Chapter 2 : Mengejar (1)

226 74 25
                                    

***

Lagu see you again terdengar sangat merdu dengan suara khas dari Wiz Khalifa dan Charlie puth mengisi keheningan ruangan berwarna putih, sangat pas di kala malam indah yang bertabur banyak bintang itu. Perempuan yang sejak tadi duduk termenung, entah merenungkan apa, hanya menggoyang-goyangkan pulpennya yang ia oret-oretkan ke binder kosong di depannya. Tiba-tiba lamunannya tertuju pada cowok yang menolongnya tadi pagi, Gaven. Kira tersontak bangun dari kursi belajarnya, pindah ke kasur empuk miliknya, menelentangkan tangannya di kasur.

"Ternyata Gaven baik juga" memandangi atas atap kamarnya, sambil manggut-manggut, lalu dengan mata perlahan terpejam, Dan ia tertidur.

***

Pancaran sinar matahari yang menembus jendela kelas sebelas ipa dua, di pagi yang sangat cerah. Sejak tadi bel masuk telah berbunyi. Maka dari itu untuk pelajaran jam pertama akan di mulai.

"Pagi Gav.." Kira yang baru berangkat langsung menaruh tasnya, menyapa orang yang baru berapa hari ia kenal. Orang yang di sapanya hanya melihat sejenak.

"Luck.. Ntar kalo guru masuk bilang gue permisi" Gaven berdiri dari tempat duduknya langsung menempuk pundak laki-laki di sebelahnya. Langsung pergi tanpa menunggu balesan dari teman sebangkunya.

"Bolos lu.." Lucky yang tau akan fikiran sahabatnya, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa bicara panjang lebar.

Perempuan yang sejak tadi berdiri menyaksikan scene antara Gaven dan Lucky membuat ia mengernyitkan dahinya tampak kebingungan. Langsung ia berbalik badan menatap punggung laki-laki yang barusan pergi melewati dirinya, tanpa berfikir lagi Kira ikut keluar mengikuti laki-laki itu.

"Ra.. Mau kemana?" sahabatnya Debby yang dari tadi menunggunya duduk, dan sekarang ia malah pergi tanpa duduk sejenak pun, perginya pun membuat Debby bingung pala barbie.

"Eh Luck, Gaven mau kemana tuh?" menggerakkan kepalanya ke atas sembari mengucap

"Mana gue tau, gue kan bukan emaknya" nyolotnya membuat Debby geram dengarnya

"Gue nanya baik-baik kali,"

"Yang bilang lo boongan siapa?" mengangkat kedua alisnya.

Debby geram dengan makhluk satu ini. Ia pun tidak menjawab omongan Lucky. Karna kalo dirinya menjawab gak akan selesai, malah ia tambah geram, jadi Debby duduk dengan natap cowok itu, dengan kesel.

***

Gaven terus saja berjalan cepat di jalan koridor itu karna ia tau Kira mengikutinya,

"Gav.. Gaven" dengan langkah lebih dipercepat mengimbangi langkah cepatnya Gaven. Hingga ia terjatuh, tak bisa lagi mengejarnya, matanya fokus terhadap kakinya yang jatuh. Kira menatap jalanan koridor sekolah, ia mengernyit dahinya, cowok itu tidak ada.

"Gaven cepet banget jalannya, gue cuma bilang makasih doang, aneh" membersihkan debu yang nempel di lututnya.

Namun laki-laki yang ia anggap pergi, berada di balik tembok tepat ia jatuh, berdiri diam disana melihat dan menatap seorang gadis yang mengikutinya. Hanya saja Gaven melihatnya sesaat. Gaven mau pun Kira pergi, berlainan arah, -Kira-kembali ke kelas, -Gaven-entah kemana.

***

Di kelas hanya terdapat keheningan, hanya ada satu suara yang menggelegar, bisa mengguncangkan seisi dunia. Suara itu tidak henti-hentinya nyerocos, Kalo ngasih tugas banyak banget, katanya nanggung, nanggung-nanggung di kira cuma tugas cuma dari dirinya sendiri doang, apa. Huhh. Perlu garis bawahi namanya Bu Susi apalah nama panjangnya ribet banget, beliau memang gak galak cuma bicaranya itu loh, nyeletin.

Tiba-tiba pintu yang awalnya tertutup rapat, sekarang terbuka.

"Assalamualaikum.." merunduk kepalanya

"Waalaikum salam, Kira.. Dari mana kamu?" langsung mengangkat tangan ke pinggangnya, bangun dari tempat duduk nya.

"Anu.. Bu. Habis dari kamar mandi" garuk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, sengaja ia berbohong, bisa-bisa kalo dia jujur panjang deh gak akan selesai-selesai, sampek pergantian tahun pun bisa. Mungkin?.

"Udah tau pelajaran ibu masih aja permisi sebelum ibu masuk, yasudah duduk" tegasnya

Kira berjalan melewati bangku dari teman-temannya.

"Lu boong tadi kan? Habis dari mana lu?" Debby timpal penasaran.

"Ngejar Gaven" ucapnya tanpa berfikir

"Hah.." kali ini suara Debby ngalahin suara Bu Kiki. Guru di depannya langsung menoleh.

"Debby.. Kalo mau bicara. Keluar, dan kamu Kira udah telat nyari masalah lagi, cepet kerjakan tugas yang ibu berikan" nyerocos tanpa ada titik koma.

"Kena deh gue" geleng-geleng kepalanya, sambil ngambil buku dan pulpen di tasnya.

"Sorry, gue cuma pengen tau" suaranya mulai mengecil

"Udah nanti aja."

***

Satu jam dua jam tiga jam, bel istirahat terdengar tepat waktu. Seluruh siswa di ruangan itu langsung tersontak senang kegirangan.

"Baiklah anak-anak tugasnya di jadikan PR saja, kumpulin besok sebelum jam empat lima, jangan telat, ibu gak nerima siswa yang ngumpulin telat. Mengerti?" berdiri sambil membereskan barang-barangnya di meja luas itu, sejenak duduk, lalu pergi.

"Eh Ra, tadi lo janji bakalan kasih tau gue, cepet cerita." ujarnya Debby serius

"Iya iya, nanti aja nap--" langsung pandangannya mengalih terhadap seseorang di hadapannya yang baru saja melewati dirinya.

"Gav.. Dari mana lu? Untung Bu Susi gak nanyain? Kalo sampek nanya gue bakalan jawab ap--" belum sempat omelan Lucky selesai yang mirip banget emak-emak rempong, Gaven sudah membungkam mulutnya dengan buku.

"Berisik" ketusnya. Lalu pergi meninggalkan Lucky, pergi entah kemana.

Kedua mata perempuan menyaksikan adegan barusan cukup sukses mengernyitkan dahi.

"Gav... Gaven" Kira teriak dan mengikuti gaven.

"Loh.. Ra.. Mau kemana?" tanyanya Debby. "Main pergi-pergi aja tuh anak, belum juga ngasih tau gue" berdengus kesal.

"Eh berisik tau gak, ngomel mulu kayak emak rempong aja" ujarnya Lucky

"Apaan sih? Sewot" dengan nada bicaranya di buat-buat

"Biasa aja mbak, lagi DB" nyolotnya

"Lo tuh yang biasa.. Kalo gu.." pekiknya. Suara oktaf Debby telah ngalahi pelantun lagu don't you remember membuat seisi kelas tersentuh akan suara khasnya, apalagi di kelas hanya ada 3 siswa. dirinya, Lucky dan Tasya. Tasya adalah Salah satu siswa yang berada di kelas, sedang belajar, merasa tergannggu akan kedua makhluk di belakangnya.

"Diemm napa? Kalo mau tengkar jangan disini, ganggu aja orang belajar." pekiknya dengan nada suara tinggi

"Lo sih, kalo bicara volumenya kecelin dikit." nyalahin lawan bicaranya.

"Apa sih" nyolot

"Sshhh" menempel jari telunjuknya terhadap bibirnya.

Debby kesel atas pembicaraannya bicara barusan sama Lucky, ia langsung duduk dengan mengambil earphone di tasnya, melampiaskan kemarahannya terhadap lagu yang akan ia dengar.

^Keep reading guys^ Sorry banyak typo,

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang