Pagi ini aku sudah bersiap-siap untuk kembali ke pekerjaanku yang sangat membosankan. Tidak ada kopi di pagi hari, tidak ada makanan di pagi hari dan tidak ada yang menyapaku di pagi hari. Aku merasa hampa, benar-benar hampa. Ibuku sekarang sedang berada di Singapore, biasanya dia yang membuatkanku kopi, yang memasak dan selalu menyapaku di pagi hari. Dan hari ini? Bunuh saja aku ma bunuh!!!
Di tengah perjalanan yang mulai macet ini, aku hanya ditemani oleh suara radio Menara FM. Ya mungkin itu yang bisa aku dengar untuk saat ini. Benar-benar hidup yang keras untuk seorang Damar yang hanya ingin menikmati kehidupan tanpa gangguan sedikitpun, bahkan sekretaris yang selalu menelepon ku sejak tadi. Memang di perusahaan, aku berstatus BOS, akan tetapi BOS YANG TAK PERNAH MEDAPAT KESEMPATAN UNTUK LIBUR. Sial. Lagipula kan aku bosnya?kenapa aku sendiri yang meruwetkan hidupku? Dasar otak!.
Selamat pagi semeton, iya hehe. Masih semangat? Masih dong, karena selama 2 jam ke-depan Mbok Putu akan menemani pagi hari semeton dengan beberapa lagu yang pastinya akan buat semeton baper. Ea. Siapa pagi ini yang lagi baper?. Ini aku bakalan puterin lagu yang akan membuat pagi ini mengingat masa lalu.
Inilah radio yang ku tunggu-tunggu. Tetapi saat mengatakan lagu galau? GALAU?.
Tak pernah terbayang akan jadi seperti ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah
Kita lewati bersamanya tlah hilang dan sirna
Ya Tuhan cukup sudah. Mengapa lagu ini mengingatkan ku pada satu hal?. Baik mungkin sekarang aku harus me request lagu yang lebih galau lagi. Tepat sekali!
Di tengah kemacetan Kota Denpasar ini aku meraih ponselku yang berada di dalam tasku. Kemudian aku mengetikan id Line Radio Menara FM Bali. Dan setelah itu aku me request salah satu lagu favorit ku, Bruno Mars-When I Was Your Man.
Setelah aku mengirim pesanku pada penyiar radio tersebut. Kini aku harus menunggu lagu itu untuk diputarkan dengan kesabaran yang cukup tinggi.
Iya itu tadi Isyana Saraswati-Tetap Dalam Jiwa, jadi siapa yang baper? Hihi. Oke sekarang ada request masuk nih dari, Damar Mahendra. Katanya ni ya.
'Mbok puterin lagu Bruno Mars-When I Was Your Man dong, salam nya untuk mama aku tercinta di rumah sama dia yang kini sudah menghilang entah kemana'
Haha, baper ya Damar? Oke langsung aja ini dia Bruno Mars-When I Was Your Man.
Aku tersenyum ketika request-an ku di baca oleh penyiar radio itu. Tapi apa katanya tadi? BAPER? OMG!
Saat menikmati lagu favoritku itu, aku masih teringat oleh suara penyiar radio tadi yang sering disapa mbok putu itu. Namun baru kali ini aku sempat berpikir, mengapa suara itu tak asing ya? Lembut, manis, nada bicara, dan gaya bahasanya, mengapa seperti? APA APAAN! Tidak seharusnya aku memikirkan dia lagi yang sudah memilih laki-laki lain daripada memilihku. Cuih.
*****
Akhirnya yang di tunggu-tunggu tiba juga, jam makan siang! Aku sudah sangat lapar dengan pekerjaan-pekerjaanku yang tak kunjung selesai, ah seandainya ada istri yang bisa membantuku. Apa? Istri? Berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak DAMAR!
Jalanan-pun mulai macet lagi, macet dan terus macet. Ya Tuhan lelah hayati. Buang hayati di rawa-rawa Tuhan. Tusuk saja hambaMu ini.
Baik, sekarang aku harus fokus pada jalanan di depanku. Dan kini aku mulai memutar radio kembali, tetapi yang kudengar bukan suara mbok putu lagi, melainkan suara laki-laki yang menjadi announcer di radio tersebut. Padahal mbok putu suaranya lembut dan bagus banget. Andai saja aku bisa menikahinya. Apa-apaan! Mengapa jadi memikirkan penyiar radio?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah kita memulainya kembali? (Damara Story)
RomanceDisaat Tiara mulai lelah dengan sikap Damar yang terlalu ke kanak-kanakan dan bahkan tidak pernah bersikap dewasa. Disaat Damar mulai memperjuangkan perasaan cintanya pada Tiara. Ada satu hal yang mereka harus jalani. Sebuah takdir yang tak bisa me...