Hari ini adalah pagi pertama dibulan Januari, tepat sehari setelah perayaan pergantian tahun rampung dilaksanakan. Seharusnya hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi setiap siswa Korea selatan, bulan dimana masa pendidikan semester baru akan di mulai. Pelepasan penat akibat terlalu lama berlibur bagi mereka yang hanya berdiam dirumah atau mungkin masa akhir kebebasan bagi mereka yang menghabiskan libur dengan bersenang senang.
Namun pagi ini berbeda untuk seorang siswa laki laki bernama Park jimin, ditengah suasana kelas yang masih sangat kosong, ia terpojok ketakutan di sudut kelas, mendapat perlakuan tak mengenakan dari segerombol orang berwajah malaikat berhati luchifer yang memang terkenal bajingan dan pengganggu disekolah, pemeras setia bagi seorang park jimin, sekelompok laki laki yang setiap harinya menjadikan jimin sebagai bank berjalan. Memeras uangya dan akan mengganggunya sebelum mereka berhasil menguras habis semua uang saku jimin.
"Dengarkan aku baik baik park jimin, semalam pasti kau mendapat banyak uang dari keluargamu yang kaya raya itu kan? Sekarang, cepat serahkan semuanya"
"Tapi uang ini untuk temanku. Dia membutuhkan uang ini" ujar jimin bergetar
"Lalu kau fikir kami tidak memerlukan uang mu? Kami juga membutuhkannya"
"Tapi sungguh, uang ini untuk membantu pengobatan adik temanku. Dan juga, jumlahnya terlalu banyak dari jumlah uang yang selalu ku berikan kepada kalian setiap harinya."
"Aku tidak perduli"
"Kumohon, esok akan aku berikan lebih, tapi hari ini izinkan aku bebas. Temanku sangat membutuhkan uang ini sekarang juga"
Ketua dari kelompok pengganggu itu tak langsung memberikan respon apapun atas perkataan jimin, hanya diam memandang retina hitam jimin yang menampakan pantulan wajahnya yang nampak kacau. Jimin semakin beringsut ketakutan, menggenggam perutnya bersiap jikalau mereka tiba tiba melayangkan tinjuan padanya.
Selang satu menit berlalu-si ketua berandal itu tersenyum miring, membuat jimin semakin ketakutan. Dengan senyuman itu, jimin jauh lebih dari sekedar tau bahwa nyawanya sedang dalam ancaman, senyuman licik menukik yang terpampang nyata dihadapannya itu akan segera mendatangkan bencana.
"Jimin! Kalau temanmu memerlukan uang untuk adiknya, maka suruh dia untuk mencari uang, kami membutuhkan uangmu tidak perduli apapun alasannya" laki laki itu merenggut semua uang di dalam saku seragam jimin tanpa menyisakannya satupun.
"Tidak!! Kumohon, uang itu sangat berharga. Aku akan memberikanmu lebih besok, tolong kembalikan" teriak jimin hampir menangis, payah- Jimin payah dalam hal ini.
"Baiklah, aku akan menunggu uang mu besok. Dan hari ini aku akan mengambilnya juga" Jimin menunduk dalam, tidak dapat membendung rasa sakit hatinya. Uang itu sebenarnya bukanlah hal besar bagi Jimin, namun mengingat suara gemetar dari sang sahabat, meraung meminta pertolongan untuk dipinjami uang agar adiknya bisa diselamatkan subuh tadi, membuatnya menangis, Jimin merasa tidak berguna sekarang. Uang itu sudah direnggut habis.
Sahabatnya kini mungkin sedang menunggu penuh harap di depan ruang operasi, menanti kedatangan Jimin beserta uang yang sudah ia janjikan. Namun sekarang apa yang harus ia perbuat? Tidak ada! Jimin gagal. Ia menangis kembali, namun tak lama berhenti setelah mendengar suara ramai teman sekelasnya yang mulai berdatangan. Seorang gadis yang baru saja memasuki kelas berhasil melihat keadaan Jimin, gadis itu terbelakak lalu menghampirinya
"Yatuhan, apa yang terjadi, Jimin?"
Jimin beringsut, menghapus jejak air matanya, membereskan seragamnya yang kacau lalu bangkit menghiraukan kekhawatiran temannya itu.
"Aku baik baik saja, jangan beritahu siapapun tentang apa yang kau lihat sekarang, Seulgi. Itupun jika kau tidak mau melihat aku mati besok" Ucap Jimin lalu berjalan perlahan meninggalkan kelas. Tak perduli pada gadis bernama Seulgi yang tanpa ia sadari tetap terpaku menandang punggungnya dari belakang dengan tatapan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON || JEON JUNGKOOK
Fanfiction"Alasan mengapa dia ada adalah, adanya sosok lain yang menggantikan hidupnya" Hingga mereka terlihat seolah bertujuh, namun sebenarnya berdelapan. Author : Gisung Gendre : Brothership, sad, angst, teenlife. Rated : T Chas : Jungkook, and all membe...