PROLOG

190 14 4
                                    

"Tiara, bagaimana keadaanmu sekarang? Mengapa aku sebodoh ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sudah satu tahun setelah kejadian itu. seharusnya aku membencimu! Tetapi aku sangat payah! Aku tak bisa melupakanmu atas kejadian satu tahun silam. Jika aku bisa memutar waktu aku akan secepatnya melamarmu kala itu. Tetapi apa boleh buat? Kamu meninggalkanku sendiri disini."

Lagi-lagi Damar merutuki dirinya. Ia mungkin kini benar benar menyesal atas apa yang dilakukannya sekarang, namun disisi lain pikirannya ingin membenci wanita itu, wanita yang sangat dicintainya hingga saat ini. Pikiran dan hati memang selalu saja bertolak belakang, tidak pernah berbanding lurus.

Saat ini Damar tengah berbaring di atas kasurnya. Meratapi nasib 'hati' nya setiap hari selama satu tahun ini. Ia sudah berumur 28 tahun, memang usia yang sangat matang untuk memasuki fase pernikahan. Namun sayang, kekasih yang sangat dicintainya memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Entah apa yang dipikirkan Damar saat itu, ia tak pernah memperjuangkan kekasihnya. Apa yang bisa ia lakukan? Selain penyesalan yang selalu menghantui hari-harinya.

"Aku sangat merindukanmu ra" lirihnya. Air mata yang sedari tadi dibendungnya kini sudah tak bisa ditahan. Dengan hitungan beberapa detik saja setelah ia melirih tadi, air matanya sudah menetes. Ia kembali menangis dan hatinya mulai kacau. Pikirannya buntu, dan tubuhnya melemas. Inilah hari-hari Damar yang menyeramkan.

***

"Anter ke mall beli baju"

"Yaudah gue sendiri aja"

"Lo gak peka ngemalesin!!!"

"Sayang makasih banyak, i love u so much"

"Kan gue calon istri lo"

Kali ini 'otak' Damar sedang bekerja keras untuk berhenti mengingat kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Tiara-mantan kekasihnya. Bagaimana tidak? Tiara adalah satu-satunya jiwa bagi Damar. Tiara mampu mengubah Damar menjadi sosok yang posesif. Sebelum Damar bertemu dengan Tiara, ia adalah seorang pria yang dingin dan kaku. Bahkan menyapa temannya saja Damar tak sanggup. Namun setelah Damar mencintai Tiara, semua berubah. Damar menjadi sosok pria yang terbuka dan selalu mengumbar senyum. Hanya Tiara-lah yang mampu mengubah hidup Damar seperti ini.

"Hati gue bener bener rapuh saat lo tinggal ra, gue bener bener gak bisa berkata apa saat itu. Gue bener bener sayang sama lo ra. Tapi otak gue gak bisa diajak kerjasama. Gue bingung, gue pengen lenyapin otak sama hati gue, karna gue tau jiwa gue sama lo, gue sayang lo Tiara Anastasya" gumamnya.

Dan saat ini Damar 'menangis' lagi. Otak dan hatinya tengah berbicara dalam dirinya.

Otak: Lo tolol!!! Lo itu cowok tolol!! Ngapain lo ngarepin cewek yang tega ninggalin lo!

Hati: TAPI LO SAYANG!

__________________

PENDEK YA??? Ya tapi gapapa kok ini cuma prolog.

Nanti aku bakalan update part selanjutnya. Ditunggu yah🙏🏻

Bisakah kita memulainya kembali? (Damara Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang