PART 6 - Kenyataan yang...pahit?

59 4 1
                                    

Sudah selama dua minggu kabar dari Indra tak kunjung datang. Apa yang sedang di lakukan Indra? Sedang dimana ia sekarang?. Otak Tiara seakan ingin meledak sekarang juga!. Yang ada dalam pikiran Tiara saat ini adalah kabar dari Indra, kekasihnya. Ia bahkan sudah 2 hari ini tak pernah makan karena begitu merindukan Indra.

Pagi ini ia terkulai lemas di kasurnya, ia berharap pesan dari Indra muncul dan membuat moodnya kembali membaik. Indra berjanji pada Tiara akan pulang kemarin, tetapi apa? Nyatanya Indra tak pernah memberi kabar dan belum sempat pulang.

Tiara sekarang tengah tidur telentang dan menatap langit-langit kamarnya seakan dirinya hampa, tetapi tak sehampa saat ia memutuskan Damar dulu. Tunggu dulu? Apa yang sedang dipikirkan Tiara? Mengapa Damar lagi?!

Sejak kejadian 2 minggu yang lalu, Tiara setiap hari mendengar kicauan bayangan suara Damar yang mengajaknya untuk mengobrol dan membicarakan permasalahan mereka. Apa apaan! Dia membenci Damar! Sungguh!

Tiara meraih ponselnya yang berada tepat di sebelahnya kemudian mengetikkan sebuah nama dan mulai memberikan pesan.

Tiara: Indri, lu dimana?

2 menit kemudian

Indri: Di kantor lah pake nanya

Tiara: Gue kesana sekarang ya, dimana alamat kantorlu?

Indri: Jl. Pulau Kawe no 13

Tentu saja Tiara lupa bahwa Indri adalah sekretaris Damar, dan tentu saja ia tidak tau bahwa kantor Damar sudah pindah alamat ke pulau kawe sejak 6 bulan yang lalu, dan tentu saja ia bodoh tidak membanca penuh layar room chatnya dengan Indri. Baik Tiara! Luar biasa sekali.

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 13 menit Tiara sudah sampai di jalan Pulau Kawe dan mencari Kantor yang memiliki alamat nomor 13 itu. Saat tengah sibuk melirik ke arah kanan dan kiri, akhirnya ia menemukan alamat Jl Pulau Kawe 13 disebelah kiri jalan, kemudia ia membelokkan mobilnya masuk ke dalam parkiran kantor tersebut.

Setelah beres memarkirkan mobil swift kesayangannya, Tiara langsung menuju ke lobby kantor dan bertanya pada staff dimana ruangan sahabatnya. Dengan mengenakan baju endek yang dibuat seperti gaun sedikit diatas lutut dan rambutnya digerai terlihat habis keramas dengan polesan lipstik berwarna merah yang tidak terlalu menor, ia berjalan menuju ruangan Indri-sahabatnya.

Tentu saja Indri adalah sekretaris bos dari kantor itu dan tentu saja Indri juga satu ruangan dengan bosnya hanya saja ruangan Indri dan bosnya itu dibuatkan semacam tembok pembatas yang dimana ruangan Indri berada diluar, sedangkan bosnya masuk lagi ke dalam.

Tok tok tok

"Masuk" suara dari dalam ruangan begitu terdengar jelas saat Tiara mengtuk pintunya.

"Lu gak baca chat gue ya? Apa lu lupa?"

"Maksud lu?" tanya Tiara penuh tanya.

Indri melirik ke arah ponsel yang Tiara genggam sedari tadi. Kemudian Tiara membuka layar ponselnya untuk membaca chat dari Indri.

Indri: Lu mau ngapain? Disini kan gue sekantor sama pak Damar! Sedangkan lu benci dia?

Tiara diam mematung setelah membaca pesan dari sahabatnya. Ia benar-benar sudah tidak bisa bergerak dan berkata apa lagi. Ia hanya terus melamun menatap layar ponselnya itu.

"Lu sekarang buruan balik dah sebelum bos gue da-"

Tok!Tok!Tok!

"Mampus" desis Tiara

"Lu gimana sekarang?"

Tok!Tok!Tok!

"Gue sembunyi disana ya?" gumam Tiara sambil menunjuk arah kamar mandi.

Bisakah kita memulainya kembali? (Damara Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang