"Iya ra, aku mau kamu jadi pacarku, ralat. Aku mau kamu jadi istriku. Aku mau menikah. Dan aku mau mulai semuanya dari awal"
Astaga. Apa Damar tengah melamar Tiara? Terkejut. Tiara benar-benar terkejut atas perkataan yang dilontarkan oleh Damar. Bagaimana bisa seorang Damar yang tidak pernah peka, bahkan tidak pernah memperjuangkan Tiara, kali ini melamar wanita yang tentu saja kehormatannya sudah hilang. Apa Damar sudah tidak waras?
Tiara mengusap air matanya kemudian tersenyum menatap Damar. Damar yang kini berada di hadapannya adalah sosok Damar yang berbeda. Sosok Damar yang diinginkan seorang Tiara.
Wanita itu kemudian terkekeh. Damar hanya bisa menatapnya dengan bingung.
"Kamu bercanda?" hanya itu. Hanya itu yang keluar dari mulut Tiara.
"Aku gak pernah se-serius ini ra.." lagi-lagi detak jantung Tiara memompa dengan cepat. Kini tawanya menghilang. Tiara mulai memasang raut wajah yang sendu.
Tiara menatap mata Damar dalam-dalam. Di selidikinya tatapan bohong yang dipancarkan oleh Damar. Dan ternyata. Damar berkata jujur! Benar! Dia tak pernah sejujur ini pada Tiara. Seketika air mata Tiara menetes lagi. Dia tak mampu berkata apa-apa.
"Ara? Ada apa?" Damar yang melihat Tiara menangis lagi lalu dengan cepat mengusap pelan air mata yang jatuh itu. Sontak membuat Tiara semakin merasa bersalah. Mengapa Tiara harus terjebak dalam permainan Indra? Mengapa ia harus bertemu dengan Damar yang dicintainya? Tiara ingin mati. Dia benar-benar ingin mati.
"Ara. Berhenti menangis" suara lembut Damar membuat hati Tiara menghangat. Perasaannya berkecamuk antara harus bahagia, sedih, kecewa atau marah dan tentunya marah terhadap dirinya sendiri.
"Kenapa kamu datang?" lirihnya. Dia menjauhkan wajahnya dari tangan Damar. "Kenapa Indra harus mempermainkanku?" lanjutnya.
Damar yang melihat wanita itu menangis juga ikut merasakan kesedihan yang di alami oleh Tiara. Wanita yang malang, wanita yang hanya ingin dicintai dengan tulus, wanita yang membutuhkan perjuangan. Wanita yang hanya ingin diperjuangkan.
"Kenapa semua ini harus terjadi sama aku? Pertama, kamu yang membiarkanku pergi, kedua Indra yang datang kemudian merampas kehormatanku, dan sekarang, kamu hadir lagi?" Tiara menarik nafas panjang kemudian dihembuskannya. "Dan sekarang kamu melamarku? Apa yang harus aku lakukan? Tentu saja aku tau kau pria yang ingin menikahi seorang perawan! Apa kau tidak akan menyesal ingin menika-"
CUP!
Tiara memejamkan matanya. Iya benar-benar tidak bisa berkata apa. Damar mencium keningnya. Apa maksud lelaki itu?
"Pernikahan kita akan dilaksanakan bulan depan" putus Damar.
*****
Jalanan di kota Denpasar malam ini memang sangat padat. Setelah adu mulut antara Tiara dan Damar. Kali ini Damar yang memenangkan adu mulut tersebut. Iya 1 bulan lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Tentu saja ini yang sudah mereka impikan dulu. Tetapi tidak dengan cara seperti ini juga! Apa apaan! Walaupun perubahan Damar yang lumayan baik, tetap saja acara lamarannya tidak se romantis yang Tiara bayangkan. Dengan suasana kacau dan masalah yang mereka hadapi. Bukan seperti ini yang mereka harapkan!
"Well, mau langsung pulang ra?" tanya Damar memecah keheningan yang sedari tadi melanda mobilnya.
"Iya" jawab Tiara singkat.
"Jangan jutek gitu kan bentar lagi nikah ni"
"Ya kamu sih maksa"
"Kan kamunya juga mau" damar terkekeh melihat ekspresi Tiara yang kini memelototinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah kita memulainya kembali? (Damara Story)
RomanceDisaat Tiara mulai lelah dengan sikap Damar yang terlalu ke kanak-kanakan dan bahkan tidak pernah bersikap dewasa. Disaat Damar mulai memperjuangkan perasaan cintanya pada Tiara. Ada satu hal yang mereka harus jalani. Sebuah takdir yang tak bisa me...