Hari ini adalah genap hari ke-jomblo-anku yang satu tahun. Sungguh. Aku benar-benar heran dengan kejombloan ini. Mengapa tidak? Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku tidak mau lagi dan bahkan sudah tidak memiliki hati lagi untuk merasakan manis-pahitnya bercinta.
Saat ini aku tengah duduk di atas jok mobilku bersama dengan wanita yang paling aku cintai, siapa lagi? Ibuku yang tercinta dan paling menyebalkan. Maafkan anakmu yang durhaka ini.
Aku sedang mencari cafe untuk beristirahat makan siang bersama ibuku. Sepeninggalku dari kantor, aku menjemput ibuku yang sedari tadi berada di rumah kakekku, yang berada di jalan gunung soputan.
Jalanan di Denpasar akhir-akhir ini memang begitu macet, ah mengapa harus melewati jalan imam bonjol? Dan mengapa harus ke tempat makan ini lagi?. Mama memang wanita cerdas yang tau saja tempat-tempat kenanganku bersama, ah sudahlah lupakan.
Mama membuka pintu mobil dan berjalan mendahului ku. Bathinku terus berteriak 'dasar mama menyebalkan, seandainya beliau bukan ibuku sudah ku turunkan saja tadi di lampu merah'. Aku membuntuti ibuku sambil terus mencari tempat duduk untuk kami.
"Damar, kamu pesenin mama gih. Udah berapa lama ya kita gak kesini? Aduh mama jadi kangen kesini, waktu itu kan kamu masih sama-"
"MA AYAM BAKAR MADU GAK PAKE KUAH KAN?" potongku seraya duduk di hadapan ibuku. Ibuku membelalakan matanya, mungkin ia kesal karena aku memotong pembicaraannya.
"Kamu itu, gak sopan banget sama orang tua, mama baru mau ngomong tapi-"
"Hey dasar anak durhaka! Inget sambelnya yang banyak!" teriak ibuku. Aku sudah beranjak dari tempat dudukku, karena aku malas mendengar omelan mama yang lebih parah dari omelan ibu-ibu yang ngereting kanan, beloknya kekiri. Huft!
*****
Lima belas menit kemudian, makanan yang kami pesan sudah tersaji dengan baik di hadapan kami. Dan seperti biasa, sebelum makan mama selalu menceramahiku.
"Kamu kapan nikah sih mar? Umur kamu udah 28 tahun, Mama udah tua, mama butuh cucu, masak mama ngurus kamu terus dirumah, sedangkan papa kamu kan udah gak ada, kamunya sibuk dikantor, mama bosen mar, setiap hari ngerumpi sama ibu-ibuk sekomplek, mama juga pengen kan main sama cucu, mandiin cucu, dan dipanggil nenek sama-"
"cucu."
"ih kamu itu belum juga mama selesai ngomong, kamu kebiasaan!, mama sumpahin kamu gak bisa ngelupain si Tiara!, duh mar gini ya mama tuh udah seneng banget kamu jalan sama dia, masakannya dia juga enak banget, kamu tuh kenapasih malah mutusin dia? Ya gapapa sih kalo kamu mutusin dia tapi asalakan-"
"Ma, plis Damar lagi makan, mama habisin makanan mama dulu jangan ngomel aja ya? Udah, Damar capek ma, bentar lagi Damar mau kekantor udah jam 1 ini, Damar udah telat." Desisku sambil mengerutkan keningku. Ibuku mengerjapkan matanya dan menghela napasnya.
"Mar, mama tau kok masalah yang kalian hadapi dulu, tapi mar, walaupun kamu sudah tidak mencintai Tiara lagi, setidaknya kamu bisa mencintai orang lain mar, kamu harus menikah. Kamu udah tua, mau sampai kapan? Apa cewek di kantor kamu gak ada yang cantik ya?. Mama cuma mengingatkan kamu aja, papa kamu udah gak ada. Mama tinggal sendiri dan kamu anak satu-satunya mama."
Aku terdiam sejenak dan memikirkan perkataan ibuku tadi. Benar sekali! Mengapa aku tak bisa mencintai wanita lain? Padahal di kantorku banyak wanita-wanita sexy dan cantik yang bisa saja aku nikahi. Tapi mengapa sesulit itu mencari menantu untuk ibuku? Dunia memang aneh. Luar biasa aneh.
"Yaudah ma, nanti Damar usahakan ya, sekarang Damar mau fokus kerja dulu, proyek Damar benar-benar mengalami penurunan" gumamku.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah kita memulainya kembali? (Damara Story)
RomanceDisaat Tiara mulai lelah dengan sikap Damar yang terlalu ke kanak-kanakan dan bahkan tidak pernah bersikap dewasa. Disaat Damar mulai memperjuangkan perasaan cintanya pada Tiara. Ada satu hal yang mereka harus jalani. Sebuah takdir yang tak bisa me...