Part 1

1.7K 86 9
                                    

~ Chap 1 ~

.

Masa remaja, adalah sebuah masa dimana seseorang sibuk mencari jati diri mereka, jati diri yang menentukan akan jadi apa mereka di masa depan nanti. Mungkinkah dokter seperti yang guru-guru sekolah dasar tanamkan kepada anak didik mereka? Ataukah pecundang yang bisanya hanya keluyuran tak jelas?

Entahlah~ semua itu tergantung kepada pilihan masing-masing, dan sayangnya pemuda tinggi dengan kulit pale itu memiliki pemikiran berbeda, baginya masa remaja adalah, 'masa dimana aku bisa menghabiskan Uang kakek ku, dan menggantinya nanti kalau aku sudah dewasa', Sangat jelas dan bahkan bisa dikategorikan sangat detail.

Dia mungkin sudah tak lagi memiliki orang tua dan hanya tinggal bersama kakek nya saja, tapi itu tak membuatnya menjadi type anak yang bisa kalian semua kasihani. Tidak, benar-benar tak akan ada rasa kasihan sedikitpun saat melihatnya.

Kekayaan berlimpah dan warisan yang pasti akan jatuh ke genggamannya nanti saat Ia sudah dewasa, sekarang hanya tinggal makan-tidur-main tanpa harus memikirkan akan jadi apa Dia di masa depan.

Well, itulah Dia. Cho Kyuhyun. Cucu tunggal dari pemilik Perusahaan parfume dan tekstile terbesar se-Asia, Cho Siwon. Umurnya baru menginjak 17 tahun, dan Dia sudah dipastikan akan memimpin Perusahaan itu 5 atau 6 tahun lagi. His future is damn bright, right?

"Kau sudah tahu akan melanjutkan ke SMA mana, Kyu?", Lee Donghae, Putra dari Menteri Dalam Negri, Korea Selatan. Dikenal playboy oleh para gadis, namun dimata Kyuhyun Ia lebih terlihat seperti Ikan teri yang suka tebar pesona.

"I doesn't need that fucking thing you called as school, Donghae-ya", Kyuhyun itu arrogant dan terkadang bisa juga masuk dalam tahap menyebalkan.

"Tapi kudengar Kakek mu ingin kau segera memilih sekolah"

"Well, Dia bahkan sudah mengirim Uang untuk pembayaran awal sekolah"

Dahi Donghae tiba-tiba mengernyit, "Jangan bilang jika itu Uang yang semalam kau gunakan untuk taruhan?", Kyuhyun hanya mengangguk tanpa rasa bersalah sedikitpun, malah sekarang Ia asyik bermain-main dengan smartphone nya, "are you fucking kidding me? Lalu, bagaimana dengan sekolahmu?"

"Tinggal minta lagi ke Kakek, beres kan?!"

Donghae hanya bisa menggeleng malas dengan nafas berat yang terhembus sempurna, "heol. Yak, kau lupa ancaman Kakek mu 2 minggu yang lalu? Kurasa Dia tak bercanda kali ini, Kyu~~"

Jemari Kyuhyun terhenti sebentar dari kegiatan memencet-mencet smartphone nya, bibir tebal itu terkatup sempurna dan dilihat dari raut wajah datar namun menyeramkan itu, sepertinya Kyuhyun sedang berfikir keras sekarang, "Apa menurutmu Kakek ku benar-benar serius kali ini? Ck, tapi selama 17 tahun terakhir ancamannya selalu sama, dan Dia masih tetap memberiku uang"

"Lebih baik kau batalkan saja taruhanmu itu dan cari sekolah secepatnya, entah mengapa firasatku buruk kali ini"

Kyuhyun baru saja akan menyahuti Donghae, sebelum Kepala Pelayan Shin masuk lalu mengganggu percakapan mereka, "Tuan muda, Tuan besar ingin berbicara dengan anda"

"Mwoya? Kakek sudah kembali dari Canada?", Kyuhyun bangkit dari duduknya, dapat Ia lihat gesture dari Donghae yang seakan tengah mengiris lehernya sendiri sambil berbisik, 'mati kau, Kyu', Cukup mampu membuat bulu kuduk Kyuhyun merinding juga, tapi tetap saja Ia masih mengikuti langkah Kepala Pelayan Shin yang menggiringnya menuju ke Ruang Kerja sang Kakek.

For Once, Call My Name [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang