Mereka bilang memberikan pundakmu untuk dijadikan sandaran oleh orang terkasih adalah satu dari puluhan moment terbaik antara kau dengan kekasihmu, apalagi jika tangan mungil itu ikut tenggelam dalam tautan jari besarmu dan sang tubuh kecil yang pasrah saja saat kau mengalungkan lengan panjangmu untuk merengkuhnya jauh lebih erat.
Lupakan tentang masa depan sulit atau bagaimana wajah terkejut Donghae dan Sungmin beberapa saat yang lalu, mengunci si manis untuk merasakan hangat tubuh besar Kyuhyun dan berharap bisa menghilangkan setidaknya setitik saja beban yang sudah pasti mulai memenuhi otak besar Jongwoon sekarang.
"Kau menyesal?", Jika dekapan hangat masih belum bisa meringankan beban yang lebih mungil, maka sebuah kecupan diatas surai pink pendek itu mungkin bisa membantu. Atau begitulah harapan Kyuhyun yang tak pernah ingin melihat Jongwoon murung.
"Aku menyesal, tapi aku juga merasa lega~", Bimbang. Kesimpulan yang lebih pintar setelah mendengar jawaban dari mulut mungil kekasihnya, "Apa menurutmu Eomma akan menerimaku?"
"Apakah itu yang terpenting untukmu sekarang, Jongwoonie?"
Dia dongakkan kepala besar dengan onyx sekelam black hole itu, mencoba menelusuri wajah tampan yang sedari tadi menatap penuh iba padanya, "Aku akan bahagia jika Eomma bisa menerimaku, hajiman.... Dengan Eomma memaafkanku saja, itu sudah lebih dari cukup"
"Kau tak bersalah, apa yang perlu dimaafkan, heum?", Tangan besarnya beralih untuk menyisir halus surai raven Jongwoon, Kakek nya bilang seseorang akan merasa tenang jika kau mengelus rambutnya, entah hal ini akan berpengaruh pada Jongwoon atau tidak, "Kau adalah hasil ke-egoisan mereka, harusnya kata maaf itu berasal dari orang tuamu"
"Tapi tetap saja-"
"-ssh diamlah.... Aku mencintaimu", Jika tadi ada jarak yang memisahkan, maka sekarang sang bibir tebal telah menemukan pendaratannya. Mengecup dalam plump milik Jongwoon yang dipenuhi oleh rasa orange hari ini, kadang Kyuhyun heran. Berapa banyak liptint yang dimiliki oleh Jongwoon sebenarnya.
Tapi, itu bukanlah masalah besar, cherry, strawberry, maupun orange, jika itu bibir milik Jongwoon, maka Kyuhyun dengan senang hati akan menghabiskannya. Seperti yang Ia lakukan sekarang, tak peduli akan tatapan mata ikan Donghae yang mendelik tajam dari meja kasir, atau bagaimana para pengunjung café Sungmin hampir tersedak saat melihat Kyuhyun yang menghabisi bibir Jongwoon.
'Dia kekasihku, bibir dan segala dari tubuhnya adalah hak paten untuk kunikmati', Motto hidup yang dianut oleh pintu terbuka lebar untuk mereka yang merasa mual, bilang saja kalian iri pada Cho Kyuhyun karena bisa membuat kaki Jongwoon lemas seperti itu.
Bahkan sang tangan mungil menjadikan leher Kyuhyun sebagai pegangan, yang tentusaja makin mempermudah si tampan untuk menjejalkan lidah panjangnya ke dalam rongga hangat Jongwoon. Menyesapi manisnya saliva si manis tanpa harus malu dengan tatapan aneh dari orang disekitarnya.
Tuk~
Jika bukan karena taro latte yang ditaruh Sungmin diatas meja, mungkin tangan nakal Kyuhyun sudah mulai menjelajahi dada besar yang untungnya masih diamankan oleh Jongwoon, "For God's sake, get a hotel room you two~!", Dan sedikit teriakan agak melengking dari Sungmin sebagai pengingat jika café nya masih terbuka untuk anak di bawah umur.
Senyum tak tahu malu terpatri pada sudut bibir Kyuhyun, meninggalkan Jongwoon yang sadar situasi lalu menundukan kepalanya dalam, betapa Kyuhyun tak sadar seberapa malu Jongwoon saat ini.
"Jangan pasang wajah imut seperti itu, atau aku akan benar-benar mencari hotel sekarang~", Dan sejak kapan wajah malu berubah menjadi imut jika itu menempel pada Jongwoon.

KAMU SEDANG MEMBACA
For Once, Call My Name [√]
RomanceKisah seorang Cho Kyuhyun yang terpaksa masuk ke Sekolah khusus perempuan karena takut akan ancaman kakek nya. Dan disanalah Ia bertemu dengan Jung Yesung, seorang 'gadis' misterius, anak dari Pemilik Sekolah.