"Satu persatu dari kami tidak akan pernah menjadi satu pribadi, ada yang menolak, mengalah, dan yang terkalahkan oleh kegoisan sendiri. Satu rumpun mahluk bernama laki laki tertakdir untuk disatukan, takdir tak akan mampu mengelak karena kami bersatu tidak untuk diruntuhkan""Maafkan aku hyung" Lirih Jungkook hampir tak terdengar jika saja keadaan kelas tak sekosong sekarang. Jam pelajaran telah usai, para murid lain berhambur mencari makan sedangkan Jungkook dan Taehyung masih tetap diam. Taehyung dalam keadaan kesal sedangkan Jungkook merutuki kebodohannya sendiri, ia menyesal.
"...." Tak ada jawaban dari sang lawan bicara. Taehyung tak bergeming sama sekali, matanya tak berkedip menahan gejolak emosi yang sudah diambang batas, jika dikeluarkan mungkin Jungkook akan terluka atau kelas akan hancur, jadi akan lebih baik jika Taehyung memilih untuk diam.
"Hyung, aku tidak sengaja"
"Setiap kau melakukan kesalahan kau memang selalu mengatakan bahwa itu tidak sengaja. Apa jika kau membunuhku, kau juga akan berkata bahwa itu tidak sengaja?" Kini emosi Taehyung sudah tak dapat terbendung lagi, pasalnya Jungkook telah sangat menyulut emosinya. Ia memilih diam karena ingin Jungkook pun diam, tapi bocah itu malah terus bersuara membuat emosinya kembali membara.
Jungkook membelalakan matanya, apa sebesar itu kesalahannya hingga Taehyung harus mengeluarkan kata semengerikan itu.
"Tapi hyung, untuk kali ini aku benar benar tidak sengaja. Maafkan aku"
"Kau tidak tau seberapa malunya aku saat harus mengisi jawaban yang sama sekali tak ku mengerti, meskipun jawaban yang kau berikan padaku itu benar seratus persen" Taehyung menatap tajam mata polos Jungkook membuat bocah itu bergidik ngeri. Tatapan Taehyung kali ini adalah sorot mata persis seperti empat bulan yang lalu, saat pertama kali mereka bertemu, tatapan yang tak menunjukan reaksi kebaikan sama sekali, hanya ada amarah dan kebencian yang terpancar didalamnya.
"Oh! jangan jangan kau ingin menyombongkan otak pintarmu dihadapan orang lain dengan cara mempermalukanku? iya?" Lanjut Taehyung masih dengan tatapan yang sama membaranya
'Menyombongkan kemampuanku dihadapan orang lain? Andai kau tau hyung, aku bahkan tidak terlihat dimata mereka' Batin Jungkook
"Tidak hyung!! Aku-- Aku hanya ingin kau menjawabnya" Bohong Jungkook dengan suara lirih.
Alih alih melunak, kini Taehyung malah semakin tak dapat mengontrol amarahnya, kadar kesabarannya telah menguap entah kemana, yang ada hanya rasa marah dan benci karena merasa telah dipermainkan oleh sosok yang selama ini ia sayangi.
"JADI KAU MASIH MAU MENGELAK JIKA ITU ADALAH SEBUAH KETIDAK SENGAJAAN? KAU BARU SAJA MENGAKU DENGAN JELAS BAHWA KAU INGIN AKU MENGERJAKANNYA JEON JUNGKOOK" Suara Taehyung meninggi terdengar hingga keluar ruangan kelas, beberapa mata yang kebetulan tengah berlalu lalang disekitar koridor kelas menatap adegan itu dengan tatapan heran, pasalnya kini dalam penglihatan mereka Taehyung tengah memaki sendirian pada bangku kosong yang sudah sejak lama tak bertuan. Merasa adegan yang mereka tonton tidak terlalu menarik maka beberapa orang tadi akhrinya pergi menarik diri untuk masuk kedalam kelasnya masing masing.
Taehyung mengangkat tinggi tinggi tangannya, berniat untuk menampar atau bahkan memukul habis Jungkook tanpa perasaan. Karena perlu diingat, memukul adalah kebiasaan buruk Taehyung sejak dulu untuk melampiaskan emosinya, namun sebelum itu semua terjadi, sesosok laki laki lain muncul di ambang pintu kemudian membelalakan matanya kaget. Ia tidak tau menau apa yang telah terjadi pada kedua saudaranya, yang jelas kini ia melihat Taehyung akan memukul Jungkook yang tengah meringkuk ketakutan di atas bangkunya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON || JEON JUNGKOOK
Fanfic"Alasan mengapa dia ada adalah, adanya sosok lain yang menggantikan hidupnya" Hingga mereka terlihat seolah bertujuh, namun sebenarnya berdelapan. Author : Gisung Gendre : Brothership, sad, angst, teenlife. Rated : T Chas : Jungkook, and all membe...