Part 7

718 56 4
                                    

~ Flashback On ~

Di dalam rumah besar dengan gaya mediteran itulah sang namja kecil terkurung, hanya beberapa maid yang menemani hari-harinya, dengan sesekali guru home-schooling akan datang saat jadwal sekolahnya tiba.

Tak ada lagi manusia lain, bahkan mungkin sosok orangtua yang menjadi pemilik darah dalam tubuh namja kecil itupun tak tinggal disana. Hanya kesepian yang menemani hari-hari sunyinya, ditambah dengan suara burung gereja yang saling bersautan tiap pagi hari datang.

"Jongwoon-goon, sudah saatnya anda sarapan~", suara seorang maid, wanita dengan usia senja nya yang sudah menjadi teman si namja kecil bahkan semenjak Ia mengenal apa itu dunia. Wanita tua yang bahkan jauh lebih sering Ia lihat dibanding Ibu kandungnya sendiri. Tidak, Ia memang tak pernah melihat sang ibu kandung.

"Ne, Yuri Ahjumma~", sang kaki kecil melangkah turun dari ranjang besarnya, memasang alas kaki dengan senyum yang coba Ia rekahkan pada sang wanita tua, mencoba membuat suasana hening mereka sedikit berisi walaupun hanya seperti itu saja.

Dan keduanya menuruni tangga, yang lebih kecil di depan sementara sang maid mengikuti dari belakang, menuju ke meja makan bundar yang sudah penuh dengan berbagai macam lauk. Dan memang hanya ada lauk disana, apa yang kalian harapkan? Senyum Ayah di pagi hari? Atau Ibu yang akan memberikan pelukan hangatnya pada namja kecil itu?

Kalian terlalu banyak berkhayal~ karena itu semua tak pernah terjadi padanya, baiklah mari kita panggil Ia dengan nama Jongwoonsekarang, Jung Jongwoon.

Jika tak ada Ayah, maka senyuman sang Kepala Maid lah yang menyambut Jongwoon, seorang Pria muda dengan senyum gusinya, Lee Sungyeol, "Bagaimana tidur anda, Jongwoon-Goon?", Tanya sang Pria ramah.

"aku tidur dengan nyenyak, Hyung~", Jawaban yang sama akan selalu Ia keluarkan, dan Sungyeol tahu. Tidur sang Tuan muda tak akan pernah nyenyak. Tidak saat kau tak pernah merasakan hangatnya pelukan seorang Ibu saat listrik padam, tidak saat kau bahkan tak pernah tahu bagaimana rasa air susu ibumu.

"Eunhyuk-Goon akan datang sebentar lagi, Jongwoon-Goon"

"Katakan kepada monyet itu aku sibuk~ Dia sudah merusak rajutan yang kubuat dengan susah payah"

"Iye, Jongwoon-Goon. Selamat menikmati sarapan anda~"

Sarapan. Bagi Jongwoon, entah itu sarapan, makan siang, maupun makan malam, tak ada yang berbeda. Hanya dirinya yang akan duduk sendirian diatas kursi makan, dengan berbagai jenis lauk yang sudah dihidangkan. Dan Sungyeol yang akan menemaninya di pinggir meja makan, entah itu menuangkan air atau hanya berdiri diam disana, menunggu Jongwoon kecil menyelesaikan makanan nya.

"Hyung, kapan appa pulang ke rumah ini lagi? Sudah hampir 7 bulan aku tak melihatnya datang"

Sungyeol hanya bisa mengernyitkan dahi. Jika sang Tuan muda menanyakan itu 7 bulan yang lalu, maka akan Ia jawab minggu depan. Tapi, jika minggu depan itu berkelanjutan menjadi puluhan minggu, apalagi yang bisa Sungyeol katakan?

"Sajangnim pasti sedang sibuk dengan proyek nya, Jongwoon-Goon. Anda harus bersabar~"

"Aku selalu bersabar, hingga aku lupa apakah ini hanya kesabaran atau aku memang sudah menyerah", Jongwoon itu masih terlalu kecil, tapi Ia tahu bahwa kedewasaan tak bisa diukur oleh seberapa banyak umurmu. Melainkan hal-hal apa saja yang sudah kau lewati dan tangani.

"Saya yakin jika Sajangnim akan datang, Jongwoon-Goon"

"Appa pasti datang, hanya aku tak tahu kapan~"

For Once, Call My Name [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang