Chapter 10 : Kebersamaan (2)

32 9 2
                                    

[[Gaven Pov]]

Ku letakkan hapeku kembali di nakas membiarkannya yang tergeletak disana entah kenapa saat itu juga aku jadi malas melanjutkan memainkan alat musik gitar, aku jadi lebih memilih beranjak  berdiri mengambil handuk putih lembut halus lalu ku berjalan ke kamar mandi dengan santai, se-santai proses mimi peri melepaskan Zayn Malik ke pelukan Gigi Hadidi, eakk.

Sudah kurang lebih dua belas menit lamanya Gaven di kamar mandi-orang berfikir ngapain aja- akhirnya keluar juga dengan rambut basahnya yang di kibas-kibaskan olehnya membiarkan dada bidangnya telanjang manja bohai tanpa mengenakan baju ataupun kaos dalam, di tubuhnya hanya menyisakan memakai boxer saja berwarna abu-abu pinggirnya dengan garis garis putih lurus, tubuhnya berjalan lalu ia  hempaskan ke kasur empuk yang bergambar barcelona kebanggaan club bola miliknya dan memejamkan matanya perlahan, sudah beberapa menit berlalu Gaven memejamkan matanya, tiba-tiba matanya terbuka kaget akan mendengar bunyi sesuatu, sesuatu bunyi yang ia kenal yakni bunyi nada dering telvon miliknya, pertanda ada panggilan masuk di hapenya. Dengan malas ia beranjak bangun dari kasurnya berjalan menuju tempat hapenya berada diliatnya siapa yang menelvonnya di jam segini, matanya terbelalak dan lagi-lagi ia mengernyitkan dahinya di liatnya..

087xxx is calling..

Kira. Di benaknya sudah menyebutkan nama itu, lagi-lagi ia di kejutkan di kagetkan oleh seorang yang ia tolong di persimpangan jalan sejak pertama ia mengenalnya, di angkatnya telvon dan menaruhnya di telinga kanannya.

'Halo, Gav.. Ini gue Kira' pihak seberang memulai percakapan pertamanya karna sejak tadi yang di telfon tidak membuka mulutnya sama sekali

'Ya'

'E.. Gue.. Ini gue ada di luar apartement lo, bisa keluar gak temuin gue?' bicara dengan terbata-bata. 'Soalnya gue masih punya attitude yang gak langsung nyelonong nyelonong gitu' lanjutnya

'Ha? Bener?' Gaven kaget bukan main akan pernyataan Kira barusan

'Iya.. Lo keluar ya. Ini gue lumutan nunggu angkat televon dari lo dari tadi'

'Tetap disitu, gue agak lama nyampek sana'

Tut tut tut

Sambungan televon di putus oleh sepihak membuat perempuan berdiri di tengah halaman depan gedung pencakar langit kian kebingungan di taruhnya ponselnya di saku seragamnya. Karna perkataan Gaven barusan sebelum ia menutup telefonnya ia segera mencari tempat duduk yang sekiranya buat dia ngga capek capek berdiri kayak mimi peri yang sedang menunggu jatahan sembako apalagi di tengah orang yang beralalu lalang

Laki-laki yang menghembuskan nafas panjangnya setelah menutup sambungan telfon dari seberang sana, kembali soal Kira yang tengah berada disana mengingat ingin bertemu dengan dirinya, entah keperluan apa ia ingin bertemu dengannya sampai sampai ia datang ke apartemennya, menelfon yang berujung untuk mengkhawatirkannya?entah,  sepeduli itukah Kira terhadap dirinya?entah juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang