Pacar

17.3K 1.1K 38
                                    

"Selamat pagi, bro! " Aileen menjabat tangan seorang pria lalu mencium pipi pria lainnya. "Selamat pagi, mom" Aileen lalu duduk di kursi kosong yang tersedia.

"Sudah ku bilang, jangan memanggil ku mom! Aku laki-laki! " Joseph berucap ketus. Aileen terkekeh mendengar pernyataan ayahnya. "Baiklah, Ayah~" Joseph mendengus. "Dan ubah juga kebiasaan mu memanggil Henry 'brother' dia papamu " Henry tertawa geli. "Ayo, lah om. Aku masih cukup muda untuk dipanggil 'papa'. Panggilan itu cukup menggelikan" Aileen dan Henry kompak tertawa. Joseph menatap tajam Keduanya, tetapi dihiraukan oleh mereka. "Kau pikir aku tidak geli, selama ini kamu panggil 'Om'?! "

"Aku memanggil kamu, om itu kan karena om memang sudah tua" Henry tergelak geli, menertawakan ucapannya sendiri. Joseph mengerang. "Bullshit! Bahkan saat itu umur ku masih 27 tahun! Kita hanya terpaut 12 tahun. Seharusnya kamu memanggil ku 'kakak'" Henry merengut "Tapi, kau tidak menolak saat kupanggil 'om'" Henry tersenyum kemenangan. "Itu karena, aku sudah lelah untuk menolaknya. " Aileen hanya diam dan melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda karena, pertengkaran kecil ayah dan papanya. "Oh, iya. Ayah aku ingin memperkenalkan pacarku. " Joseph hanya mengangguk, tetapi tidak dengan Henry. "Apa?! Tidak boleh! Kamu masih 16 tahun, KTP saja belum punya. Pokoknya tidak boleh!" Henry menatap tajam Aileen, sebelum sebuah sendok melayang kearah kepalanya. "Dasar, bodoh. Kau pikir berapa umurmu saat melakukan sex?! Hingga menghamil seseorang? " Joseph berucap datar. 'Apa-apaan itu, mengucapkan sesuatu yang pribadi dengan wajah datar. Dia 'kan uke, blushing misalnya. ' Henry merengut. "Huh, baiklah, bawa dia ke sini. " Pada akhirnya Henry menyetujui niat Aileen. Aileen tersenyum senang. "Jadi, kapan dia akan datang?" Joseph mengusap mulutnya dengan tisu. "Sore, ini" Joseph mengangguk.

Mereka bertiga berdiri, tanda sarapan sudah selesai.

"Aileen, jam 5 sore tepat. Jangan terlambat, kalau tidak kalian harus putus. Hahaha!" Joseph memukul kepala Henry. "Dasar, bodoh." Aileen menanggapi acuh.

ΠΦΠΦΠΦΠΦΠΠΦΠΦΠΦΠΦΠ

Ini sudah jam 7 lewat malah, tapi batang hidung Aileen dan 'pacar'nya belum datang juga. Gak disiplin, gak nepatin janji sesuai perkataan. Pokoknya kalau mereka sudah datang, hubungan mereka gak bakal gue kasih restu. Biar mampus! Hahahaha.

Pak!

"Berhenti memasang wajah mesum mu! Wajah mu sudah jelek jangan dibuat semakin jelek lagi. " Gue mengusap pipi gue yang terkena lemparan remot dari Joseph, ini om dari dulu sampai sekarang gak ada manis-manis nya. "Huh"

Tok Tok Tok

"Sepertinya mereka sudah datang." Joseph berdiri dari duduknya diikuti gue. Gue ikut karena, Joseph menarik tangan gue. Aslinya gue, ogah.
Setelah sampai di depan pintu, Joseph yang membuka pintunya, gue males.

Cklek

Eh, bujung! Gue bisa-bisa serangan jantung mendadak, nih gara-gara pemandangan yang tersaji di hadapan gue.

Kacamata besar, rambut klimis, dan tompel di dekat hidung.
Walaupun bajunya OK tapi...

Wtf! Aileen selera lu bener-bener busuk...

SKAKMAT.

©®©®©®©®

Aku gak membaca ulang untuk part ini. Karena masih gak mood sama kejadian itu╥﹏╥ Tapi demi kalian aku update.

Seseorang pernah berkata pada ku pas aku masih baru di watty.

"Nulis itu anggap aja karena, emang itu hobi lu. Gak usah mengharapkan vote atau komentar. Klau lu mengharapkan itu cerita lu gak bakal pernah tamat! " mka dari itu sekarang aku giat menulis karena aku memang hobi. Dan setelah aku lakukan, aku merasa nyaman. Gak peduli berapa yg komentar yg vote. Gue bilang ini hobi gue, gue nulis buat diri gue sendiri. Ayo, lanjutkan! Fighting!

PS: foto dimulmed asli editan aku. Itu gabungan muka mereka.

See you next chap≧∇≦

Banjarmasin, Minggu 18 Juni 2017

Tanggung Jawab! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang