Merasa diperhatikan membuat Myungsoo berbalik menatap gadis mungil yang berada dalam dekapannya. Myungsoo tidak tahu sejak kapan kedua tangannya dengan kurang ajar melingkar di pinggang Jieun. Myungsoo tiba-tiba menjadi gugup, diperhatikan sedekat ini oleh Jieun, Myungsoo bahkan bisa melihat bayangannya sendiri di bola mata Jieun. Nafas Jieun yang menerpa wajahnya juga memberikan sensasi aneh yang baru pertama kali ia rasakan. Bagaimana bisa suasana berubah begitu cepat hanya dengan adegan tatap menatap. Mungkin jika digambarkan itu seperti ada angin yang bertiup lembut lalu tiba-tiba kelopak bunga berjatuhan. Mata Jieun mengerjap pelan membuat Myungsoo tersadar.
Chapter 8
Kedua anak manusia berbeda gender itu saling menatap tajam. Mereka adalah Jieun dan Myungsoo, setelah perdebatan panjang di sepanjang perjalanan akhirnya keduanya diam. Namun tatapan bermusuhan tetap terpancar dari sorot mata masing-masing. Jieun dan Myungsoo saat ini tengah menunggu Hyunwoo dan Baekhyun yang akan menyusul. Kedua orang itu bukannya melarang temannya membolos tapi malah ikut-ikutan membolos dengan alasan setia kawan. Jieun mengusap rambutnya yang masih terlihat basah. Gadis itu bergerak-gerak tak nyaman dalam duduknya di bangku taman. Blazer Myungsoo masih membungkus tubuhnya. Myungsoo melirik Jieun yang terlihat tak nyaman. Pemuda itu bersiap untuk mengucapkan beberapa kalimat untuk Jieun.
“Ini pasti ulah dua orang tadi.”
Jieun menoleh pada Myungsoo setelah mendengar suara pemuda itu.
“Maksudmu?”
“Orang yang mengerjaimu, aku sempat melihat mereka tertawa saat keluar dari toilet. Ternyata mereka tengah berbahagia setelah berhasil mengguyurmu.”
“Sudah kuduga. Ini bukan kali pertama. Jadi aku tidak heran.” Jieun menunduk
“Aku merasa sedikit tersindir. Sejak awal aku yang selalu menjahilimu, mungkin karena itu orang-orang di sekolah jadi mengikuti jejakku.”
“Kau baru sadar? Kau tahu seberapa buas penggemar wanita mu itu. Aku bisa saja menendang mereka satu persatu. Sayang sekali mereka adalah wanita. Aku akan membiarkan mereka.”
“Sebenarnya aku juga tidak menginginkan penggemar-penggemar seperti mereka. Aku juga ingin hidup tenang, tapi kemana dan dimana aku melangkah pasti teriakan mereka akan mengikutiku. Aku tidak pernah meminta mereka untuk membully mu, meskipun aku sendiri selalu menjahilimu.”
“Kau terlihat menikmati diperlakukan sebagai idola.”
“Katakan padaku jika ada yang menjahilimu. Aku tidak rela jika aku harus berbagi dirimu.” Kata Myungsoo
Jieun menoleh kaget mendengar perkataan Myungsoo yang terdengar ambigu.
“Maksudmu?”
“Yah aku tidak rela saja jika kau dijahili banyak orang, hanya aku yang boleh mengganggumu. Orang lain tidak.”
“Awas saja kau Kim Myungsoo, lain kali aku akan benar-benar melamparmu ke Sungai Han.”
Setelah itu Jieun memanyunkan bibirnya kesal. Myungsoo terbahak melihat wajah cemberut Jieun.
“Yaaa Lee Jieun apa kau mencoba menampilkan wajah imut dengan memanyunkan bibirmu seperti itu.”
Myungsoo menunjuk-nunjuk wajah Jieun dengan jari telunjuknya. Jieun melotot kesal tangan kanannya dengan kesal menampik tangan Myungsoo yang dengan santainya menunjuk-nunjuk tepat di hidungnya. Jieun merasa terintimidasi saat Myungsoo menunjuk hidungnya yang mungil alias tidak mancung.
“Aku tidak sedang bertingkah imut bodoh. Dasar Myungsoo no baka."
“Kasar sekali.” Sungut Myungsoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Enemy
FanfictionCast : IU (Lee Ji Eun) L (Kim Myungsoo) Byun Baekhyun Lee Hyunwoo Ren (Choi Minki) Jung Eunji Bang Minah etc. Author : Juncookie04 Genre : Romance...