chapter 8 : Amarah

40 12 2
                                    

°°°

Tok tok tok

Suara ketokan pintu yang terdengar sangat jelas di telinga seseorang yang berada di atas kasur empuk miliknya di ruangan yang bernuansa berwarna blue, kali ini memang berbeda ia tidak sedang berada di apartemennya, tetapi berada di rumah yang menjadi tempat sejuta kenangan baginya.

Gaven dengan malas beranjak dari kasurnya, matanya masih tampak jelas masih ada kantuknya, berjalan menuju suara ketokan pintu, dengan mengenakan kaos pendek berwarna putih yang pas di tubuhnya dan celana pendek.

Gaven membukakan pintu.

Dan yang di dapatinya adalah seorang yang mengenakan pakaian rapi memakai jas berwarna hitam di dalamnya terdapat baju kotak kotak tubuhnya tinggi semampai dengan dirinya. Gaven tercengang. Dengan malas ia menatap wajah pria di depannya.

"Gaven, gak sekolah kamu" kalimat pertama yang ia ucap kan dan menjadi awal percakapannya dan dengan tegas dan santai mampu membuat gaven geram dengarnya.
"Kalau iya, kenapa?" ucap Gaven dengan nyolot dan terdengar nada santainya
"Jangan nyolot, ngerti" sambarinya dengan tatapan penuh amarah
"Kenapa lo kesini?" Gaven bertanya tidak ada sopan santun nya dan kesannya membuat orang di depannya menggetarkan bibirnya tampaknya ia kesal dengan omongan anak sulungnya
"Ini ya, yang papa gak suka ke kamu," Pria itu membulatkan matanya
"Saya gak nyuruh anda suka? " timpalnya Gaven lebih nyolot dari sebelumnya. Sepontan tangan papa Gaven terangkat dan dengan mengepalkan jarinya
"Apa? Mau mukul?" lagi lagi Gaven menimpalinya dengan dagu di angkat ke atas sejenak. "Pukul aja, seperti papa yang mukulin mama waktu itu" lanjutnya dengan santai nan enjoy tanpa sedikit pun bicaranya terbata bata. Sinyal perkataan Gaven barusan langsung nyampek kepada orang di depannya. Ya ia papanya. Papanya yang selalu membuat moodnya buruk, papanya yang meninggalkan mamanya dan dirinya, orang yang pernah menyakiti mamanya, orang yang egois jahat menurutnya.

Mendengar pernyataan nyes dari anak dari istri pertamanya itu langsung tangannya seketika itu memajukan namun ia malah perlahan menurunkan dengan perasaan kesal yang ia rasakan saat itu.
"Berhenti ngungkit masalah yang terjadi dulu," timpal dengan pernyataan yang sangat najis bagi Gaven
"Ck," Gaven berdecik dan menutup pintu kamarnya dengan keras BRAAAKK

"Gaven, papa dapet laporan dari sekolah kamu, jangan....." merasa dirinya terhina langsung ia to the point pada kedatangannya untuk Gaven dan mamanya. Gaven yang berada di dalam terdiam dan tersenyum kecut tersirat di wajahnya, ia mengepalkan tangannya lalu mengahantamnya terhadap dinding kamarnya, dan itu sakit rasanya tapi bagi gaven ini tidak lebih sakit dari yang ia rasakan bertahun-tahun atas keluarganya. "Brengsek"

°°°

Jam pertama..

Seusai berdo'a Pak Salim langsung beranjak berdiri lalu berjalan ke samping dan mengambil spidol di rak spidol di samping papan tulis yang di tempel disana, tangan Pak Salim lancar tanpa rintangan apapun yang menulis, menulis sebanyak setengah papan, kelihatannya itu sedikit, berarti menyenangkan bukan?, tapi tidak dengan sebelas ipa dua mau itu sedikit kek sedikit kuadrat kek sedikit kubik itu tidak menyenangkan, huhhhh decaknya.

Tiba tiba ada siswa kelas lain masuk ke kelas sebelas ipa dua, ia menghampiri Pak Salim lalu tangannya menyalami Pak Salim, sepertinya ia ada perlu terhadap Bapak Salim selaku mengajar Pendidikan Agama Islam, dan berbicara, berbicara kalau ia di suruh guru lain untuk memanggil Pak Salim, lalu siswa tersebut keluar dengan sopan.

"Sekretaris.." ucap Pak Salim berbalik badan menghadap kepada murid-murid. Dinda yang berjabat sebagai sekretaris 1 ia tersontak kaget mendengar kalau Pak Salim memanggilnya lalu ia acungkan tangannya seraya ini saya pak dan beranjak berdiri ke depan menghampiri Pak Salim. Pak Salim berbisik kepada Dinda dan menyerahkan kertas putih yang ada tulisannya sepertinya itu fotocopy-an, Dinda yang lilung lilung karna habis tidur hanya bisa mengangguk seolah-olah mengerti saja. "Baik, Pak" ucap Dinda.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang