Chapter 3 : Mengejar (2)

192 61 21
                                    

***

Langkah kaki Gaven membuat Kira penasaran dan mengikutinya, ingin rasanya berhenti mengejar langkah kaki yang cepat du depannya, namun apa daya di dalam dirinya seakan-akan membisikkan, tidak.

Cukup jauh di jalanan sekolah yang Gaven lewati, mulai dari kelas-kelas, lab fisika, lab kimia dan kantor. Tiba-tiba langkah Gaven berhenti, di taman belakang sekolah, entah kenapa. Perempuan yang mengikutinya sejak tadi ikut berhenti dengan wajah ngos-ngosan-nya yang tampak sekali, menunjukkan ke-capek-annya.

"Gav.. Lo cepet banget jalannya. Huh" tangan di lutut, yang masih menampakkan ngos-ngosan-nya

"Mau apa?" ketusnya tanpa membalikkan badan

"Gue cuma mau bilang, makasih Gaven" mencoba menormalkan dirinya, melembutkan suaranya

"Udah" ketusnya lagi dan membalikkan badannya, pergi ke arah jalanan yang ia tadi lewati.

"Hah" pekiknya keheranan. Masih kebingungan, mengernyitkan dahinya.

"Aneh" lanjutnya

***

Sepuluh menit setelah bel masuk, nampaknya wajah-wajah di kelas 11 ipa 2 sudah tidak siap untuk menerima pelajaran. Dengan wajah yang masih keringetan, masih makan, apalah segala macem. Pernah waktu pelajaran Biologi pas waktu masuk, masih ada siswa yang makan, gurunya sudah masuk, karna ada yang masih makan, jadi Bu Yuli pengertian, keluar sebentar menunggu anak-anak selesai makan. Baik, kan?

Tiba-tiba datang seseorang dengan tubuh lumayang menjulang tinggi, yang notabennya sebelas duabelas sama tower.

"Woii... Dengerin. Ada kabar baik, Bu Kiki gak masuk" teriak Demas yang jabatannya sebagai ketua kelas

"Dem... Yang bener aja" teriaknya Rofik

"What? Demi apa Bu Kiki gak ada?" Amel logat bicaranya meniru-niru Cassandra Sheryl Lee

"Mantappppp ..." Jojo sejak tadi tidur, lalu bangun, pas mengacungkan jempolnya ke arah ketua kelas, tidur lagi.

"Iya gak ada, tapi kabar buruknya Bu Kiki nitip ke guru piket buat ngerjain soal halaman 18 di buku paket." tegasnya.

"Hwuuuuuuu..uuu" seluruh kelas 11 ipa 2 serentak berseru mengejek.

Mendengar barusan, Jojo tersontak bangun, dan ikut menyeru, lalu tidur.

"Ada juga gak ada sama aja ngerjain tugas, bewhhh" gerutunya Irvan siswa langganan skor di BK.

Seluruh siswa di kelas 11 ipa 2 senang kegirangan, hal yang kayak begitu sangat perlu di abadikan, karna jarang banget, apalagi gurunya itu memang seharusnya gak masuk, galaknya emang kuadrat. benar tidak?

Di kelas sudah beraneka ragam yang di lakukan seseorang ketika mengisi jam kosong, apalagi di kelas 11 ipa 2. Bagian cewek-cewek hitz ngumpul membentuk lingkaran sambil ngegosip apapun, mulai dari galaknya Pak Husen yang berkobar-kobar. Bicara alat kosmetik baru lah, teriak-teriak alay lah, apalagi ya? Entah hanya mereka yang tau. Ada yang ke kantin, belajar, dengerin lagu, segala macem ada disana. Memang 11 ipa 2 antara satu sama lain saling melengkapi. Wasekkkk...

Tiba-tiba di tengah keramaian di kelas, Kira masuk. Ia baru masuk. Langsung berjalan menuju tempat duduknya.

"Kira.. Dari mana sih. Aku nge whatsapp gak di bales. Kemana sih?" timpalnya langsung Debby seraya membuka earphone di telinganya.

"Dari belakang, sorry Handphone gue, gue silent" tidak melihat lawan pembicaranya. Kedua bola matanya melirik orang di belakangnya. Lalu duduk.

"Ooo.." manggut-manggut, mulutnya membentuk huruf "O"
"Eh.. Tadi lo janji Ra bakal cerita, udah sekarang cerita, malah pergi-pergi aja tadi" paksanya,

"Oh ya gue lupa" melebarkan matanya. "Bakal ceritain kok sama gue, jadi gini Deb. Kamu tau kenapa aku tadi ngejar Gaven?" suara agak mengecil

"Nggak, kan belom di kasih tau." berlagak oon

"Iya juga ya," berfikir sejenak. "Gue mau bilang makasih" lanjutnya.

"Buat?"

"Karna udah nolongin gue," girangnya, dengan volume suara tambah di perkecil

"Terus? Terus?" melebarkan kedua bola matanya

"Ya udah, gitu aja."

"Demi apa seorang gletser seperti Gaven nolongin orang, apalagi cewek?" tidak percaya cerita dari Kira

"Emang kenapa, baik kan dia?"

"Masih gak percaya gue Ra?" kebingungan

"Ah lo sih, nilai orang dari luarnya aja." mengalihkan penglihatannya, terhadap seseorang yang ada di belakang dengan kedua matanya melihatnya. Entah sejak kapan Gaven melihatnya.

Tanpa kesengajaan kedua bola mata itu bertemu. Gaven mau pun Kira sendiri tampaknya bingung akan tatapan bingung mereka sendiri. Kenapa melihatku? Gumamnya Kira dalam hati.

***

Setelah jarum-jarum berputar di lingkaran yang menempel ke tembok atas putih, yang telah berlalu. Hingga tepat pada jam 14.00, terdengar cukup keras dari arah cukup jauh. Bel pulang. Horeeeeee...

,
Kring Kring Kring

...

***

.^sorry kependean ceritanya dan banyak typo^ jangan lupa vote+commentnya^
Keep reading, Kaka...

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang