Chapter 6

600 81 33
                                    

Myungsoo menatap tangannya yang masih berada dalam genggaman Jieun. Pemuda itu tidak mengerti mengapa dia tidak melepaskan diri dari seretan Jieun dan malah mengikuti kemana Jieun melangkah. Myungsoo masih tidak percaya bahwa tangan mungil yang menggenggamnya ini adalah tangan yang sama yang berhasil membuat orang pingsan dengan pukulannya. Myungsoo benar-benar mendapati sosok Jieun yang berbeda dari kebanyakan gadis di luaran sana. Jieun adalah gadis langka. Kali ini Myungsoo menatap Jieun dengan tiga kesan yang berbeda yakni kesal, kagum dan ingin tahu.

Chapter 6

Jalanan sepi memudahkan keempat anak manusia itu untuk berlari tanpa harus takut menabrak orang lain. Saat kaki mereka mulai menapaki jalanan yang mulai ramai membuat keempat siswa itu diberikan tatapan bertanya dari orang-orang yang berlalu lalang. Bagaimana tidak, satu orang gadis tengah berlari bersama dengan tiga orang pemuda dengan baju seragam yang lusuh. Belum lagi luka memar yang menghiasi wajah ke tiga murid laki-laki dengan rambut yang sudah mencuat kemana-mana. Membuat mereka benar-benar terlihat sebagai kumpulan berandal sekolah yang baru saja selesai berkelahi. Jieun menghentikan larinya membuat yang lainnya sontak melakukan hal yang sama. Jieun berbalik dan menatap Hyunwoo, Myungsoo dan Baekhyun secara bergantian yang terlihat  kelelahan terbukti dari nafas mereka yang terengah-engah. Jieun mengatur nafasnya yang memburu.

“Ku rasa kita sudah jauh dari tempat tadi. Jadi sebaiknya kita tidak perlu berlari lagi.” Baekhyun berkata sambil memegangi dadanya.

“Kau benar Baek.” Timpal Hyunwoo

Jieun menatap ketiga orang di depannya. Luka-luka memar disertai darah yang mulai mengering benar-benar tergambar jelas di wajah mereka. Tampilan ketiganya terlihat tidak baik.

“Kalian tidak mau ke rumah sakit?” tanya Jieun

“Tidak.” Kompak mereka bertiga

“Tapi luka kalian?” Jieun sekali lagi bertanya.

“Ini bukan luka berat Ji, aku baik-baik saja. Pukulan Hyunseung dan teman-temannya tidak berarti apa-apa untukku.” Hyunwoo menjawab disertai ringisan di bibirnya.

Jieun maju mendekati Hyunwoo, kedua matanya menatap sinis ke arah kakaknya membuat Hyunwoo menelan ludahnya. Hyunwoo merasakan aura hitam keluar dari tubuh Jieun. Belum lagi tatapan tajam Jieun yang terlihat ingin mengulitinya.

“Tidak berarti apa-apa? Oh siapa tadi yang terkapar saat ditendang oleh Hyunseung?”

Jieun menunjuk wajah Hyunwoo membuat Hyunwoo tertawa masam.

“Ah itu, sebenarnya aku tadi sengaja mengalah Ji. Kau tahu bukan kebanyakan tokoh utama itu kalah terlebih dahulu saat melawan musuhnya.” Hyunwoo beralasan.

“Astaga oppa!!! Alasan mu benar-benar tidak masuk akal. Tokoh utama yang babak belur, itu yang benar.”

Jieun dengan sengaja menekan luka di pipi Hyunwoo, membuat saudaranya itu mengaduh pelan. Belum cukup dengan itu, Jieun bahkan dengan sengaja menepuk keras perut Hyunwoo yang menjadi korban tendangan Hyunseung.

“Awww, sakit Ji.”

“Luka ini tidak berarti apa-apa....”

Jieun memeletkan lidahnya saat menirukan perkataan Hyunwoo tadi.

Myungsoo dan Baekhyun hanya mampu menatap penuh tanya kearah dua orang di depan mereka yang seolah mengabaikan keberadaan Myungsoo dan Baekhyun. Myungsoo bingung dengan hubungan Jieun dan Hyunwoo. Mengapa temannya itu sangat akrab dengan Jieun, bahkan gadis itu dengan berani memarahi Hyunwoo yang hanya ditanggapi pasrah oleh Hyunwoo. Jieun bahkan tidak ragu lagi untuk menyentuh bagian-bagian tubuh Hyunwoo. Apa mereka pacaran? Myungsoo tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya.

Beloved EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang