Chapter 1 : Awal

403 107 77
                                    


***

"Kira... " Debby yang memanggil dari bangku duduknya di deretan paling barat nomor dua dari belakang dengan melambai-lambai tangannya menandakan kalau orang yang dipanggilnya cepet melihatnya.

Kira sedari tadi berdiri di ambang pintu mencari pusat suara, yang cukup ia kenal, memanggil namanya. Kini ia telusuri ruangan yang berukuran 15x15m itu. Kira melebarkan matanya dan menggaris lurus bibirnya, menandakan udah menemukan orang yang dicarinya "Debby..." Kira melambaikan tangannya menandakan ia melihatnya. Kira pun menghampiri sahabatnya itu memang ia dengan Debby udah sahabatan dari kelas 10.

"Kita sekelas lagi Debb?" tanya Kira dengan senyum yang menunjukkan lesung di pipinya

"Iyaa dong.." nada suara yang di buat-buat olehnya membuat siapapun geli mendengarnya.
"Eh berdiri aja lu Ra, sini duduk." Debby menempuk kursi kosong di sebelahnya yang sengaja ia sediakan untuk sahabatnya.

"Itu tempat duduk gue?" Kira bertanya meyakinkan dengan menunjuk tempat duduk itu bahwa miliknya.

"Iya, baik kan gue udah nyariin lu tempat duduk?" dengan sewotnya yang lebih alay dari sebelumnya.

"Iya deh, makasih Debby sahabatku" ucapnya alay meniru gaya bicara orang di depannya sekarang.

Setelah Kira duduk, berbincang-bincang dengan sahabatnya itu bel masuk pun bunyi.

KRING KRING KRING

***

Bu Riski Tianingsih panggil saja Bu Kiki masuk dengan memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah wali kelas 11 ipa 2. Sekedar info Bu Kiki ini adalah guru tergalak nomer 2 yang mengajar matematika setelah Pak Husen yang tetap di podium nomer satu hasil vote siswa.
Setelah Bu Kiki memperkenalkan dirinya kurang lebih satu jam tibalah ada siswa datang yang baju seragamnya di luar, atribut tidak lengkap--kosongan-- udah gitu rambutnya acak-acakan.

Karna ada siswa yang terlambat yang berada di dalam kelas yang awalnya duduk tegap fokus memandang wajah seram Bu Kiky bicara kini menoleh ke arah tepat di pintu masuk kelas.

"GAVENNN" Menoleh dengan sigap, mata yang ia tunjukkan telah menjadi ciri khasnya--melotot-- ke arah pintu, yang terlambat itu tidak menanggapi dan mengabaikan panggilannya membuat Bu Kiki makin geram. Hingga harus memanggil dengan nama lengkapnya

"Reynand Gaven Hardiansyah"

Langsung tersontak kaget seluruh penghuni kelas sebelas ipa dua, membuat siapapun yang ada di sana bisa-bisa jantungan copot, deh.

Lelaki itu menoleh dengan tatapan datar seperti tidak mempunyai dosa sama sekali yang kemudian hanya mengangkat bibir dengan senyum kecut yang ia tunjukkan seakan ia lagi berhadapan dengan temannya.

Mata Bu Kiki tambah melotot tajam, lebih dari sebelumnya, seperti mata Galang pesinetron GGS, "BAGUS YA? SINI KAMU" tersontak bangun dari kursi halus duduknya, Gaven menuruti kemauan guru yang satu ini dengan malas dan hanya bergumam "Hm"

"Jam berapa sekarang?" melotot sambil melihat lingkaran mungil hitam di tangan kirinya
"Lapan" jawab dengan santainya
"Karna ini hari pertama ibu ngajar, ibu maafkan, tapi sampe terulang lagi habis kamu, Dengar!!" bentak dengan menekan kata DENGAR!!. Tanpa mengangguk, Gaven mengacuhkan omongan orang yang saat ini berada di hadapannya dan dengan santainya ia langsung berjalan ke tempat duduk deretan paling belakang. Dan hari ini mood Bu Kiki hancurrr.

"Gila barusan lo bro, parah.. parah.." Lucky nunjuk-nunjuk sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. Memang Gaven duduk bersebelahan dengan Lucky, sahabatnya. Karna Lucky sahabat yang baik dan tidak sombong, maka ia menyediakan tempat duduk untuknya. Kebetulan mereka sahabatan udah dari SMP.

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang