Sayup terdengar guntur bergemuruh diluar pertanda akan segera datang hujan badai. Merasa terusik, akhirnya taehyung menggeliat dan melenguh panjang. Perlahan ia membuka mata dan mendapati dirinya tengah berbaring di atas ranjang asing juga ruangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dimana ini? Ia mulai meraba dan menelaah sekitar kiranya akan ada jawaban atas ketidak tauannya.
"Ooyy" Taehyung terlonjak kaget saat tiba tiba seseorang bersuara dari arah belakang. Taehyung berbalik, pintu kamar itu terbuka menampilkan sosok tak asing yang tengah tersenyum membawa sebuah piring dan juga gelas di tangannya. Sosok itu adalah jungkook, berjalan mendekat lalu menyerahkan piring yang tadi ia bawa pada taehyung yang masih belum menampilkan ekspresi apapun, ia masih belum bisa mencerna semua ini.
"Kenapa bengong hyung? Ini untukmu, makanlah. Kau pasti sangat lapar setelah dua hari ini tidur."
"DUA HARI?" Taehyung berteriak tak percaya atas apa yang baru saja ia dengar, Bagaimana bisa ia melewati waktu sepanjang itu dengan menutup mata? Selama ini ia bahkan tidak pernah tidur lama, mungkin hanya tiga sampai empat jam perharinya itu pun saat ia libur bekerja.
"Maksudku kau tidak sadarkan diri, kau terlalu banyak kehilangan cairan dan stres jadi tubuhmu melemah, kau juga terkena anemia. Jadi makanlah ini, roti gandum telur mata sapi, makanan ini baik untuk memulihkan kesehatan pasca sakit. Makanlah hyung" Tutur jungkook seadanya. Ia hanya menyodorkan piring itu pada taehyung dan menyimpan gelasnya di atas nakas tempat tidur.
Taehyung akhirnya sadar, mengerjapkan matanya lalu berbalik menghadap jungkook yang tengah duduk di sampingnya.
"Hey anak muda, jadi sekarang aku ada di rumahmu?" Ucap taehyung berusaha seramah mungkin.
"Hey hyung, namaku Jungkook bukan 'anak muda'. Aku tau aku muda tapi aku lebih suka nama ku. Dan juga, ya ini rumahku" jawab jungkook lalu tersenyum memamerkan giginya.
"Ke-kenapa aku ada dirumahmu?" Tanya Taehyung sedikit ragu
"Hey hyung, cukup katakan 'terima kasih jungkook-ahh' itu sudah cukup. Kau terlalu banyak berbicara. Ckckck" jungkook menggeleng gelengkan kepalanya seperti anak kecil. Tidak, itu bukan sebuah kata kasar bagi jungkook, ia hanya mengutarakan kepolosannya, sekali lagi perlu kita tegaskan, bahwa jungkook tetaplah jungkook.
"Aku hanya bertanya" Jawab Taehyung sekenanya lalu melahap roti gandum itu rakus, benar sekali apa yang dikatakan Jungkook, perutnya sangat lapar dan haus. Beberapa hari ini bahkan taehyung belum menyentuh makanan sedikutpun. Saat setelah membunuh ayahnya juga kepergian sang adik taehyung tak pernah pergi kerumah, rumahnya telah disita dan dijalanan tak ada makanan yang layak untuk ia makan. Meskipun sedikit merasa malu, tapi kali ini ia harus membuangnya jauh jauh, ia harus makan untuk bertahan hidup setidaknya sampai ia benar benar ditakdirkan untuk mati, bukan mati mengenaskan karena kelaparan.
"Oh ya hyung, jimin sedang di rumah sakit" mendengar hal itu lantas membuat taehyung berhenti dari kegiatannya lalu menatap jungkook yang tengah sibuk dengan ponselnya. ia menghela napas lalu menutup matanya sekejap.
"Lalu aku harus apa?" Ungkanya sedikit ragu kemudian membuka mata, kembali menatap sosok yang lebih muda darinya. Jungkook yang sedari tadi hanya fokus pada benda ditangannya kini beralih menatap Taehyung.
"Temui dia, sebagai tanda terima kasihmu untuk makanan ku. Setelah itu jalani perawatan secara intensif d sana. Kau masih membutuhkan pertolongan. Ada sedikit goresan d perutmu." Ucap jungkook begitu ketus namun mengandung kekhawatiran besar. Bagaimana pun, jungkook tak berniat sekasar itu pada Taehyung, ia hanya berusaha untuk menyeimbangi sifat taehyung yang sedikit pemarah. Dan tentu saja Taehyung tau, lagi pula ia terbiasa dengan sesuatu yang kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON || JEON JUNGKOOK
Fanfic"Alasan mengapa dia ada adalah, adanya sosok lain yang menggantikan hidupnya" Hingga mereka terlihat seolah bertujuh, namun sebenarnya berdelapan. Author : Gisung Gendre : Brothership, sad, angst, teenlife. Rated : T Chas : Jungkook, and all membe...