnya. "Nanti aku kasih kartu pelajarku, disimpan ya"

Aku hanya mengangguk kecil.

Setelah itu kami membahas Arya (mantan Fafa, yang hingga kini Fafa belum bisa moveon). Karena membicarakan Arya, tiba tiba Yona bercerita.

"Woy masa waktu aku nemenin Fafa ke rumah Arya, si Arya ngeliatin itu ku terus, aku sampai marah marah tu ke Arya, habisnya dia terang terangan gitu ngelihatnya" ucap Yona menggebu gebu.

Aku yang paham maksut Yona langsung merespon ceritanya.

"Ngelihatin name tag kamu mungkin" jawabku.

"Lah, buat apa ngelihatin name tag, kan udah kenal deket juga, emang dasar Arya itu mesum jadi ya gitu"

Karena Fafa dan Caca tidak terlalu fokus dengan pembicaraan ini, mereka bertanya kepada Yona maksut dari 'itu'

"Itu apaan sih mbak?" Tanya Caca polos.

Yona memberi tau maksutnya dengan melirih kebawah ke arah dadanya.

"Ohh ngelihatin milk ya?" ucap Fafa langsung tanpa malu.

Att dan mas Rafa yang sudah paham sejak awal langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Fafa.

"Yaah Fafa pakai sebut merk lagi" ucap mas Rafa.

Aku, mbak Ara, Att, dan Yona langsung tertawa mendengarnya.

"Santai kali Na, kamu nya aja kali yang kege-eran" ucap mbak Ara bercanda.

"Ihh orang aku ngelihatin mata Arya terus, kalian sih ngga percaya" kata Yona sambil cemberut karena merasa ceritanya dianggap mengada ada.

"Iya iyaa percaya ih, gitu aja marah" kataku menenangkan Yona.

"Eh besok itu nggak ada pelajaran kan? Berarti pulang lebih awal dong, gimana kalau kita main kerumahku? " ucap Fafa saat itu.

Yona, Caca, mbak Ara, mas Rafa setuju main kerumah Fafa. Lalu mereka menatapku dan Att bergantian seperti meminta pendapatku dan Att

Att menatapku dan berkata kepada Fafa. "Asal Din ikut, aku juga mau ikut"

Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan mereka.

------------

Pada bab ini, hanya sampai disitu kisahku, ternyata Att tidak sekaku yang dibayakan, sejak saat itu aku mulai merasa berbeda.

Lembar selanjutnya di buku diaryku berisi kenangan yang sulit sekali untuk kulupakan mesti aku sudah mencobanya. Tunggu kami ya, tapi berjanjilah jangan sampai kalian ikut menyukai Att jika sudah membaca kisah ini hingga selesai.

Adyna's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang