13 - Malam Romantis

4.4K 347 16
                                        

"Ayo, mampus lo, Del!" kekeh Toni dengan mata yang masih fokus ke layar televisi dan stick game di tangan. Begitu pula dengan Fadel dan Mei.

"Kanan dikit!" teriak Mei sambil mendorong-dorong Fadel agar player yang lelaki itu mainkan gugur. Fadel yang sempat jengkel menoyor kepala Mei yang tak bisa diam.

Dela yang menjadi supporter Fadel hanya duduk sambil bersorak kecil ketika player yang Fadel mainkan paling depan. Kenapa dia support Fadel? Pertanyaan bagus. Soalnya, antara Fadel, Toni, dan Mei, yang paling menjanjikan kemenangan itu Fadel. Daritadi di depan terus, kayaknya sih, Fadel yang gak bakalan gugur.

Jadi, kita tuh harus support yang kita rasa hebat, ya, biar nantinya gak ada kekecewaan.

"Yes!" teriak Fadel tertawa menang ketika player-nya melewati finish. Toni dan Mei hanya nyengir sambil menimpuk kepala Fadel dengan bantal yang ada di sekeliling mereka.

"Udah ah, tidur, yuk?" ajak Dela turun dari kasur Fadel dan Toni, sebenarnya ini kamar tamu, tapi untuk malam ini di tempati oleh Fadel dan Toni.

"Yuk," ucap Mei ikut berjalan keluar dari kamar ini. Fadel dan Toni saling pandang.

"Gak mau di sini dulu? Masih jam sembilan, loh," ujar Toni. Dela dan Mei hanya melambaikan tangannya tanda menolak.

Mei menutup pintu kamar mereka. Dela menutup gordyn jendela yang berwarna ungu tersebut. Sesekali melirik ke arah rembulan yang mash bergantung terang di langit.

"Kamu beneran udah ngantuk, Del?" tanya Mei sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur setelah selesai mematikan lampu kamar. Dela menggeleng.

"Ngantuk sih enggak, Mei. Capek iya," jawab Dela. Mei hanya mengangguk, lalu mencoba menutup kelopak matanya.

Dela juga mencoba menutup matanya, memaksakan agar matanya tersebut tidur dan beristirahat. Namun nihil, Dela biasanya memang susah tidur kalau tak memakai piyama dan selimut tercintanya yang ada di rumah.

30 menit berlalu.

Dela membalikkan tubuhnya dengan resah. Mei yang di sebelahnya, sudah tertidur tanpa mengulur waktu yang panjang. Tentu saja Mei sudah mengenakan piyama, jadi dia sudah siap untuk tidur.

Dela mencoba menuruni tempat tidur tanpa membuat suara yang akan membuat Mei terbangun lagi. Mungkin, jika dia sudah mengganti pakaian santainya dengan piyama, ia akan bisa tidur, pikirnya.

Dela mengganti pakaiannya dengan piyama berwarna pink panjang lengan bergambar Hello Kitty. Untuk gadis seperti Dela, dia memang seorang Kitty-ra, atau pecinta Hello Kitty. Siapa yang tak gemas melihat robot kucing tersebut? Para gadis pasti mempunyai barang yang bermotif Hello Kitty di dalam rumahnya. Contohnya mungkin seperti kotak pensil, tas, ataupun baju, atau piyama seperti yang Dela kenakan sekarang.

Setelah memasang piyama dan menyisir rambut panjangnya, Dela berjalan keluar dari kamar. Ia belum ngantuk, jadi tak perlu dipaksakan untuk tidur. Lagipula, remaja memang sering terkena insomnia mendadak, kan?

Dela berjalan ke teras rumah. Ia tertegun melihat seorang lelaki yang ia kenal tengah tertidur dengan posisi duduk di kursi dan kepala yang ditenggelamkan ke sela kedua lipatan lengannya di atas meja yang ada di halaman rumah, di rerumputan hijau tersebut.

Fadel benar-benar tertidur disana?

Dela memakai sendal jepit milik Mei yang terletak di sana, lalu berjalan pelan mendekati Fadel. Ia pun menarik kursi yang satunya; yang ada di hadapan Fadel, lalu menyeret kursi tersebut agar mendekat sedikit lagi ke posisi Fadel.

FADELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang