Part 4

762 53 1
                                    

Para orang tua bilang, menghembuskan nafas berat sama dengan membuang keberuntungan yang mungkin terjadi padamu hari ini, lalu apa jadinya dengan Kyuhyun yang entah sudah keberapa kali menghembuskan nafas beratnya selama beberapa menit terakhir. Mungkinkah Ia akan sial seharian? Entahlah, Kyuhyun tak peduli. Karena yang lebih penting sekarang bukan seberapa banyak keberuntungannya akan bertahan hari ini, melainkan 'cara jitu' untuk membuat kemarahan Kakeknya tak semakin memburuk.

"2 hari lagi Kakek baru kembali ke Seoul~! Temui Kakek jika kau masih ingin kuanggap sebagai cucuku, Cho Kyuhyun~!"

Kalimat panjang itu hanya Kyuhyun dengarkan via telfon, tapi dengan hanya mengingatnya saja sudah mampu membuat bulu kuduknya merinding berat, ditambah lagi keringat dingin yang tak henti-hentinya keluar dari kulit dahi lebar itu.

Dan ditengah kegundahan akan kemarahan sang Kakek, aroma hangat dari secangkir chocolate tiba-tiba saja hinggap di indera penciumannya, sedikit mendongakan kepala saat seulas tangan mungil merentangkan cangkir berisi hot-chocolate, "Minumlah, keadaanmu terlihat buruk", Siapa bilang Kyuhyun tak punya keberuntungan sama sekali hari ini? Lalu bagaimana dengan 'mendapat empati' dari sesosok manusia manis bernama Jung Yesung saat ini? Kurasa itu lebih dari cukup untuk disebut sebagai 'sedikit keberuntungan'.

"Gomapta~", Meraih sang cangkir dan segera meneguk hot-chocolate yang tentusaja jauh lebih nikmat dari buatan maid di rumahnya. Apakah Yesung punya resep special? Atau hot-chocolate nya saja yang terasa special karena diracik oleh tangan berjemari mungil, Jung Yesung?

Dan si manis memilih duduk di sebelah Kyuhyun, kembali berkutat dengan rajutan syal biru yang belum selesai dengan sempurna, "Apakah Kakekmu sangat marah?", Tak ada contact mata memang, tapi Kyuhyun tahu sedikit banyak Yesung mulai 'peduli' padanya.

"Aku tak tahu setinggi apa level kemarahannya, yang jelas... Kedua anak-ku dalam keadaan bahaya sekarang"

Dan gerakan merajut itu terhenti saat Kyuhyun mengatakan kata 'anak', segera Ia tolehkan kepalanya kepada si tampan yang masih gundah, dengan sesekali menyesap cokelat hangat buatannya, "Kau sudah punya anak? Di usia semuda ini?", Kau itu benar-benar polos sekali, Jung Yesung. Membuat Kyuhyun makin gemas saja.

"Hei hei, bukan anak yang seperti itu maksudku"

"Lalu?"

"dua barang yang sangat berharga. Dua barang yang menjadi alasan utama aku masuk ke sekolah ini.... Kau pasti tahu maksudku, kan?", Alis Kyuhyun terangkat naik dan turun, berharap otak polos Yesung menangkap arti dari kalimat ambigu nya barusan.

"Bisa kau beri aku contoh?"

"eum~ sebut saja mobil? Ah, psp? Kau pasti mengerti kan, Jung Yesung?", Kumohon mengertilah, Yesungie.

Yesung hanya mengangguk, lalu kembali pada rutinitas awalnya. Menyempurnakan rajutan syal, "Karena kau sudah ketahuan Kakekmu, apa kau akan segera pindah dari sekolah ini?"

"Akan sangat menyenangkan jika aku hanya disuruh pindah...", Dan lagi-lagi nafas berat itu terhembus, menyandarkan punggung lebarnya pada sandaran sofa. Sedikit banyak Kyuhyun lega karena Yesung sudah mengetahui identitas aslinya, jadi Ia tak perlu repot-repot memasang wig atau semacamnya. Kyuhyun bahkan sudah lupa dimana letak wig nya sekarang.

"Kuharap kau memang dipindahkan~!"

"Yak~! Kau benar-benar tak nyaman tinggal disini denganku, ya?", Sungut Kyuhyun sebal.

Dengan malas Yesung memutar bola matanya, "Mana ada gadis yang nyaman tinggal sekamar dengan seorang pria, hah?", Jawaban Yesung membuat Kyuhyun kembali sadar akan gender aslinya, "Dan lagi.... Kita belum kenal lama~ bagaimana jika kau berfikiran yang macam-macam saat aku sedang tidur?"

For Once, Call My Name [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang