Ah, baru saja aku mengenalnya!
Bolehkah aku kembali mengenal cinta? Bolehkah aku kembali merasakan cinta? Tapi.. Bisakah aku menghilangkan rasa takutku? Bisakah aku menghentikan keraguanku? Dan bagaimana dengan komitmenku?
Bodoh memang saat aku bahagia, aku seakan lupa dengan apa yang telah diberikannya kepadaku. Tapi saat aku butuh, aku malah memintanya.
Ya, aku berdo'a dan meminta agar dapat dipertemukan dengan seseorang yang mampu membuatku bahagia karenanya, yang benar-benar mampu menujukan rasa sayangnya kepadaku dengan caranya sendiri.Awalnya memang terkesan konyol! Tapi ternyata ke konyolanku saat itu benar-benar terjawab, ternyata memang benar Allah itu maha tau segalanya dan inilah skenario yang Allah tunjukan kepadaku.
Aku baru sadar, ternyata rasa sakit yang aku rasakan dulu adalah sebuah tamparan darinya. Tamparan agar aku sadar bahwa bukan dia yang terbaik untukku dan itu adalah takdir, tamparan bahwa ia tidak mengizinkan ku untuk masuk ke dalam cinta yang dilarangnya.Tamparan itu perlahan hilang saat aku mulai menerima dan melupakannya.
Aku memcoba dan terus mencoba, tapi tak lama setelah itu... Ah, sedrama inikah kehidupan? Aku mulai tak yakin lagi dengan skenarionya! Astagfirullah perasaan apakah ini? perasaan ini selalu saja diputar balikan, kadang yakin! Kadang tidak!
Seharusnya aku tetap husnuzod terhadapnya, justru seharusnya akulah yang memperbaiki semuanya. Ia lah yang menciptakan seluruh makhluk, dan kenapa aku harus meminta seseorang agar tetap bersamaku, jika ada ia yang maha kuasa yang mampu memberikan sesuai kebutuhan ku.***
Dia tiba-tiba saja datang seperti matahari yang merubah gelapnya malam menjadi siang yang tak pernah menjadi malam kembali! Seperti air yang terus mengalir walau banyak penghalang tapi dia terus saja mengalir, menghadang semua yang ada di depan dan sekitarnya! Seperti ekspresi yang tak dapat diungkapkan hanya dengan satu patah kata.
Tak mampu mengucapkan, tapi mampu membuktikan!Aku memang membuat komitmen waktu itu, hingga komitmen itu menjadi penghalang untuknya dan untukku.
Entah apa yang harus aku katakan, aku bingung! Disisi lain aku memang membutuhkannya! Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menjalani semuanya dengan sebuah komitmen.Cinta itu tak mengenal status ataupun perbedaan karena cinta yang tulus terlahir dari hati dengan keikhlasan tanpa keegoisan apalagi keangkuhan!
Menunggu itulah keputusannya! Tapi entahlah, karena bukankah hati manusia mudah sekali berubah? pun denganku. Saling suport itulah tujuan kita bersama!Tetap teguh pada komitmen!
Biarlah semuanya berjalan seiring berjalannya waktu, waktulah yang akan menjawab semua skenarionya. Baik buruknya suatu skenario kita tetap harus menjalaninya, tidak ada satu skenario pun yang salah dalam sebuah drama! Bukankah sebelum direvisi semuanya sudah diperhitungkan?
Sekarang aku pasrahkan semuanya kepada sutradaranya kehidupan, yakni Allah SWT.
Bismillah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Afra (Cinta & komitmen)
Non-FictionPilih Cinta atau Komitmen? Untuk menjawabnya pun aku harus berpikir keras, alasannya agar tidak menyesal nantinya. Bukankah penyesalan selalu datang diakhir waktu? Setelah aku berulang-ulang kali memikirkan jawaban dari pertanyaan itu. Nah Jadi aku...