Tanggung Jawab

90.5K 2.8K 212
                                    

Seorang pemuda berpakaian seragam sekolah menengah pertama berlari kesebuah gang sempit.

"Kenapa?". Pemuda itu menengok kekanan dan kekiri memastikan tidak ada orang yang melihatnya. "Hamil". Ucap seorang pria berumur sekitar duapuluh tujuh tahun itu ambigu.

"Apa? Siapa yang hamil? Kakaknya om ya?". Pemuda itu menyerngit heran.
"Bodoh, jika yang hamil kakakku untuk apa aku memberitahumu?!". Pria itu marah. Kedua alisnya menyatu, matanya menatap tajam pemuda itu. "Lalu siapa? Oh... Jangan-jangan om ya? Hahahaha". Pemuda itu tertawa bodoh.

"Iya". Ia menghentikan gelak tawanya, berdehem sebentar. "Tolong jangan bercanda deh om. Aku belum siap jadi bapak, umur aku baru limabelas tahun! Uang aja masih minta, gimana mau nafkahinnya" Joseph mengepalkan kedua tangannya. "Kamu pikir aku siap?! Aku ini laki-laki dan gara-gara kamu sekarang aku begini!" Henry tersulut emosinya karena disalahkan. "Aduh! om, waktu aku 'nusuk' om, om gak keberatan tuh. Malah minta lebih" Henry bersedekap. Saat ini ia merasa seperti seorang penjahat kelamin yang telah memperkosa seorang gadis dan sekarang gadis itu meminta pertanggung jawabannya karena hamil. Shit!

"T-Tapi waktu itu kan... Arrrghh! Kalau kamu gak mau bertanggung jawab juga gak apa! Aku bisa mengurusnya sendiri! Lagipula kalau kamu mau tanggung jawab, aku sangsi kamu sanggup ngasih uang. Huh!" Joseph memalingkan wajahnya.

"Nah, itu om tahu aku ini cuman anak miskin yang gak punya uang plus pekerjaan. Terus kenapa coba minta tanggung jawab segala." Henry tak mau kalah membela dirinya.

"Dasar pengecut. Aku baru tahu ternyata anak-anak zaman sekarang tanggung jawabnya cuma sama selangkangan aja!" Joseph tersenyum miring merendahkan.
Henry langsung menatap tajam Joseph. Urat-urat kepalanya bermunculan, dan dalam sekejap tangannya sudah menarik kerah baju Joseph. "Lu kira lu lebih baik dari gue gitu?! Lu juga murahan! Mau-mau aja tuh gue 'tusuk-tusuk'. Malah waktu itu lu minta lebih sambil ngangkang. Dan sekarang lu nyalahin gue?! Bangsat!." Henry melupakan tata kramanya. Joseph menepis kasar tangan Henry. Dan seketika sebuah kepalan mendarat mulus diwajah Henry. Henry langsung tersungkur "Kalau anda tidak mau bertanggung jawab saya tidak masalah. Anda tenang saja saya akan tetap mengakui anda sebagai ayahnya, dan tentu saja sebagai ayah yang pengecut." Joseph berujar tenang lalu melangkah pergi. Henry mengusap darah didekat mulutnya, ia termenung. 'Ayah pengecut'. Kata-kata itu terus berputar dikepalanya. Shit! Walaupun ia tidak ingin bertanggung jawab, tetapi ada suatu perasaan dihatinya yang tidak ingin ia menjadi pengecut dan bodoh karena tidak ingin bertanggung jawab. Lagipula dia akan jadi orang terbodoh yang ada jika membiarkan anaknya sendiri tumbuh tanpa ada sosok ayah walaupun Joseph adalah orang kaya dan yang pasti, anaknya tidak akan kekurangan sedikitpun... Tapi inilah saatnya ia menjadi dewasa, sebagai seseorang yang gantlemen.

"Om Joseph! Tunggu!" Henry berlari mengejar Joseph. Setelah sudah dekat ia mencegat tangan Joseph. Wajah joseph tetap tenang. "Ada apa?" Joseph menatap dingin tangannya yang masih dipegang oleh Henry. Henry berlutut. "Mau menikah denganku?" Joseph terkejut. "Kau bercanda?! Bukannya kamu tidak ingin?" Henry berdiri lalu tersenyum. "Aku berubah pikiran. Seorang laki-laki sejati adalah orang yang berani bertanggung jawab dengan apa yang diperbuat, bukan? Jadi bagaimana mau menikah denganku? " Joseph terenyuh dengan kata-kata Henry. Rasa marahnya menguap. Joseph balas tersenyum. "Ya." Henry langsung memeluk tubuh Joseph.
Henry melepaskan pelukannya. "Apakah sekarang om sudah puas? Aku sudah bertanggung jawab." Henry menangkup pipi Joseph dengan kedua tangannya. "Belum. " Henry menyerngit "Perkenalkan aku pada orang tuamu sebagai calon suamimu. Supaya kamu tidak bisa melepaskan tanggung jawabmu lagi nanti" Henry tersenyum. "Baiklah. Ayo!" Henry merangkul bahu Joseph. Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil Joseph.

END

No cammand sama one shoot gaje ini. Hahahaha ide ini dengan laknatnya muncul pas lagi nyuci baju. Karena saya pikir pikir beberapa hari ini saya emang lagi pengen bikin one shoot jadi ya gini setelah nyuci piring plus mandi saya langsung ngetik takutnya inspirasinya ilang. Seharusnya selesai malam kemarin, tapi saya gak sanggup lagi buat ngetik (ngantuk) hahaha jadi saya sambung ngetik paginya. Yang bingun dgn Role play mereka: Henry itu top. Joseph bottomnya. Udah ya luv you all

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMANT

Tanggung Jawab! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang