Chapter 7 : Gelisah

70 12 15
                                    

Motor Ninja Gaven berhenti perlahan nan tenang tepat di depan gerbang yang terpampang disana bertuliskan blok c. Memang rumah Kira berada di blok c lebih tepatnya di Jl. Merpati putih.

Perempuan yang di boncengi oleh Gaven bergegas turun dari motor Ninja Gaven. Merapikan bajunya yang terlantur menyamping.
"Thanks---" belum aja Kira selesai bicara motor Gaven telah melesat pergi dari hadapannya membuat Kira ternganga sambil tangannya terangkat seakan memanggil seseorang. Seseorang yang telah mengantarnya pulang di sore menjelang malam itu. "Kebiasaan deh" tukas Kira setelah mengakhiri adegan mulutnya yang ternganga hingga membentuk seuntai garis pipih bibirnya. Ia langsung membuka gerbang rumahnya. Lalu menutupnya. Berjalan santai dengan langkah kaki yang tidak terdengar, apa disebabkan karna sepatu mahalnya tomkins atau mungkin karna efek jalannya pada saat itu, entahlah. Belum sampai ia menyentuh gagang pintu rumahnya, pintu itu sudah di buka oleh seseorang di dalam yaitu bunda Kira membuat tangannya mematung dan sukses membuatnya kaget.
"Ehhm," mama Kira berdeham "perasaan jam pulang sekolah gak jam segini, sekolah ternama saja se-Indonesia nggak pulang jam segini juga kalau gak ngapa-ngapain" lanjutnya lagi dengan melipatkan kedua tanganya di dadanya. Raut wajahnya menunjukkan wajah wajah setengah marah.
"E..e.. Sorry bund, Kira gak bilang Kira nginap di rumah teman" Kira bicaranya terbata-bata dengan kepala manggut manggut dan kedua tangannya memegang erat yang berada di bawah. Tidak menatap lawan bicaranya. Memang menjadi suatu kebiasaan Kira kalau ada seseorang yang sedang memarahinya karna kesalahan yang ia lakukan. Bundanya sejak tadi melihatnya. Menanti jawaban dari anak satu-satunya

"Debby?" dengan kening mengernyit oleh bunda Kira
"Bukan, tapi Gaven" Kira langsung wajahnya terangkat keatas dengan kepala geleng geleng dan mengatakan dengan santai "yang waktu nganterin Kira pulang pakai mobil itu bund" lanjutnya seakan lebih meyakinkan bundanya. Dan kini ekspresi yang tertaut di wajah Kira hanya menunggu perkataan baik dari bundanya.

"Oke, Bunda maafin. Tapi lain kali kalau mau nginap rumah temanmu bilang bilang sama bunda, Bunda khawatir sayang" nada suara lembut terucap oleh bunda Kira. Melepaskan lipatan tangan di dadanya dan kini tangan kanannya beralih melayang mengelus-elus rambut anaknya. Kira yang mendengar ucapan bundanya menyimak dengan manggut manggut
"Siap. Thanks bunda. Muachh" Ucap Kira dengan tegas dan langsung memeluk bundanya dengan senang dan mengecup kening bundanya. Begitu pun bundanya membalasnya dengan pelukan hangat dan kasih sayang dan membalas ciuman putrinya. Kira maupun bundanya sedang dalam dekapan pelukan tak lama keduanya melepaskan pelukan, dan sejenak terdiam lalu tersenyum ceria menampakkan keceriaan di raut wajah keduanya. Mereka masuk.

•••

I know I can treat you better than he can
And any girl like you deserves a gentleman
Tell me why are we wasting time
On all your wasted crying
When you should be with me instead
I know I can treat you better
Better than he can


Lagu dari pelantun imagination yang di populerkan oleh Shawn Mendes berjudul Treat You Better telah menggema di ruangan putih. Membuat perempuan yang tengah berada di atas kasur dengan posisi tubuh menatap ke arah buku novel yang di pegangnya berjudul Walking After You kepalanya di gerakin atas ke bawah--mengangguk-- karena hentakan musik yang di putarnya. Tiba-tiba musiknya terhenti sejenak kedengarannya Shawn Mendes menyanyi dengan e-e-a-e pertanda ada notification masuk ke Hapenya, tidak ada bunyi lain getar pun juga tidak karena kebetulan Hapenya di silent, dan Kira menghentikan juga acara membaca novelnya dan pandangannya langsung fokus terhadap keanehan di Hapenya pikirnya, lanjut pikirnya lagi siapa yang ngewhatsapp, atau ngebm ngeline dan semacamnya karena perasaan kira lagi tidak deket sama someone atau ada pesan grup ya kali berhenti nya sejenak biasanya juga nyerocos yang tidak berfaedah atau dari Debby terlintas nama debby kira langsung mengingat ingat pelajaran besok yang mungkin ada pr ia mengangguk melakukannya tiga kali seperti para militer yang di kasih tugas atau rencana penyerangan di berbagai daerah yang terkena wabah T-virus, lalu gerakan kepalanya berubah jadi geleng geleng menandakan fikiran sama ingatannya bertolak belakang, uhh, siapa sih? Pekiknya langsung mengambil hapenya menscrollnya ke kiri lalu menscrollnya ke bawah melihat notification yang masuk, lalu di lihatnya dengan mata frustasi pegangan di hapenya mulai melemah pasrah sejak tadi yang ia bayang bayangkan gak jelas mikir nyampek sana nyampek situ, sampek lama juga mengambil hapenya, tau tau ternyata dapet sms dari xl-xiata bertuliskan

"bonus paket 12Gb anda di jam 00-23 akan habis bla bla bla... "

Kamvrettt... Pekik dirinya.

•••

Pagi....

Kira berjalan selama di koridor sekolah sesampainya di kelas kira langsung duduk menempatkan tasnya di balik tempat dirinya duduk tiba-tiba debby datang herannya hari ini debby diam tidak secempreng biasanya, biasanya juga setiap pagi pasti dan selalu mengucapkan kata yang basi menurut kira "selamat pagi kira" "pagi" " morning" apalah apalah, seperti sudah menjadi kewajiban bagi dirinya, hadehh. Debby langsung duduk dan matanya celinguk celinguk membuat kira yang berada di sebelahnya ikut celinguk juga dan kira sadar terlebih dahulu

"Deb, kenapa lu? Liatin siapa?" bertanya kira dengan penasaran dan mengangkat sedikit kepalanya
"Tumben banget lu, aneh" tukas kira. Setelah mendengar Kira berbicara kepada dirinya debby berhenti celinguk dan mulai melihat kira bicara dan mendengarkannya "eh sini deh ra" tangannya mengolok kira dan bicara bisik kepada kira, kira mendekatkan tubuhnya dan wajahnya agak lebih dekat dengan wajah debby

"Tadi malem Lucky ngewhatsapp gue.." berbicara dengan volume suara diperkecil
"Terus dia nyari gara-gara ke lu." timpal kira nyerocos ketularan debby, mendengar pernyataan dari debby kira langsung menyimpulkan di benak otaknya
"Bukan, " Debby geleng geleng kepala dengan menyatukan kedua alisnya,
"Terus.."
"Aneh banget pokonya, masa dia bilang ke gue pakek aku-kamu, geli gue kali ihii" matanya di picing picingkan dan saat itu pun debby menjauhkan wajahnya dari kira, di lihatnya di belakang ada sosok makhluk yang tegap berdiri hingga duduk membuat mata debby terbelalak jantungnya naik turun, kira yang melihat ekspresi lain yang di tunjukkan oleh debby dan pandangan matanya beralih ke arah lain kira langsung menyusuli yang di lihat oleh debby, di lihatnya ke belakang ada Lucky yang tengah duduk, kira berbalik arah dan mengabaikan.

Debby cepat cepat mengalihkan pandangannya berbalik arah menghadap ke depan dan mengetok ngetok kepalanya dengan tangan di kepal, tidak sakit sih?

Tiba-tiba Pak Salim datang mengisi jam pelajaran pertama seluruh siswa sebelas ipa dua mulai risuh dengan kedatangan Pak Salim, tatapan kira langsung tertuju terhadap kursi duduk Gaven kira melihat Lucky ingin menanyakan kemana Gaven dan keinginannya itu tercekat oleh Demas yang sebagai ketua kelas tengah menyiapkan berdo'a, kira berbalik arah pasrah dan fokus terhadap suara Demas.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang